Mohon tunggu...
Nimah Ridha Azizah
Nimah Ridha Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Palangka Raya

Mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro, Dosen pengampu : Puput Iswandyah Raysharie, SE., ME

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh GDP dan GNP Terhadap Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Ekonomi

20 September 2023   20:41 Diperbarui: 20 September 2023   21:57 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Gross Domestic Product (GDP), juga dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia yang merupakan ukuran perkembangan ekonomi suatu negara. PDB dihitung sebagai total nilai tambah seluruh unit bisnis di  suatu negara. Nilai ini juga dapat berasal dari nilai akhir seluruh barang dan jasa yang diproduksi di setiap sektor perekonomian. Secara umum, PDB digunakan sebagai cara untuk menentukan pendapatan nasional. Hal ini menyiratkan bahwa PDB mencakup semua uang yang diperoleh di negara tersebut, baik oleh penduduk domestik maupun  warga negara asing yang tinggal atau mengunjungi negara tersebut. 

            Sementara GNP (Gross National Product) yang biasa dikenal dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan alat ukur nilai total semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara oleh warga negara dan perusahaannya, terlepas dari di mana pun produksi itu terjadi. Nilai semua barang yang diproduksi oleh perusahaan domestik, di mana pun barang tersebut dibuat, termasuk dalam GNP (Produk Nasional Bruto), yang mengukur output ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Pendapatan yang diperoleh penduduk dan perusahaan asing  di Indonesia tidak termasuk dalam GNP, begitu pula barang yang diproduksi oleh perusahaan asing di Indonesia. Di sisi lain, GNP mengacu pada  jumlah total produk dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat di dalam negeri dan internasional pada tahun tertentu.

            Pemerintah menggunakan GDP sebagai alat untuk mengamati pola ekonomi seperti inflasi, resesi, atau pertumbuhan. Efektivitas kebijakan moneter dan fiskal juga dievaluasi berdasarkan GDP. Misalnya, pemerintah dapat menerapkan langkah-langkah stimulus ekonomi sebagai respons terhadap penurunan GDP untuk merangsang pertumbuhan. Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan pada investasi asing atau meningkatkan ekspor, karena GNP menunjukkan  sebagian besar pendapatan nasional dikirim ke luar negeri dalam bentuk keuntungan repatriasi. Pemerintah dan pakar ekonomi dalam pengambil keputusan menggunakan produk domestik bruto (PDB) dan produk nasional bruto (PNB) sebagai dua indikator ekonomi terpenting untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara. Kedua variabel ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan dan pilihan ekonomi yang mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Adapun kebijakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yaitu :

  • Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi

GDP mengukur total biaya semua produk dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama periode waktu tertentu. GDP berfungsi sebagai indikator utama untuk mengukur besar kecilnya perekonomian suatu nasional. Di sisi lain, GNP mencakup seluruh pendapatan yang diterima  warga negara, termasuk pendapatan yang dihasilkan di tempat lain. Kedua ukuran ini digunakan oleh pemerintah dan ekonom untuk menentukan apakah perekonomian suatu negara tumbuh atau menyusut.

  • Pembuatan Kebijakan Fiskal, Moneter, Perdagangan Internasional

GDP dan GNP dapat berkembang dengan kebijakan fiskal yang tepat. Pengeluaran pemerintah adalah salah satu contoh bagaimana inisiatif pembangunan yang dapat meningkatkan GDP dibiayai. Keputusan fiskal yang tidak bijaksana, seperti pajak yang berlebihan atau pengeluaran pemerintah yang tidak memadai, dapat menghambat ekspansi ekonomi. Dalam hal kebijakan moneter, misalnya, suku bunga rendah dapat mendorong pengeluaran dan investasi, yang dapat meningkatkan GDP. Sementara itu, kebijakan moneter yang tidak sesuai, seperti suku bunga yang terlalu tinggi atau jumlah uang beredar yang besar, dapat menyebabkan inflasi dan berdampak buruk pada GNP. Selain itu, pertumbuhan GDP dan GNP dapat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan global. Misalnya, kebijakan perdagangan yang ramah ekspor dapat meningkatkan GDP dan GNP. Di sisi lain, kebijakan perdagangan yang mendukung impor dapat menghambat ekspansi ekonomi.

  • Alokasi Sumber Daya

Alokasi sumber daya  pemerintah sangat dipengaruhi oleh GDP dan GNP. Pemerintah dapat mengalokasikan modal dengan lebih bijak jika memahami besaran perekonomian nasional (GDP) dan total pendapatan seluruh penduduk (GNP). Misalnya, pemerintah dapat didorong untuk meningkatkan investasi pada sektor-sektor ekspor yang sedang berkembang atau pada infrastruktur yang mendukungnya jika mereka menerima bagian pendapatan yang signifikan dari sektor-sektor tersebut.

  • Daya Tarik Investasi

Ketika mengevaluasi peluang investasi, para pengambil keputusan investasi nasional dan internasional sering kali mempertimbangkan GDP dan GNP. Investor cenderung tertarik pada negara-negara dengan GDP yang kuat dan pertumbuhan GNP yang konsisten karena indikator-indikator ini menunjukkan stabilitas ekonomi jangka panjang dan prospek pertumbuhan. Oleh karena itu, variabel-variabel ini berdampak pada aliran investasi negara.

  • Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan ekonomi jangka panjang juga didukung oleh GDP dan GNP. Pemerintah dan dunia usaha dapat menggunakan data ini untuk merencanakan pertumbuhan berkelanjutan, mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perhatian lebih, dan mengatasi permasalahan struktural ekonomi.

            Kesimpulannya, GDP dan GNP merupakan indikator penting keberhasilan perekonomian suatu negara dan mempunyai dampak signifikan terhadap banyak aspek kebijakan ekonomi dan pengambilan keputusan. Keduanya memberikan wawasan mengenai kesehatan, perluasan dan stabilitas perekonomian negara. Oleh karena itu, untuk membangun rencana perekonomian yang efektif dan berkelanjutan, pemerintah, analis ekonomi, dan pengusaha harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap kedua indikator tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun