Bahan dasar atau input berita adalah kejadian dalam suatu wilayah. Area yang luas menawarkan peluang munculnya banyak berita, dan sebaliknya. Wilayah yang sempit dengan dinamika landai, menawarkan jenis liputan yang monoton, itu itu saja. Hal itu bisa menggiring konsumen kepada rasa bosan.
Sementara proses menyusun berita, sangat dipengaruhi oleh jam terbang, kualitas SDM, dan kreativitas para pembuat berita, serta perangkat berburu dan sarana produksi berita.
Satu hal yang seringkali juga membatasi ruang gerak pewarta daerah adalah kedekatan dengan nara sumber (pejabat, tokoh masyarakat dll). Wilayah yang terbatas ditambah budaya sungkan dan ewuh pekewuh, sering menggerus profesionalitas kerja wartawan lokal. Sehingga berita yang muncul seringkali 'ringan', meskipun berasal dari kasus berat.
Maka jika berita lokal kurang diminati, menurut saya kambing hitam nya adalah : jenis berita kurang berragam dan kualitas sajian, baik materi maupun media penyebaran (cetak dan elektronika).
 Jangan Abaikan Berita Lokal
Terlepas dari kualitas berita lokal, dimana pun kita tinggal, seluas atau sejauh apapun jagat dunia maya diarungi, sebaiknya jangan abaikan berita lokal. Ada beberapa alasan :
1. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Peribahasa ini mengingatkan agar kita patuh dan hormat kepada norma - norma masyarakat. Memahami berita lokal adalah salah satu cara menghargai kearifan lokal.
2. Peristiwa lokal, memiliki kedekatan jarak dan psikologis.
Penduduk sekitar, memiliki akses lebih besar untuk segera bergerak dan mencurahkan simpati dan empati terhadap korban kejadian di dekat mereka.
3. Memahami efek kejadian di wilayah sekitar.