Maret, 2021 merupakan kali pertama pembukaan pendaftaran Asistensi Mengajar di Kampus UM pada semester Genap. Pembukaan Asistensi Mengajar ini bukan tanpa alasan. Asistensi Mengajar memiliki tujuan yang sangat hebat, dimata Kampus UM ingin melakukan pemerataan pendidikan dasar dan menengah dengan berbasis teknologi untuk memberikan pendidikan yang inovatif, kreatif dan berdedikasi tinggi berbasis teknologi. Saya sebagai mahasiswa Kampus UM tentunya sangat antusias menyambut kegiatan ini. Asistensi mengajar ini diltuaksanakan selama 20 pekan dengan 16 pekan pelaksanaan di sekolah dan di hargai dengan konversi 20 sks.
Pada waktu pendaftaran Asistensi Mengajar ini, saya mendapatkan satu kendala. Akun saya tidak dapat diakses untuk memilih sekolah yang akan saya tuju untuk pelaksanaan Asistensi Mengajar. Tak hentinya usaha yang saya jalankan, mulai dari menghubungi teman sejawat saya, menghubungi pihak jurusan, serta menghubungi pihak LP 3 Rektorat UM selaku penanggung jawab Asistensi Mengajar. Dalam hal ini, pihak kampus tidak meninggalkan saya begitu saja, Pak Aswin dan Pak Yusuf Shobri selaku pihak penanggung jawab sistensi Mengajar (LP3 UM) membantu saya untuk dapat diprogramkan dalam pemilihan Sekolah Asistensi Mengajar ini.
Saat itu saya di beri pilihan untuk ditempatkan di SMKN 1 Kepanjen atau di SMKN 1 Singosari. Dan setelah melewati berbagai pertimbangan yaang matang, saya memilih untuk di tempatkan di SMKN 1 Singosari. Saya merasa tertantang pada saat melihat profil SMK ini melalui web. Saya merasa ada yang berbeda dan unik dari sekolah ini dibanding sekolah lainnya, dan dari sini muncul harapan saya untuk dapat memperoleh pengalaman yang lebih pada saat Asistensi Mengajar ini berlangsung nantinya.
Dan benar saja, setelah melewati observasi dan FGD, kami melaksanakan Pengantaran Mahasiswa Asistensi Mengajar. Pada saat pelaksanaan ini kami terlihat belum siap mengadakan kegiatan meskipun sudah terlihat sangat baik. Hal ini saya sampaikan karena, pada saat proses persiapan kegiatan masih terjadi banyak sekali miss komunikasi dan miss konsepsi, sehingga beberapa persiapan menjadi sangat molor, sehingga kami mendapat teguran dari koordinator Asistensi Mengajar. Dalam hati saya, "Wah keren banget nih, baru di hari pertama pelaksanaan AM aja udah dapat banyak pelajaran". Ya, memang banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil, mulai dari pentingnya komunikasi, kedisiplinan dan proses menjalankan kegiatan.
Dari kesalahan ini saya belajar, bahwa menjadi seorang guru kita harus menekankan kedisiplinan, baik itu terkait kehadiran dikelas ataupun kehadiran di tempat kerja. Bagaimanapun guru adalah panutan untuk siswanya. Setelah pengantaran Mahasiswa dilaksanakan, minggu berikutnya kami melaksankan pembelajaraan serta pembantuan di bidang non-akademik dan administrasi. Di awal saya melakukan pembelajaran dikelas, saya masuk dengan begitu tenangnya, karena saya merasa yang akan saya hadapi kali ini bukanlah anak kevil, mereka adalah remaja yang memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi dan tentunya mereka nantinya akan berproses bersama saya. Pada saat itu, saya juga berpikir bahwa mereka ini akan menjadi tantangan untuk saya, bagaimana tidak, saya seorang mahasiswi yang akan mengajar anak SMK dengan jurusan otomotif yang notabennya satu kelas kebanyakan siswa laki-laki, dan tentunya candaan mereka nantinya bukan lagi candaan anak-anak melainkan candaan remaja, selain itu saya juga menebak-nebak bahwa saya akan berhadapan dengan siswa yang bermasalah dan tentunya saya harus bisa menyelesaikan masalah itu.Â
Hari itu saya mulai pembelajaran di kelas X OTO 7 (Teknik dan Bisnis Sepeda Motor), di hari pertama saya mengajar saja, sudah ada satu siswa saya yang tidak hadir dikelas dengan tanpa alasan. Saya mencoba untuk mencari tahu tentang siswa itu, saya mulai dengan bertanya ke teman-temannya, dari temannya menyampaikan bahwa memang benar dia jarang masuk sekolah, mungkin dalam sebulan hanya satu kali masuk kelas. Kemudian saya berpikir untuk mencoba menghubungi anak itu dan membuat janji untuk melakukan pertemuan bimbingan dan konseling. Saya hubungi dan saya beritahu dia untuk hadir di pertemuan selanjutnya dan saya sasampaikan saya ingin ngobrol dengan dia. Setelah terjadi obrolan yang sangat panjang, saya simpulkan anak ini tidak masuk sekolah karena belum menemukan tujuan dia ke sekolah itu untuk apa. Mungkin karena background keluarga dia yang kurang lengkap (orang tuanya sudah meninggal), ditambah dengan kakak-kakaknya yang kurang peduli dengan dia, dan dia tinggal bersama budenya yang terkesan cuek dengan perkembangan dan pertumbuhan dia. sayaa taya dia juga memiliki support system yang selalu mengingatkan untuk berangkat sekolah, namun hal itu tidak membuat dia menemukan pentingnya belajardisekolah. Hari itu juga saya beri tindakan kepada dia, saya beri motivasi dia, saya beri tahu pentingnya sekolah untuk apa dan saya juga meminta dia untuk menjalankan sholatnya 5 waktu, karena menurut saya sholat adalah hal terpenting dalam kehidupan, selain itu saya juga berpesan mulai hari itu dia harus masuk sekolah dengan tertib setiap harinya.
Pada pertemuan minggu selanjutnya saya dihadapkan dengan kelas yang berbeda Kelas X OTO 6 (Teknik Kendaraan Ringan 3), karakter anak dikelas ini pada awal saya masuk terkesan anaknya cuek, aktifnya hanya sekedarnya dan mereka sebenarnya anak-anak yang pandai, hanya saja mungkin arena awal perkenalan jadi mereka masih merasa canggung dengan saya. Di kelas ini saya tidak menemukan permasalahan yang cukup rumit. anak-anaknya tertib, disiplin, tuntas belajar dan selalu menghormati guru. seiring berjalannya waktu, mereka juga semakin aktif dikelas, sikap mereka ke saya juga mulai membaur, mereka mulai berani melaksanakan konseling dengan saya. Dan dari konseling ini saya tahu, bahwa mereka yang terlihat baik-baik saja ternyata dalam keseharian mereka mereka juga memiliki permasalahan yang luar biasa. Ada satu siswa dikelas ini yang paling sering melaksanakan bimbingan dan konseling dengan saya, dia bercerita bahwa dia adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara dan ketiganya adalah anak laki-laki, orang tuanya hanya tinggal ibunya, ayahnya meninggal diusia dia yang masih bersekolah SD. Dia juga bercerita bahwa dia sempat tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah. Padahal saya tahu betul anak ini adalah anak yang pandai di kelasnya, dia juga seorang ketua kelas dan aktif dalam berorganisasi. Dari sini saya beri motivasi dia, sya selalu ingatkan untuk dia ppikirkan perjuanagn ibunya untuk memberikan yang terbaik untuk dia. Ternyata motivasi-motivasi yang saya berikan ini bisa diterima dengan baik dan dia menunjukkan perubahan sikap yang lebih baik juga dengan sangat cepat.
Pada pelaksanaan Asistensi Mengajar ini, saya juga sempat ada konflik dengan teman sejawat saya, hanya karena masalah yang menurut saya adalah suatu kewajaran di dunia kerja, hanya saja dia tidak bisa menerima permasalahan itu dan tidak mau mengambil hikmahnya. Dari sini juga saya belajar bahwa di dunia kerja pun tidak selamanya rekan kerja akan baik dengan kita, kapanpun dia bisa berubah sikap kepada kita. Dan kita jangan sampai bergantung kepada orang lain, jika kita masih mampu untuk menjalankan sendiri ya kita jlankan sendiri saja. Karena tidak semua orang bisa membantu kita dengan ikhlas.
Untuk di kegiatan non-akademik dan administrasi kami menyebutnya dnegan piket. Di piket ini kami belajar tentang banyak hal. Banyak hal-hal baru yang kami dapatkan dari piket ini. Kami piket di beberapa tempat seperti, Kantor Normatif Adaptif, BK, Bursa Kerja Khusus, TU, Kantor Jurusan Teknik Mesin dan Perpustakaan. Setiap tempat ini memiliki pembelajaran yang berbeda, mulai dari cara pengarsipan data sekolah melalui excel dan word, kemudian bagaimana cara mempersiapkan publikasi lowongan kerja, proses rekrutmen industtri yang bekerjasama dengan pihak sekolah, proses membuat materi ajar bimbingan dan konseling, proses melakukan pelayanan di knator normatif adaptif dan proses administrasi di perpustakaan serta kantor jurusan dan TU sekolah.
Bapak dan ibu guru di sekolah ini juga menyambut dengan baik kehadiran kami, beliau-beliau memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan di dunia kerja kepada kami. pada intinya pelaksanaan Asistensi Mengajar yang dijalankan oleh kampus UM ini memberikan banyak sekali manfaat dan pembelajaran untuk kami. Saya rasa program Asistensi Mengajar ini harus terus berjalan dan terus di sempurnakan agar bisa di  rasakan kebermanfaatannya oleh orang lain juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H