Mohon tunggu...
Nimaz HeraMulya
Nimaz HeraMulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Sosok Yoji Akao dan Kontribusinya dalam Manajemen Mutu

30 Maret 2024   22:50 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:54 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matriks House of Quality ini menjadi dasar bagi tim pengembangan produk untuk menetapkan prioritas fitur-fitur yang akan diimplementasikan dalam desain produk. Tim kemudian bekerja sama untuk menghasilkan solusi desain yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dengan memperhitungkan berbagai aspek seperti kinerja produk, biaya, dan keandalan. Selama proses ini, QFD mendorong kolaborasi antara berbagai fungsi dalam organisasi, seperti pemasaran, desain, teknik, dan produksi, untuk memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan dipenuhi dengan tepat.

Repository UIN Suska
Repository UIN Suska

Salah satu keunggulan utama QFD adalah kemampuannya untuk mengurangi risiko kegagalan produk atau layanan dengan memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pengembangan didasarkan pada pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pelanggan. Dengan menggunakan QFD, perusahaan dapat menghasilkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan harapan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif di pasar.

Konsep Hoshin Kanri

Hoshin Kanri adalah metode manajemen yang dikembangkan oleh Professor Yoji Akao di Jepang pada tahun 1950-an. Konsep Hoshin Kanri berasal dari kata-kata Jepang "Hoshin" yang berarti "direction" atau "compass needle," dan "Kanri" yang berarti "control" atau "management." Jadi secara harfiah Honsin Kanrin berarti "perencana kebijakan arah". Konsep ini dirancang untuk membantu organisasi merumuskan dan menerapkan strategi jangka panjang mereka dengan efektif. Pusat dari Hoshin Kanri adalah penetapan sasaran jangka panjang yang ambisius, visi, dan arah yang jelas yang diinginkan oleh organisasi. Sasaran ini kemudian dipetakan ke seluruh organisasi, dari tingkat manajemen puncak hingga tingkat operasional, sehingga setiap bagian dari organisasi memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu aspek penting dari Hoshin Kanri adalah penerapan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) atau siklus perbaikan terus-menerus. Ini berarti bahwa setelah inisiatif strategis dilaksanakan, organisasi terus melakukan evaluasi untuk menilai hasilnya, mengidentifikasi peluang perbaikan, dan mengadaptasi strategi mereka sesuai kebutuhan. Dengan demikian, Hoshin Kanri tidak hanya tentang merumuskan strategi, tetapi juga tentang menjalankan siklus pembelajaran yang terus menerus untuk meningkatkan kinerja organisasi seiring waktu. Konsep ini telah terbukti efektif dalam membantu organisasi mencapai visi mereka dengan cara yang terkoordinasi dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun