Transedensi dalam Secangkir Kopi
Transendensi adalah upaya mengarahkan tujuan hidup manusia agar bisa hidup secara bermakna. Nilai-nilai transendental ini adalah nilai-nilai ketuhanan sebagaimana diajarkan di dalam Islam. Nilai-nilai ketuhanan ini yang mengarahkan manusia untuk menemukan nilai-nilai luhur kemanusiaan; atau dengan perkataan lain mengajak manusia menjalankan nilai-nilai kemanusiaan itu menuju ke nilai-nilai ketuhanan.
Bagaimana nilai-nilai transsendental ini bisa tumbuh melalui obrolan yang dibalut secangkir kopi? Kopi awalnya dikenal di dunia peradaban Islam. Asal kata kopi, yaitu qahwa, dikenal sebagai minuman yang berasal dari Yaman. Petunjuk tentang keberadaan kopi sudah dikenal dari karya para intelektual Muslim. Hingga tahun 1616 M, penjualan kopi dimonopoli oleh pedagang Muslim dari Yaman dan Turki. Namun ini bukan tentang sejarah perdagangan kopi, meskipun itu bisa dikaitkan dengan konteks sejarah Islam di timur tengah. Ini tentang kopi, yang bisa membuat kita merenungi betapa nikmat ciptaan tuhan. Dari kopi kita bisa belajar transendensi.
Tentu paparan tiga poin di atas bukanlah analisis ilmiah dan teoritis. Ini adalah interpretasi dan pemaknaan pribadi. Dan sejatinya semua dari kita bisa menginternalisasikan pemikiran-pemikiran besar ke dalam hal sederhana di kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H