Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup di Tanah Surga, Namun Harus Tetap Sadar Bencana

24 Juni 2017   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2017   22:22 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah... berbicara tentang sandiwara radio, ingatan kita akan kembali pada era tahun 80 -- 90 an. Dimana bertebaran  sandiwara radio fenomenal seperti :  Saur Sepuh, Tutur Tinular  dan Babad Tanah Leluhur, dsb.

Saat itu sandiwara radio merajai jagat hiburan di tanah air. Nama Brama Kumbara dan  Mantili  menjadi  selebriti yang suara nya terus memancing rasa ingin tahu dan kekaguman para pendengar. Sampai-sampai ketika ada kesempatan melihat wajah mereka di televisi atau media cetak, histeria pun muncul.

Kini, BNPB bekerja sama dengan 80 stasiun radio, 60 stasiun radio swasta dan 20 radio komunitas yang tersebar di 20 provinsi, akan kembali menayangkan sandiwara radio radio "Asmara di Tengah Bencana 2" sebagai bentuk edukasi dan sosialisai kepada masyarakat.

Tantangan sandiwara radio radio masa kini, untuk memenangkan hati pendengar akan jauh lebih berat. Belajar dari ketertarikan dan ketergantungan masyarakat kepada telpon pintar, mungkin ada baiknya jika sandiwara radio radio "Asmara di Tengah Bencana 2"  mengambil langkah -- langkah dalam penayangannya, antara lain:

  • Melibatkan pendengar secara aktif, bisa melalui kuis/ tanya jawab, dapat pula memberi kesempatan kepada pendengar untuk menyampaikan sumbang saran , berbagi pengalaman, demi memperkaya cerita. Tentu saja dengan hadiah sebagai reward nya.
  • Selalu menampilkan hal-hal baru,  salah satu yang sangat ampuh mengusir penikmat media adalah hal-hal monoton, keajeg-an, tidak adanya kebaruan. Demikian antara lain pernyataan Andi Rustam Munaf, praktisi media.
  • Jadi, hal-hal baru harus terus digali dan ditampilkan agar pendengar selalu setia.
  • Edukasi harus bernas, tidak basi
  • Tahapan penanggulangan bencana mungkin memang sudah dibakukan, tetapi kemasan edukasi nya ke masyarakat harus terus diperbaharui agar terkesan bernas, tidak normatif dan basi. Dan tentu saja, terasa benar manfaatnya.
  • Membuat pendengar merasa " ini gue banget"
  • Serial drama yang saat ini banyak digandrungi, konon adalah drama Korea. Penonton bisa sedemikian terjerat dan tidak mau ketinggalan episode demi episode hingga the end. Mengapa ? Jawabannya mungkin obyektif  misalnya, kebenaran universal tal terbantahkan yang disampaikan drama korea dalam pesan moralnya. tetapi dapat pula ditarik ke ranah bisa subyektif , seperti alur cerita yang sangat membumi yang bisa jadi pernah menjadi pengalaman para penontonnya, hingga bergumam : ini gue banget !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun