Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Art4All, Mencipta Karya Seni untuk Semua

13 Agustus 2017   22:12 Diperbarui: 14 Agustus 2017   07:25 2822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : 3.bp.blogspot.com

Seorang nenek yang tinggal serumah dengan anak dan cucu batita, suatu masa pernah enggan didatangi tamu. Penyebabnya karena merasa malu. Dinding rumahnya penuh coretan aneka bentuk dan warna. Saking banyaknya coretan, pada dinding bagian bawah, hampir-hampir tak tersisa lahan kosong. Penuh coretan tak karuan.

Ya, itulah karya cucu nya, sebut saja namanya Alia. Sejak kecil suka menggores / menggambar apa saja. Selalu mencoret, menggores sekena nya. Apapun bentuknya.

Jika dilihat sekilas, garis dan gambar seperti tak berbentuk. Ditambah lagi antara satu coretan dengan lainnya saling tumpang tindih. Ya.., namanya juga anak-anak. Kesannya tembok semrawut dan kotor. Sang Nenek terus mengeluhkan kebiasaan yang dianggap merusak keindahan dan kebersihan rumahnya.

Mencegah  Alia corat- coret tembok telah dilakukan dengan berbagai cara. Hingga semua orang rumah  kewalahan. Mulai dari melarang secara halus, mengalihkan perhatian, hingga kalimat berintonasi tinggi.

Ketika diberikan buku gambar, buku mewarna atau kertas kosong, yang dilakukan adalah : semua lembarnya diisi gambar dan coretan, mewarnai dikerjakan, dan  sebentar saja sudah penuh, lalu kembali memilih tembok sebagai sasaran. Mengecat ulang dinding juga tak terlalu bermanfaat. Karena tak lama lagi nasib nya akan kembali seperti semula.

Agar perang urat syaraf dengan nenek tak berkepanjangan, ibunda mendaftarkan Alia ke tempat les menggambar. Guru les melihat kemampuan Alia dan menyarankan agar keluarga :

  • Melihat nya sebagai potensi dan bukan kenakalan atau hal negatif
  • Mengembangkan potensi Alia  dengan berbagai cara  ( belajar sendiri atau les )

Hasilnya, setelah rutin les, kemampuan menggambar dan mewarnai melesat. Memasuki usia Taman Kanak-kanak , Alia selalu menjadi wakil TK nya mengikuti lomba mewarnai di berbagai tempat. Alia menjadi langganan juara.  Banyak piala, piagam atau sertifikat berhasil diraih melalui kreasi gambar dan mewarna. Uang pembinaan yang diperoleh, ditabung untuk pendidikan lanjutannya.

Ibunda penuh semangat mendorong Alia meningkatkan kemampuan. Setiap mendampingi dalam lomba, ibunda mengamati cara kerja dan hasil yang dicapai para pesaing anaknya. Dari situ dia mengukur kelebihan dan kekurangan Alia.

Selain itu juga rajin browsingdi internet. Dia ajak Alia belajar bersam-sama,  meng-up date cara mewarnai. Mencari tahu teknik baru dalam mewarnai gambar. Sekaligus mematangkan penguasaan teknik-teknik yang sudah ada, seperti:

blocking : memblok bidang gambar dengan warna tertentu dengan menyapunya secara halus

gradasi : melapisi bagian yang diblock  dengan warna lain yang masih seirama dan bertingkat

mixing : pencampuran. Ada dua teknik mixing yaitu teknik goresan linear dan goresan circular.

Finishing : menghaluskan warna pada bagian yang belum sempurna

Scrabbing dan pushing color  : mengerok bagian tertentu pada gambar menggunakan scrabber untuk penyempurnaan. Serta menekan gambar dengan benda tumpul agar gambar terlihat masuk ke dalam kertas supaya terlihat lebih bersih.

Di luar teknik, juga dipelajari  strategi ikut lomba agar anak lebih siap mental dan fisik, lebih tenang dan mampu menyelesaikan tugas sebaik dan se sempurna mungkin.

Kini tembok rumah tetap penuh dengan coretan Alia. Namun dalam tampilan yang jauh berbeda. Deretan pigura berisi karya seni mewarna. Indah dan sedap dipandang. Dinikmati semua orang.  Art4All.    Menjadi pajangan yang layak terpampang di ruang tamu. Sekaligus membanggakan keluarga.

Berkat prestasi nya, Alia diterima di Sekolah Dasar Favorit, melalui jalur prestasi/ tanpa tes. Sekaligus memperoleh keringanan biaya sekolah selama beberapa bulan. Hebatnya lagi, ternyata di bangku SD, prestasi di bidang akademik lainnya juga menonjol. Ajang lomba yang diikuti meluas. Bukan hanya seni rupa, tetapi juga Matematika.

Mencipta Karya Seni untuk Semua

Apa yang dilakukan Alia, baik yang berupa corat - coret di tembok, maupun menggambar dan mewarna untuk lomba, keduanya adalah proses seni. Yang membedakan, antara lain adalah pengetahuan dan konsep keindahan seni.

Pengetahuan

Alia memiliki bakat di bidang seni rupa. Tetapi karena pada awalnya belum diarahkan, maka potensi tersebut diterapkan dengan "cara" nya sendiri. Yaitu menerapkannya pada dinding dengan bentuk yang kurang beraturan. Ketika mendapat pengarahan dan  memahami ilmu nya, Alia menggabungkan bakat dengan ilmu untuk menghasilkan karya. Dan hasilnya luar biasa.

Tips ini juga berlaku untuk bidang lain. Perpaduan antara bakat atau katakanlah hobi, dengan penguasaan ilmu di bidang tersebut akan melahirkan karya yang hebat.

Konsep Keindahan Seni

Corat - coret pada dinding, bagi Alia adalah sebuah karya seni. Sama dengan proses kreasi nya ketika mewarna atau menggambar dalam suatu kejuaraan.

Namun dari segi keindahan, penikmat karya seni yang di tembok mungkin hanya Alia seorang. Orang lain, termasuk sang nenek menilainya sebagai sesuatu yang buruk. Merusak pemandangan. (the ugly )

Sementara hasil karya dalam lomba, unsur keindahannya bisa dinikmati semua orang.  Art4All.  Mengundang decak kagum dan diganjar dengan predikat juara beserta ragam hadiah. (the beauty)

Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia disebutkan, dalam penilaian keindahan, dikenal dua hal yaitu :

  • the ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan oleh masyarakat banyak, biasanya dinilai buruk namun jika dipandang dari susdut pandang yang lebih luas, ternyata juga terdapat unsur keindahan.
  • the beauty, suatu karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi standar keindahan.

Alangkah indahnya lingkungan sekitar, jika bertebaran karya seni yang apik.  Yang Art4All.  Dapat dinikmati semua orang. Sejauh mata memandang selalu bertemu dengan keindahan.

Sudah saatnya masyarakat meningkatkan keindahan karya seni dari the ugly menjadi the beauty.  Dari yang sisi keindahannya hanya bisa dinikmati segelintir orang, menjadi karya yang bermanfaat bagi orang banyak. Misalnya merubah grafiti liar menjadi mural yang indah. Mengganti selebaran event berupa poster/ pamflet , menjadi banner atau baliho.  

Promo event berupa poster, biasanya ditempel pada dinding. Berjajar, berhimpitan dengan aneka poster lainnya. Menghindari aksi tempel  semau nya ini, banyak pemilik dinding terbuka di lokasi strategis yang memasang pengumuman : " dilarang menempel poster / gambar pada area ini".  Tujuannya jelas, untuk menjaga dinding tetap bersih. Karena poster yang dipasang sembarangan, seringkali tidak menghasilkan keindahan. Sebaliknya justru mengganggu pemandangan. Dan jika sudah kadaluwarsa, susah juga membersihkannya. Para pemasang biasanya hanya mau memasang tanpa ada tanggung jawab melepas dan membersihkan poster, pasca kegiatan. 

Akan lebih baik jika biaya produksi dialihkan untuk membuat banner atau sekalian baliho besar, terpasang pada papan iklan yang tersedia. Desain sama, hanya ukurannnya lebih besar, lebih mudah dibaca, lebih menarik perhatian, dapat dinikmati semua orang, Art4All  dan tentu saja lebih sedap dipandang mata.

Sumber :

  • Enportu Resource, Cara Mewarnai Gambar dengan Crayon
  • Kompasiana, 6 Pebruari 2012 : Muhamad Sigit S., Strategi Buat Anak Untuk Menang Dalam Lomba menggambar
  • Wikipedia Bahasa Indonesia

Minggu,  9 malam.  Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun