Mohon tunggu...
nimatul mahbubah
nimatul mahbubah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mari Ketahui Apa Itu Autisme

9 Desember 2022   12:40 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:19 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Autisme bukanlah penyakit, melainkan sindrom yang ditandai dengan penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya sehingga anak autis hidup dalam duniannya sendiri. Gejala penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat ditemukan Ketika dewasa. Saat ini, autism lebih dikenal dengan sebutan gangguan spektrum autism atau autism spectrum disorder (ASD).

Autism merupakan salah satu jenis ABK yang berpengaruh terhadap kehidupan anak. Gangguan yang paling utama dalam hal ini yakni perkembangan social dan komunikasi. Sama seperti individu yang nnormal, kelainan pada intelegensi verbal atau Bahasa dan kesulitan dalam mengaktualisasikan tingkah laku, secara menetap, keinginan, kesenangan dan rutinitas.

Beberapa ciri-ciri yang dimiliki anak autism, yaitu

1.Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan nonverbal

2.Gangguan pada bidang interaksi social

3.Gangguan pada bidang perilaku dan bermain

4.Gangguan pada bisang perasaan dan emosi

5.Gangguan pada persepsi sensoris

Karakteristik yang dimiliki anak autism

Anak yang memiliki kelainan autism sejak lahir mudah dikenali. Mereka sering kali menunjukan perbedaan dari anak normal lainnya. Karakteristik yang umum terlihat pada anak yang memiliki kelainan ini yakni, mereka cenderung untuk melengkungkan punggungnya kebelakang menjauhi pengasuhnya atau yang merawatnya. Hal ini dilakukan agar menghindari kontak fisik dengan mereka.

Pada umu 1,5-3 tahun anak-anak autistic menunjukkan perkembangan yang normal. Kemudian gejala-gejala autism mulai timbul. Anak autistic sering kali ketinggalan dalam hal komunikasi, keterampilan social dan kognisi.

Perilaku yang perseverative ialah salah satu karakteristik yang paling umum dimiliki pada anak-anak autistic. Kehendak yang kaku untuk melakukan atau berada dalam keadaan yang sama terus menerus.

Anak autis memiliki karakteristik dalam bidang komunikasi, interaksi social, sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi sebagai berikut:

a.Komunikasi

1.Dalam hal ini anak yang mengidap kelainan autis akan sedikit lambat atau sama sekali tidak ada perkembangan bahasanya.

2.Anak akan tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah bicara tapi kemudian sirna.

3.Ucapan yang dia lontarkan tidak sesuai artinya.

4.Mengoceh tanpa arti dengan Bahasa yang tidak dimengerti orang lain.

5.Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi

b.Interaksi Sosial

1.Anak berkelainan autis ini tidak suka keramaian atau lebih suka menyendiri.

2.Ketika berhadapan dengan orang dia cenderung menghindari kontak mata.

3.Tidak ada ketertarikan bermain Bersama teman.

4.Ketika diajak bermain, dia tidak mau bahkan menjauh.

c.Gangguan Sensoris

1.Sangat sensitive terhadap sentuhan, tidak suka dipegang ataupun dipeluk.

2.Tidak bisa mendengar suara keras atau dia akan refleks menutup telinga ketika dia mendengar suara keras.

3.Senang mencium dan menjilat mainan atau benda yang dilihatnya.

4.Tidak sensitive terhadap rasa sakit dan rasa takut.

d.Pola Bermain

1.Berbeda dari anak-anak pada umumnya.

2.Tidak suka bermain dengan teman sebayanya.

3.Tidak memiliki kekreatifan dan imajinasi.

4.Tidak bisa memainkan sesuai fungsi mainnya.

5.Lebih menyukai benda yang berputas seperti kipas angin, roda kendaraan.

e.Emosi

1.Meluapkan segala emosi dengan marah-marah, tertawa-tawa, menangis dengan tanpa alasan yang jelas.

2.Tempertantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang tidak diberikan keinginannya.

3.Suka tiba-tiba menyerang dan merusak.

4.Terkadang bisa melukai atau menyakiti dirinya sendiri.

5.Tidak memiliki empati dan tidak memikirkan perasaan orang.

Gejala autism

Gejala-gejala yang dialami pada anak yang menderita autis adalah diare atau sembelit yang sulit untuk diatur, sakit pada bagian perut, adanya gas dan kembung, buang air besar yang berbau busuk dan berwarna lebih mudah, dan kesulitan tidur setiap malam yang disebabkan oleh saluran usu yang mengalami panguan sepanjang malam akibat asam lambung naik dan membakar esopaghus, yaitu tempat dilaluinya makanan menuju perut.

Faktor Penyebab Anak Autis

Penyembab autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi susunan otak. Menuruut para ahli penyebab autis dan diagnose medisnya adalah :

1.Pada sat ibu menyusui, ibu mengonsumsi obat secara berlebihan. Sehingga berdampak pada kandungannya.

2.Factor kandungan (prenatal)

Pemicu autisme dalam kandungan dapat disebabkan oleh virus yang menyerang pada trisemester pertama. Yaitu syndrome rubella.

3.Factor kelahiran

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, premature dan lama dalam kandungan (lebih dari 9 bulan) beresuko mengidap autis. Selain itu bayi yang mengalami gagal napas (hipoksa) saat lahir juga beresiko mengalami autis.

4.Peradangan dinding usus

Umumnya anak yang memiliki penderita gangguan autis memiliki pencernaan buruk dan ditemukan adanya peradangan usu. Peradangan tersebut diduga disebabkan oleh virus.

5.Factor genetika

Factor ini disebabkan oleh factor keturunan. Sedikitnya telah ditemukan 20 gen yang terkait dengan sutisme. Akan tetapi gejala autism baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen.

Autism tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, ada sejumlah metode yang bisa dilakukan agar penderita autism dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terapi perilaku dan komunikasi, atau konsumsi obat untuk mengatasi gangguan perilaku dan mood. Resiko kejadian autism dapat dihindari, terutama oleh ibu hamil, dengan melakukan control kehamilan rutin dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Kini anda sudahmengetahui apa itu autism? Jika anda memiliki anak atau keluarga anak sanak saudara dengan kondisi autis, segeralah berbicara dengan dokter. Gunanya adalah untuk membuat strategi metode atau terapi yang tepat bagi orang tersebut. Dengan mengetahui metode atau terapi yang tepat sejak dini, akan membantu orang dengan autis mampu menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya. Sekian informasi yang saya samapaikan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun