Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Gue Beda", Tetap Pilih Minyak Kayu Putih Aroma Bukan Minyak "Roll On"

20 November 2017   23:11 Diperbarui: 21 November 2017   13:47 2520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minyak kayu putih adalah perlengkapan sehari-hari yang sudah saya kenal sejak umur balita. Kurang pasti umur berapa tepatnya, tetapi yang jelas penggunaan minyak kayu putih dimulai  setelah saya lepas dari minyak telon. Tentu saja Ibu lah yang mengenalkannya. Beliau selalu membalurkan minyak "pengusir angin" ini bagian perut dan panggung saya setelah mandi. Rasa hangat dan nyaman langsung membalut tubuh, ditambah sentuhan tangan Ibu yang lembut dan penuh kasih. Ah, jadi melow, ingat almarhumah.

Kebiasaan itu tetap saya lakukan hingga kini, ketika saya pun telah menjadi seorang ibu. Seperti  menjadi ritual, sehabis mandi saya tuangkan sedikit minyak kayu putih pada telapak tangan, lalu mengusapkan pada beberapa bagian tubuh. Jika udara sedang dingin seperti saat ini, saya perbanyak pemakaiannya. Hasilnya, berkali-kali kehujanan, badan tetap fit.

Dua anak saya - cowok semua-   juga akrab dengan minyak kayu putih.  Sebenarnya, saya tidak pernah memaksa para jagoan itu untuk ber-minyak kayu putih sehabis mandi, seperti tradisi Ibu saya. Alasannya, karena mereka laki-laki dan ABG pula. Maka saya bebaskan saja. Silahkan memilih apa yang nyaman menurut mereka Tetapi ternyata manfaat yang mereka rasakan, justru membuat tak bisa berpisah dari minyak kayu putih.

Oh ya, jadi teringat, ketika anak-anak masih kecil, suatu hari kami ajak mereka ke sebuah daerah bernama Sukun, di Kecamatan Pulung Ponorogo. Sebuah  kawasan milik Perhutani, yang khusus ditanami pohon kayu putih. 

Jika kita berada atau sekedar melintas di daerah itu, aroma minyak kayu putih langsung menyergap. Tanpa saya duga, rupanya anak-anak suka dan menikmati suasana tersebut. Maka saat mereka tumbuh dan tetap menyukai aroma minyak kayu putih, saya seperti de javu,  meliihat kembali  masa kecil mereka yang menarik nafas dalam- dalam untuk menghirup aroma dari ratusan pohon kayu putih di kawasan Sukun.

Ketika teman-temannya banyak beralih atau memilih minyak angin roll on yang katanya lebih kekinian, my sons  tetap setia pada minyak kayu putih. GueBeda, dan tetap yakin yang pas buat aku adalah KayuPutihAroma.

Makanya, untuk kegiatan lapangan, yang membuat mereka berlama-lama bahkan begadang di ruang terbuka   (keduanya cenderung berkarakter bolang- bocah petualang),  pasti tak lupa membawa minyak kayu putih untuk menunjang aktivitasnya. Katanya,  untuk  mengusir masuk angin, untuk senjata menghadapi serangan udara dingin, dan menghalau gigitan nyamuk.

Si sulung , Raka, aktif  dalam kegiatan seni budaya. Beberapa waktu lalu,  dia tergabung dalam panitia festival budaya "Grebeg Suro" di kota kami. Sebuah event bertaraf nasional. 

Pemerintah kabupaten mengambil langkah berani dengan menyerahkan penyelenggaran acara kepada para pemuda setempat. Anak muda dipercaya sebagai Event Organizer. Hal ini sangat berbeda, dimana pada tahun-tahun sebelumnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadi pemegang kendali sepenuhnya. Dan masyarakat, termasuk para pemuda diposisikan sebagai penonton saja.

Kesempatan pertama sebagai EO ini tak disia-siakan. Gabungan generasi milenial di kota kami bertekat menjadikan event budaya ini benar-benar bertaraf nasional dalam semua aspek. Dan terglobalisasi, itu istilah mereka. Artinya tayangan seni budaya tradisional berupa Reog Ponorogo, bisa dinikmati oleh penduduk dunia.

Untuk itu, konsep acara dibuat sangat berbeda. Lebih tertata. Mulai dari seting panggung, manajemen peserta, penataan tamu / penonton, penjualan tiket serta teknik promosi. Semua misi itu membutuhkan kerja keras dan kekompakkan tim. Salah satunya mengharuskan segenap panitia, ibarat nya harus bermalam di panggung utama aloon-aloon selama beberapa hari. 

Mengapa ? Karena setelah panggung sepi, artinya semua peserta pada malam itu telah unjuk kebolehan, maka  seksi promosi dan humas, justru mulai bekerja.  Raka yang masuk dalam departemen tersebut, harus melakukan  editing video dan foto , karena esok hari penampilan seluruh peserta hari itu, harus sudah bisa di-upload di akun resmi panitia, baik  instagram maupun youtube.

