Mohon tunggu...
Nimatus Solikha
Nimatus Solikha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Saya seorang mahasiswi UM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Pendidikan Desa VS Kota

27 Maret 2023   12:51 Diperbarui: 27 Maret 2023   13:03 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gempol, Pasuruan - TK Bangkit di Gempol, Pasuruan, menjadi salah satu sekolah pendidikan anak usia dini yang mengeksplorasi perbedaan pendidikan di desa dan kota.

Terletak di perbatasan antara kecamatan Gempol dan Ngoro, sekolah ini menghadapi tantangan dalam menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat.

Dalam pendidikan di desa dan kota, lingkungan belajar dapat menjadi faktor penting dalam pengembangan potensi peserta didik. Kepala Sekolah TK Bangkit, Ibu Tri, mengatakan bahwa sekolah ini mencoba untuk memanfaatkan karakteristik lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran bagi peserta didik.

"Kami memiliki anak-anak dengan latar belakang bahasa sehari-hari yang beragam, seperti bahasa Jawa dan Madura. Kami mencoba memanfaatkan karakteristik bahasa ini sebagai sarana pembelajaran, misalnya dengan memperkenalkan kosakata baru dalam bahasa sehari-hari yang mereka gunakan," ujarnya.

Selain itu, kebanyakan masyarakat di sekitar sekolah adalah muslim. Oleh karena itu, TK Bangkit juga menekankan pendidikan agama yang kuat dalam program pembelajarannya.

"Kami mengajarkan nilai-nilai agama Islam dan membantu anak-anak memahami arti pentingnya dalam kehidupan mereka sehari-hari," tambah Ibu Tri.

Pendidikan di desa dan kota memiliki tantangan dan keunikan masing-masing. Di TK Bangkit, sekolah ini menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak di daerah perbatasan, sementara juga mengeksplorasi lingkungan belajar yang beragam.

Namun, dengan memanfaatkan karakteristik bahasa dan budaya setempat, serta mengintegrasikan pendidikan agama, TK Bangkit berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam.

TK ini memiliki karakteristik yang sangat unik, dengan 30 peserta didik berusia 4-6 tahun yang terbagi ke dalam kelas A dan B. TK ini juga memiliki kepala TK dan empat guru, dengan dua guru lulusan sarjana pendidikan dan dua guru lulusan SMA.

Kepala sekolah juga bertindak sebagai operator sekolah dan tenaga administrasi. Kebersihan sekolah di TK Bangkit Gempol dikerjakan bersama-sama oleh para guru dan murid, karena sekolah ini tidak memiliki tenaga kebersihan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun