Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Singgah di Sunggah, Bikin Rasa Syukur Bertambah

25 Desember 2017   15:23 Diperbarui: 25 Desember 2017   17:03 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidangan yang  dibagikan para peladen ( penyaji makanan) langsung kandas di tangan para pemilik perut yang kelaparan, lelah, dan kedinginan . Petama, bakso sebagai makanan pembuka. Disusul nasi sambel goreng daging, telur rebus bumbu pecok dan acar wortel mentimun. Es podeng menjadi penutup nya.

*****************

Acara resepsi usai. Kami menuju ke musholla di ujung gang. Tujuan utama, sholat dhuhur. Lalu berganti baju dengan pakaian kasual,  sandal jepit dan oleskan Geliga Krim.  Khusunya pada lutut, betis dan pergelangan kaki. JalanAsikGeliga, jalan-jalan asik bersamaGeliga Krim.

Siasp-siap berangkat ke Sunggah yang lokasi nya lebih tinggi  lagi.  Medannya tidak mudah, tetapi bersama Geliga Krim kami yakin bisa melaksanakan JalanAsikGeliga dan BebasPegal.Kami harus bebas pegal, bebas kemana saja.

Rombongan bergerak, melintasi perbukitan, ladang dan persawahan. Selain pertanian padi, warga Ngrayun juga menanam Jahe, Kunyit, Ketela, Jagung dan tanaman produktif lain, Semua tampak ijo roro-royo.

Di Ngrayun, masih ada rumah warga yang full terbuat dari kayu dan gedhek (anyaman bambu) tanpa tembok bata sama sekali. Si Mbah dan Mbok-Mbok hanya mengenakan pakaian dalam (saja) pada bagian atas dan kain / jarik di bagian bawah. Itulah keseharian mereka. Asing dan unik untuk kita, tetapi lumrah bagi mereka. Saya bersyukur, memiliki kehidupan yang relatif lebih baik. Tersentuh peradaban dan teknologi, sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman dan pengetahuan secara lebih baik pula.

rumah-gedek-2-5a40b03e5e1373255e3fbe34.jpg
rumah-gedek-2-5a40b03e5e1373255e3fbe34.jpg
                                                                                                                                             Dokumentasi Pribadi

Sampai di Sunggah, kami harus berjalan kaki sejauh 200 meter. Naik turun dan berkelok. Capek?  Berhenti sejenak, oleskan Geliga Krim untuk mengusir pegal yang mulai  menyerang. Oles, pijit pelan-pelan, biarkan sebentar, rasa hangat meresap dan melemaskan otot yang kaku. Perjalanan dilanjutkan lagi.

Geliga Krim diformulasikan khusus sebagai obat gosok untuk membantu meredakan nyeri otot dan sendi seperti: nyeri akibat pukulan / memar, keseleo, dan nyeri otot pada punggung. Mengandung Methyl Salicylateyang memang diindikasikan untuk perawatan otot,  sakit punggung, sakit tulang atau otot dan radang sendi.

***********

Suara gemuruh air terjun semakin jelas. Menurut warga , suara air terjun Sunggah terdengar hingga radius 3 - 4 kilometer, terutama pada pagi subuh.  Kok bisa ya? Rupanya, tepat di bawah tempat jatuhnya air, terdapat bebatuan lumayan besar. Aliran air  menghantam keras bebaatuan, menghasilkan suara  keras pula. Tak hanya itu, air terjun Sunggah juga memunculkan uap mengepul dari pertemuan air dengan permukaan batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun