Lokasi tempat kami berdiri, kurang lebih sejajar dengan titik tertinggi air terjun. Tetapi terpisah  jurang luas dengan kedalaman sekitar 40 -- 50 meter. Di dalam jurang ,  terdapat sungai  bersebalahan dengan persawahan. Memandang sesuatu yang indah dan merasa tenang, itulah pengalaman kami di Sunggah.
Ada beberapa tanaman perdu yang unik dan menarik. Sungguh di Sunggah terhampar keindahan karya Sang Maha Pencipta. Salah satu nya, daun yang memiliki tekstur permukaan yang unik, pola rumit, tetapi sangat cantik. Entah apa nama nya.Â
Guna memberi akses pengunjung melihat lebih dekat ke titik air terjun,  dibuatkan jembatan selebar 1 meter sepanjang sekitar 25 meter. Karena  di atasnya terdapat tebing atau bebatuan yang menjorok, maka batu cadas tersebut harus dilubangi agar dapat dilewati. Lalu masyarakat menyebutnya dengan "watu brobos" , atau batu yang bisa dilalui / diterobos.
Puas menikmati suasana alam di Sunggah, saatnya kembali ke rumah. Tetapi rupanya jalan pulang pun tak mudah. Tanjakan dan turunan kembali dilalui. Tetapi tenang, ada Geliga Krim. Berhenti sejenak, oleskan Geliga Krim, minum air putih dan siap melangkah lagi.
Travelling memang menyenangkan, tetapi hampir selalu satu paket dengan rasa lelah dan pegal. Baik karena perjalanan maupun ketika menaklukkan medan. Tetapi berkat Geliga Krim, acara jalan-jalan tetap bisa berjalan.
Jangan kalah oleh pegal, ada Geliga Krim yang dapat diandalkan. Kurang handal apa lagi coba? Bukti bahwa Geliga Krim ampuh mengatasi pegal, telah menjadi pengalaman banyak orang. Dan Geliga kembali meraih TOP BRAND AWARD 2017 sebagai balsam dan krim terpercaya untuk mengatasi masalah pegal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H