Kegiatan tersebut membutuhkan ketrampilan, ketelitian dan ketekunan. Idealnya, pekerjaan semacam itu dikerjakan pada  siang hari, ketika siklus tubuh berada dalam fase bekerja. Bukan pada malam hari, ketika tubuh terbiasa istirahat. Tetapi apa daya, situasi dan kondisi menuntut semua harus bekerja tanpa mengenal waktu ideal dan tetap memasang target hasil maksimal.

Sebagai ibu, tentu saya khawatir dengan kondisi kesehatan anak mbarep itu. Sepertinya lengkap sudah alasan untuk membuat kesehatannya nge- drop.  Bagaimana tidak? Kondisi tubuh sudah ter-forsir   beberapa hari sebelum acara  untuk segala persiapan, begadang selama berhari-hari di ruang terbuka dan  sesekali hujan menemani, belum lagi kegiatan pribadi yaitu kuliah.

Beruntung dia terbiasa dengan minyak kayu putih,  itulah yang membuat saya lega. Seolah sudah ada tameng pada tubuhnya, sehingga ancaman yang bisa menganggu kesehatannya bisa diminimalisir. Di tengah kesibukannya, Raka telaten mengoles perut, punggung, pelipis dan leher nya dengan Kayu Putih Aroma (KPA) Lavender. Hasilnya, tubuh terasa hangat, rasa lelah berkurang.

Yang lucu, Raka suka menyimpan botol KPA yang telah habis atau kosong. Untuk apa cobak? Untuk dihirup baunya. Hidung yang mulai tersumbat karena udara dingin, bisa langsung plong. Pernafasan lancar kembali. Itu pengakuannya.

Dalam minyak kayu putih terkandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi tubuh, seperti eucalyptol, valeraldehyde, sequiterpene, pinocarveol, pinen, terpinol, camphen globulal, cineol, fenchen, serta butylaldehyde.

Selain kandungan zat-zat tersebut, minyak kayu putih memiliki beberapa sifat-sifat seperti berikut :

  • Dekongestan, Membantu menghilangkan sesak di dada saat dihirup melalui hidung
  • Ekspektoran, membantu pelepasan lendir dari paru-paru.
  • Analgesik, membantu menghilangkan rasa sakit.
  • Antibakteri, membantu membunuh spesies bakteri tertentu dalam tubuh.
  • Antijamur, membantu membunuh spesies jamur.
  • Antivirus, aktif terhadap beberapa virus.
  • Antineuralgic, memberikan efek perlindungan pada sistem saraf.
  • Antiseptik, mencegah infeksi pada luka.
  • Karminatif, membantu pengusiran gas dalam usus.
  • Antipiretik, untuk meredakan demam.
  • Insektisida, digunakan untuk membunuh banyak spesies serangga.
  • Anti-inflamasi, mengurangi peradangan.
  • Antioksidan, melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.

Apalagi kini tersedia Kayu Putih Aroma (KPA), sebuah inovasi yang patut diacungi jempol. Karena mampu menjawab kebutuhan konsumen, akan adanya minyak angin yang menghangatkan tubuh tanpa takut berbau. Aroma  lavender dan rose, memberikan kenyamanan dan rasa percaya diri pemakainya. Tetap hangat, terhindar dari bau minyak bahkan semakin percaya diri dengan aroma lavender serta rose nya.

Saya setuju bahwa KPA, adalah minyak kayu putih kekinian. Raka sangat percaya diri membawa KPA Lavender kemana-mana, diantara komunitas sosial yang sangat zaman now. Justru ke-PeDe-annya itu membuat teman-temannya penasaran. Jika sebelumnya sering membully  Raka sebagai generasi masa kini yang bertradisi masa lampau, karena susah pisah dengan minyak kayu putih, maka kini malah tertarik untuk memakai nya. Kata mereka, khasiatnya nyata dan dan aroma nggak malu-maluin. JadiKekiniandenganKPA, memang jadi kenyataan.

 Cerita Raka, beraktivitas di panitia Grebeg Suro sejak siang hingga malam hari, membuat keringat bercampur kotoran yang menempel di tubuh menimbulkan bau yang 'tak bisa dibilang'. Saking menyengatnya. Hahaha ..., termasuk dirinya. Tetapi  KPA Lavender sedikit banyak mampu menyamarkan bau tak sedap itu dan menggantinya dengan aroma wangi semerbak. Tetap kreatif, tetap jadi diri sendiri, tetap ganteng dengan KPA.

Guebeda, tetap milih minyak kayu putih aroma, bukan minyak roll on. Coba saja, dan Anda akan sependapat. 

sumber : 

17 manfaat minyak kayu putih, manfaat.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun