Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rabbani Ingin Merangkul, tetapi dengan Cara Memukul

24 November 2017   14:08 Diperbarui: 24 November 2017   18:37 5546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribun Jabar | PUTRI PUSPITA NILAWATI

"Iklan memang bener dibuat tim Rabbani. Tujuannya bukan untuk menyindir, tapi mengajak Rina Nose kembali berhijab." Demikian antara lain penjelasan Manajer Sales Regional Jabodetabek dari Rabbani, Iqbal, kepada kumparan.com, Kamis (23/11/17). Pernyataan disampaikan menyusul iklan Rabbani yang memancing reaksi ribuan pengguna media sosial selama dua hari terakhir.

Format iklan menggunakan bahasa tutur, berusaha ngobrol, santai-akrab. Panggilan ukhti, sayang, saudariku, kepada Rina berusaha menghilangkan jarak dalam proses komunikasi tersebut.

Ilustrasi: i.ytimg.com
Ilustrasi: i.ytimg.com
" Assalamualaikum ukhti @rinanose16 ... Gaduh dunia membicarakan dirimu saat ini. Tapi sudahlah, ambil komentar yang adem dan evaluasi diri kalau ada komentar yang menyiksa pikiranmu. . .Ukhtiku @rinanose16 sayang.. Mungkin kamu sedang punya masalah yang cukup getir. Tapi, bukan maksud mencampuri urusanmu. Sebagai saudari seiman,sebagai muslimah, izinkan rabbani memberimu solusi. .

Mungkinkah kamu kurang trendi dengan hijab yg beberapa waktu lalu kamu kenakan? Mungkinkah bahannya membuatmu tak nyaman? Mungkinkah saat dicuci terus luntur? Mungkinkah harganya kemahalan? Ah masa iya artis kondang macam@rinanose16 masih mikir harga mahal. . Baiklah.. apapun itu alasanmu, kuyakin hatimu tengah rindu sesuatu. Sebagai bentuk dukungan dan rasa sayang sesama muslimah, datanglah ke rabbani. Kamu boleh pilih kerudung rabbani yang kamu suka. Gratis, pilihlah sesukamu wahai saudariku. .

Harga kerudung dan busana muslim rabbani mungkin tak semahal dengan keputusanmu saat ini. Tapi.. kenyamanan dan kualitas rabbani seperti segarnya air dingin di tengah padang pasir, jika kamu mengenakannya. . Silahkan pilih dan ambil yg kamu suka.Ini bentuk dan dukungan kamu agar kau kembali tenang dan menikmati indahnya hijrahmu. Ini bukan mencari sensasi. Tapi sesama muslimah harus saling peduli, bukan saling mencaci. Salam, Rabbani. .#KerudungRabbaniGratisUntukRinaNose "

************

Selayaknya Rabbani yang menggunakan ruang publik untuk memposting iklan, maka pembaca juga boleh memaknai tulisan sesuai tafsirannya. Kalimat-kalimat itu menurut saya, banyak bias, multitafsir. Dituangkan dengan teknik bermain yo-yo, ditarik dilepas, merangkul (tapi) memukul.

Dengan mengambil format nasihat, mengingatkan Rina untuk: ambil komentar yang adem dan evaluasi diri kalau ada komentar yang menyiksa pikiranmu. Seolah Rabbani yakin postingan iklan ini mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan siksaan pikiran Rina. Benarkah begitu? Hmmm, saya tidak yakin.

Rangkulan berikutnya, "Bukan maksud mencampuri urusanmu", sikap ini layak diacungi jempol, sebagai bentuk kedewasaan seseorang dalam sebuah interaksi. Yaitu tidak ingin mencampuri urusan orang lain, meskipun dia sahabat dekat. Jika yang bersangkutan tak ingin membuka pintu bagi keterlibatan kita dalam urusannya.

Tetapi mari kita lihat, deretan praduga sebab Rina lepas hijab. Bahwa mereka menduga, Rina melepas hijab karena merasa kurang trendy, bahan kurang oke dan tak nyaman saat dikenakan serta luntur saat dicuci. Bukankah itu bentuk intervensi? Bukankah ini sebuah sindiran bahwa selama ini Rina hanya mampu membeli atau salah memilih hijab, sehingga luntur saat dicuci, yang tak nyaman saat dipakai, dan modelnya tak mampu membuat Rina tampil trendy?

Lagipula, apa iya, deretan sebab yang diurai itu pantas dan memenuhi syarat untuk menghadirkan kegetiran dalam hidup seseorang? Seperti kalimat sebelumnya: "Mungkin kamu sedang punya masalah yang cukup getir."

Penawaran kerudung gratis untuk Rina Nose. "Kamu boleh pilih kerudung rabbani yang kamu suka. Gratis, pilihlah sesukamu wahai Saudariku." Bebas memilih. Kalimat rangkulannya adalah kesediaan untuk membagi kerudung secara cuma-cuma. Dan bagian memukulnya adalah anggapan bahwa Rina melepas hijab karena tidak memiliki uang untuk membeli kerudung. Jika memang tulus ingin mengajak kembali berhijab atau menawarkan gratisan, efektifkah cara itu ditujukan kepada Rina Nose, seorang artis ibu kota? Atau, yakinkah Anda, masalah tidak punya uang untuk beli hijab adalah alasan Rina melepas kerudung? Kalau saya sih, NO, nggak tau kalau Mas nya.

Disampaikan juga, "Ini bukan mencari sensasi. Tapi sesama muslimah harus saling peduli, bukan saling mencaci."

Jika ini murni sikap peduli dan bukan mencari sensasi apalagi numpang promosi, maka seharusnya Rabbani menyampaikan nasihat dan ajakan kembali itu bukan melalui media sosial.

Bukankah Islam mengajarkan umatnya tentang adab menasihati seseorang atau mengajak kepada kebaikan? Jika ingin memberikan nasehat hendaklah memperhatikan adab-adabnya karena adab tersebut sangat menentukan diterima atau tidaknya nasehat.

Adab memberikan nasihat itu di antaranya:

  • Mengharap ridlo Alloh Ta'ala 
    Adakah iklan ini murni mengharap ridlo Allah SWT? Artinya lepas dari urusan dunia? Mungkin ada, berharap ridlo Allah karena mengajak berhijab adalah bagian dari menyiarkan Islam. Tetapi tidak yakin porsinya utuh seratus persen. Penawaran kerudung gratis untuk Rina Nose dan promo diskon 50 persen untuk pembeli bernama Rina, ke mana muaranya kalau bukan meningkatkan penjualan?
    Tidak dalam rangka mempermalukan orang yang dinasihati
    Seseorang yang hendak memberikan nasihat harus berusaha untuk tidak mempermalukan orang yang hendak dinasihati. Ini adalah musibah yang sering terjadi pada kebanyakan orang, saat dia memberikan nasihat dengan nada yang kasar. Cara seperti ini bisa berbuah buruk atau memperparah keadaan. Dan nasehat pun tak berbuah sebagaimana yang diharapkan.
    Menasihati secara rahasia
    Al Hafizh Ibnu Rajab berkata, "Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia... Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya." (Jami' Al 'Ulum wa Al Hikam, halaman 77)

*********

Mengajak berhijab adalah tidakan mulia. Namun menghalalkan segala cara bukanlah tindakan bijaksana. 

Saat ini, adab, tata krama (mungkin) masih diajarkan dan diserukan, namun suri tauladan semakin sulit ditemukan.

Salam.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun