Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Era Global, Anak Muda Bisa Menjadi Sasaran Produk Tak Halal

7 November 2017   21:56 Diperbarui: 8 November 2017   06:58 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
encrypted-tbn0.gstatic.com

Era digital memicu munculnya budaya global yang seragam. Trend di satu negara / kawasan, akan mewabah ke belahan dunia lain. Contoh nya, budaya K-Pop.  Hampir semua hal  yang nge-trend di negara Korea Selatan, digandrungi juga di tanah air dan beberapa negara. Seperti drama Korea, grup musik/vokal, trend mode/ fashion, dan yang terbaru pernikahan antara Song Joong Ki dan Song Hye Kyo, yang ditetapkan sebagai hari patah hati internasional.

Itulah uniknya budaya global. Memunculkan ragam kesamaan. Satu suka semua suka, mereka benci sesuatu demikian pula kita, dan seterusnya.

Hal-hal berbau Korea ini, paling nampak pada anak-anak muda. Lihat saja, banyak artis kita yang tampil dengan  style rambut berikut warna nya, mirip artis Korea. Bukti lain, model baju a la  Korea membanjiri gerai atau butik. Serta berbagai pernak pernik Korea, yang kini melekat dalam penampilan kids zaman now. 

Semua boleh dan sah-saja,  lha wong  namanya juga selera. Mode yang lagi trend, wajar jika banyak pengikutnya. Ya kan?

Tetapi yang kemudian menjadi kekhawatiran atau bahkan menjadi masalah adalah, ketika trend tersebut juga merambah ke bidang kuliner. Menu yang orang Korea sukai , ( maunya) digemari juga oleh remaja kita. Khusus untuk masalah ini, sepertinya kita harus waspada.

Karena ini menyangkut hukum halal haram. Bukan bermaksud menyalahkan apa yang menjadi menu kesukaan warga Korea Selatan, itu sih  hak mereka. Kita lah yang harus ekstra hati-hati menyikapi. Untuk urusan makanan, apa yang baik dan enak bagi mereka, belum tentu demikian bagi kita.

Demi Tampil Kekinian, Kuliner Pun Harus Update

Suatu hari, Arbi mendapat kiriman mie instan dari temannya. Ketika Bapak Ibu nya bertanya, itu mie apa, dari mana asal nya dan mengapa dikirimi? Jawabnya :  ini namanya mie S*****g    ( Arbi menyebut salah satu produk),  impor dari Korea, dikirimi karena saya pesan, soalnya penasaran banget, ini lagi trend di media sosial. Semua bilang enak,  hot chickennya pedes, nendang.

Orang tua nya langsung cek kemasan mie instan berbungkus hitam tersebut. Rupanya di salah satu sudutnya tertera label halal. Lega....   Karena Produk  berlabel halal sudah pasti melalui proses produksi yang baik dan higienis, terbuat dari bahan-bahan yang aman dikonsumsi, dan diproduksi sesuai standar yang berlaku.

Selama proses cek kemasan tersebut, Arbi yang kebelet mencicipi, sempat uring-uringan. Lihatlah, betapa bahayanya nya ketidak tahuan. Arbi gegabah tidak meneliti makanan impor itu halal atau  tidak. Dia hanya terburu nafsu, ingin selalu update seperti remaja kebanyakan. Tanpa sadar menjadi korban mode, tak peduli resiko yang mungkin menghampiri.

Rupanya, bukan hanya arbi yang keranjingan mengkonsumsi mie instan tersebut. Di supermarket, terlihat ada banyak sekali stok nya. Kata pegawai, memang  disiapkan dalam jumlah banyak karena saat itu sedang laku keras. Bayangkan jika ternyata produk tersebut haram, berapa juta generasi muda kita yang menjadi korban?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun