Saya pikir agama Hindu adalah agama yang unik dan magis karena banyaknya ritual penyembahyangan yang berbeda di setiap tempat. Dengan ini pembaca pasti ingin mempelajari lebih lanjut tentang apa yang ada dalam agama ini. Dan siapakah yang dianggap sebagai orang pertama dalam kepercayaan Hindu? Mari kita simak penjelasannya.
Manusia Pertama Menurut Agama Hindu
Menurut kepercayaan Hindu, Swayambu Manu adalah tokoh penting dalam mitologi sebagai kakek moyang manusia pada Manwantara pertama, periode kosmik dalam mitologi Hindu yang dipimpin oleh seorang Manu. Swayambu Manu dianggap menikah dengan Satarupa, dapat dikenal juga sebagai Shatarupa, dan mereka memiliki keturunan yang disebut Manawa (Dewanagari:;IAST:mnava), yang berarti "keturunan Manu" dalam bahasa Sanskerta. Akibatnya, kata "manusia" dalam bahasa Sanskerta berasal dari istilah "manawa".
Mitologi Hindu menganggap Swayambu Manu dan Satarupa sebagai manusia pertama di dunia atau era kehidupan pertama. Setelah masa Swayambu Manu berakhir, periode Manu yang baru dimulai, dan sesuai dengan mitologi Hindu, empat belas Manu yang berbeda lahir yang terdiri dari:
- Swayambu
- Swarocisa
- Utama
- Tamasa
- Raiwata
- Caksusa
- Waiwaswata
- Sawarni
- Daksasawarni
- Brahmasawarni
- Darmasawarni
- Rudrasawarni
- Rocya atau Dewasarni
- Botya atau Indrasawarni
Selama Manwantara mereka, setiap Manu memainkan peran penting dalam menjaga dharma (kebenaran, tata tertib, dan kewajiban), dan mereka juga dianggap sebagai pemimpin spiritual yang mengajarkan manusia pada zamannya. Dalam mitologi Hindu, konsep ini mencerminkan siklus abadi dari penciptaan, pemeliharaan, dan kehancuran, dan setiap Manu mewakili fase tertentu dari perjalanan kosmis ini.
Sedikit yang Anda ketahui tentang Manwantara, yang merupakan satuan waktu Hindu yang terdiri dari 71 Mahayuga. Mitologi Hindu mengatakan bahwa setelah empat belas manwantara berlalu, dunia akan dihancurkan. Saat ini, enam manwantara telah berlalu, dan kita berada di manwantara ketujuh. Jadi, sebelum dunia runtuh, masih ada tujuh manwantara lagi.Waiwaswata Manu, atau Manu saat ini, dikatakan merupakan putra dari dewa matahari Hindu Surya (Wiwaswan). Dia adalah leluhur manusia pada awal era manusia modern. Pada zaman Satyayuga, Waiwaswata Manu lahir dan mendirikan kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya.
Dasar Keyakinan Agama Hindu
Dalam menjalankan agamanya, umat Hindu berpegang teguh pada dasar keyakinan yang terdiri dari lima aspek yang dikenal sebagai Panca Sradha. Kelima aspek ini meliputi:
- Keyakinan terhadap Brahman atau Widhi Tattwa Inti dari ajaran pertama ini adalah keyakinan pada Brahman, atau Tuhan. Dalam agama Hindu, Tuhan disebut dengan banyak nama, seperti Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ini berarti bahwa setiap orang yang beragama Hindu benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Semua.
- Keyakinan terhadap Atman, juga dikenal sebagai Atman Tattwa Kedua, adalah Roh Suci, atau Atman Tattwa. Umat Hindu juga percaya bahwa Jiwatman membuat manusia hidup. Atman dianggap memiliki sifat kekal dan sempurna.
- Keyakinan terhadap Karmaphala atau Karmaphala Tattwa adalah keyakinan dasar ketiga dalam agama Hindu. Kata "Karmaphala" artinya perilaku atau perbuatan, dan "phala" artinya hasil yang didapat. Dengan kata lain, Karmaphala artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan. Singkatnya, orang-orang Hindu sangat percaya pada hukum sebab akibat dalam kehidupan sehari-hari. Karmaphala terdiri dari tiga dimensi waktu: masa sekarang, masa nanti, atau hari esok, dan masa depan.
- Keyakinan terhadap Samsara atau Samsara Tattwa atau punarbawa: Ajaran keempat dalam Panca Sradha adalah Samsara Tattwa, yang berarti percaya pada reinkarnasi, penjelmaan kembali, atau kelahiran kembali. Dalam agama Hindu, ini disebut Punarbawa, yang berarti kelahiran berulang. Menurut agama Hindu, setiap ruh akan kembali kepada Tuhan dan harus berada dalam keadaan suci saat kembali.
- Meyakini dan percaya dengan Moksa, yang berarti bersatunya Brahman dengan Atman, dikenal sebagai Moksa Tattwa. Tidak tanpa alasan, mencapai Jagadhita dan Moksa adalah tujuan tertinggi dalam agama Hindu. Â masukkan kata-kata yang mendukung.
Hubungan Sorga Neraka Dengan Pancasrada
Terdapat tiga aspek yang membentuk hubungan antara sorga neraka dan pancasrada, atau lima keyakinan dalam agama Hindu. Brahman Tattwa adalah keyakinan bahwa ada Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Atman Tattwa adalah keyakinan bahwa ada Jiwatman, atau Roh Suci, yang membuat manusia hidup. Karma Phala Tattwa adalah keyakinan bahwa akibat dari suatu tindakan akan membawa kebahagiaan atau siksaan di masa depan.
Dalam agama Hindu, sorga dan neraka adalah dua tempat yang berbeda. Sementara neraka adalah alam hukuman yang menyiksa semua roh atau Atman yang melakukan perbuatan buruk, sorga memberikan kebahagiaan kepada semua orang yang berbuat baik.
Pancasrada mengatakan bahwa setiap tindakan akan berdampak pada masa depan. Orang-orang akan mencapai alam sorga dengan melakukan hal-hal baik, tetapi dengan melakukan hal-hal buruk, mereka akan kehilangan tempat di sana.
Karma phala dalam pancasrada merupakan dasar moral yang tinggi. Perbuatan yang lebih baik menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar, sedangkan perbuatan yang lebih buruk menghasilkan kehidupan yang lebih buruk.
Sorga dan neraka, menurut agama Hindu, tidak hanya merupakan tujuan akhir, tetapi juga merupakan konsep tingkatan yang berbeda dari kehidupan. Neraka adalah alam yang menyediakan siksaan, dan sorga adalah alam yang menyediakan kebahagiaan. Pancasrada mengatakan bahwa perbuatan yang baik menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar, dan perbuatan yang buruk menghasilkan kehidupan yang lebih buruk.
Solusi dan Alasan Orang Bisa Bunuh Diri Menurut Agama Hindu
Karena ajaran agama Hindu mengajarkan pentingnya menghormati kehidupan dan menjalani karma-karma yang ditetapkan dalam siklus hidup, tindakan bunuh diri, yang dikenal sebagai ulah pati atau ngulah pati, dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Hinduisme.
Berbagai gangguan mental seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan lain-lain adalah penyebab umum bunuh diri. Hindu melihat kondisi seperti ini sebagai ujian atau kesulitan yang harus dihadapi dengan bijak dan dengan bantuan dukungan sosial, keluarga, dan dokter atau psikolog.
Menurut konsep karma dalam agama Hindu, setiap tindakan memiliki akibat, baik di dunia ini maupun di alam setelah kematian. Karena seseorang yang bunuh diri terlalu dini memiliki kemungkinan besar bahwa mereka tidak akan hidup lagi, bunuh diri dianggap sebagai tindakan yang tidak bijaksana.
Menurut kepercayaan Hindu, roh orang yang melakukan bunuh diri diyakini akan pergi ke asurya loka, yang merupakan tempat kegelapan. Ini menunjukkan bahwa bunuh diri tidak dianjurkan dalam agama Hindu karena dapat menyebabkan kondisi roh yang tidak baik setelah kematian.
Penting untuk memahami bahwa penanganan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan jiwa lainnya sangat penting di zaman sekarang. Mendapatkan dukungan sosial, perawatan medis, terapi psikologis, dan kesadaran akan sangat penting karena kesehatan mental dapat mencegah bunuh diri dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Di Bali, setiap orang yang beragama Hindu diharuskan untuk meningkatkan srada dan bhakti, yang merupakan istilah untuk pengabdian dan dedikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Bhagawad Gita XIII.8, setiap manusia dilahirkan dengan enam kelemahan:
- Duka: setiap orang mengalami kesedihan
- Janma: setiap orang lahir
- Vyadhi: setiap orang sakit
- Jara: setiap orang tua
- Dosa: setiap orang melakukan dosa
- Mrtya: setiap orang mati
Seseorang dapat menjadi sombong, takabur, dan angkuh jika mereka berhasil, tetapi jika mereka gagal, mereka akan mengalami depresi, frustrasi, rendah diri, stres, bahkan mungkin bunuh diri. Hendaknya seseorang memahami tanggung jawab dan tanggung jawabnya sebagai manusia.
Kitab Sarasamuccaya 4 menjelaskan kepada umat Hindu bahwa simbol ini adalah jembatan emas yang memungkinkan orang yang melakukan perbuatan baik untuk keluar dari penderitaan. Jadi, manfaatkan menjadi manusia yang baik. Karena penjelmaan sebagai manusia sangat sulit diperoleh. Tidak peduli seberapa hina atau menderita Anda, itu bukan alasan untuk bunuh diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H