Mohon tunggu...
Ni Made Junilla Savitri
Ni Made Junilla Savitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD 2022

Seorang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angakatan 2022 di Universitas Palangkaraya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Rejang Dewa dalam Masyarakat Bali

16 Oktober 2024   10:54 Diperbarui: 16 Oktober 2024   13:49 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seni tari dan drama di Bali tidak hanya sekedar dijadikan sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan kisah, cerita dan ajaran moral keagamaan dalam masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang kebanyakan memeluk Agama Hindu memiliki banyak ritual keagamaan yang melibatkan tarian didalamnya. Seni tari dan drama di Bali memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan spiritualitas masyarakat.

Tari dan drama sering kali dipersembahkan dalam konteks upacara keagamaan dan memiliki tujuan dan makna yang berbeda. Salah satu nya Tari Rejang Dewa. Tari ini sering dikatakan sebagai tarian yang sakral. Tarian ini hanya di tampilkan di pura pada saat upacara odalan. Tari Rejang Dewa bertujuan untuk menyambut kedatangan Dewa/Dewi dari kahyangan yang di percaya dalam Agama Hindu akan datang saat upacara odalan.

Tari rejang dewa ini hanya di bawakan oleh anak perempuan yang belum beranjak dewasa, belum mengalami fase datang bulan dan belum menikah. Hal ini dikarenakan tarian ini bersifat sakral dan memiliki makna religi, edukasi, estetika, dan hiburan serta melambangkan kesejahteraan, keselamatan, dan kesucian masyarakat Hindu. Walaupun memiliki makna hiburan, tarian ini hanya dibawakan di tempat-tempat suci.

Tarian Rejang Dewa ini memiliki gerakan yang sederhana bernuansa meditatif. Gerakan nya yang dibuat berulang beberapa kali sehingga dapat mudah di pahami oleh anak-anak. Dalam menari Rejang Dewa kebanyakan pakaian yang digunakan oleh penari adalah pakaian sembahyang yang berwana putih dan kuning, serta menggunakan topi yang terbuat dari daun kelapa muda (busung) yang sudah disediakan. Riasan wajah untuk penari dibuat bold seperti ciri khas tari Bali lainnya.

Tari Rejang Dewa sudah di wariskan secara turun temurun dalam Agama Hindu. Sampai sekarang tari ini masih ditampilkan pada acara-acara keagamaan di tempat suci (Pura).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun