Aktivitas akademik perkuliahan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya kita hanya belajar mengenai teori dan praktik sesuai jurusan/program studi saja, dimulai pada tahun 2020 tidak ada lagi batasan Mahasiswa Indonesia untuk belajar apapun dimanapun. Kita bisa belajar dan mengeksplorasi lebih luas dengan kegiatan lintas jurusan/program studi melalui program-program yang ada pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Salah satu programnya adalah KMMI, yaitu Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia yang merupakan pembelajaran dalam bentuk kursus singkat/short course yang mencakup hard skills dan soft skills. KMMI bekerja sama dengan perusahaan mitra seperti industri yang pelaksanaannya bukan dalam bentuk progran magang. KMMI bekerja sama dengan mitra perusahaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari teori, praktik atau penugasan mandiri minimal 3 sks mata kuliah. Hasil akhir atau nilai dari mengikuti program ini dapat dikonversikan dengan mata kuliah yang ada di jurusan/program studi asal.
Salah satu program KMMI yang saya ikuti adalah Short Course Social Mapping yang diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya bekerja sama dengan PT Buana Sriwijaya Sejahtera (Foresty, Rubber, Palm Oil Plantation dan Industries) dengan waktu pelaksanaan 9 Agustus s.d 9 Oktober 2021. Dengan mengikuti program ini, diharapkan Mahasiswa mampu memahami konsep, metode dan teknik Pemetaan Sosial serta dapat membuat laporan pemetaan sosial sesuai dengan standar yang dibutuhkan perusahaan.
Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk didalamnya profil dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut.
Pemetaan sosial merupakan suatu metode visual yang menunjukan lokasi relatif suatu komunitas atau kelompok yang dilakukan untuk menemukenali dan mendalami kondisi komunitas. Pemetaan sosial juga merupakan salah satu pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat dan menjadi salah satu alat analisis sosial serta sebagai social profiling atau pembuatan profil masyarakat.
Dalam program KMMI pembekalan materi dilakukan secara online. Untuk mahasiswa yang berdomisili di sekitar Perusahaan Mitra, praktik dilaksanakan di Perusahaan Mitra tersebut dan untuk yang berdomisili di luar praktik dilaksanakan di domisili asal berfokus pada Desa masing-masing pada 9 September s.d 12 September 2021. Karena saya berdomisili di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, saya menjadikan Desa Sukapura sebagai tempat praktik KMMI. Adapun metode yang digunakan dalam pemetaan sosial ini adalah metode kombinasi (mix method) yaitu mengkombinasikan atau menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data sekunder, wawancara dan pengamatan lapangan. Kepala Desa dipilih menjadi informan kunci karena dianggap informasi yang didapat akan lebih akurat baik secara primer dan sekunder, lalu berdasarkan rekomendasi Kepala Desa, informan kunci selanjutnya adalah Ketua RW 03 dan Ketua RT 03 Desa Sukapura dengan tujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang Desa Sukapura
Desa Sukapura terletak di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yang berbatasan dengan Kota Bandung, Kecamatan Bojongsoang, Desa Citeureup, dan Kelurahan Pasawahan. Adapun praktek lapangan yang dilakukan, adalah di area Mengger Hilir atau RW 03.
Desa Sukapura adalah salah satu dari 6 (enam) desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Dayeuhkolot. Desa Sukapura merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kawasan Pendidikan Telkom dan Kawasan Industri terutama di area Mengger Hilir yang diantaranya PT Alena Textile, PT Rama Indonesia, dan PT Hasta Ayu Nusantara. Status Desa Sukapura adalah perkotaan. Sebelum menjadi Kawasan industri, Desa Sukapura area Mengger Hilir adalah kawasan sawah. Hal ini dibenarkan oleh Ketua RW 03 Bapak Deden “Dulu di Mengger Hilir sebelum sekarang menjadi kawasan industri, adalah kawasan pesawahan dibuktikan dengan adanya patung kerbau” begitupun ketua RT 03 Bapak Shaleh yang membenarkan hal tersebut.
Dari hasil praktik dapat diketahui pemetaan aktor, jaringan hubungan antar aktor, dan deskripsi posisi sosial dan peranan sosial aktor. Adapun beberapa forum sebagai sarana masyarakat dalam mebahas kepentingan publik diantaranya Musdes (Musyawarah Desa) dan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa). Human Capital di Desa Sukapura meliputi kesenian Karinding dan Kacapi Suling. Petani sawah alih pekerjaan ke petani perkebunan, bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki lahan dan belum difungsikan dibudidayakan oleh petani perkebunan untuk dimanfaatkan berkebun. UMKM berjalan sesuai dengan ajuan warga.
Adapun kebanyakan produk UMKM di Desa Sukapura adalah makanan atau jajanan. Dengan pemetaan sosial juga, dapat diketahui vulbarability dan permasalahan sosial sehingga kita dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi Desa. Sehingga potensi Desa Sukapura dapat dimulai dengan menggerakkan Pemuda Desa dan Kelompok Tani untuk menjadi Sukapura HADE “Hebat Pemuda Petani dan Ekonomi”.