Mohon tunggu...
Nilawati Nila
Nilawati Nila Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Merupakan mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berfokus pada pengembangan pembelajaran inovatif. Ketertarikan saya yang mendalam dalam analisis dan pengolahan data.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembelajaran Coding Meningkatkan Keterampilan Siswa di Era Digital

23 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:05 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Empat pilar literasi digital dalam pendidikan adalah kemampuan penggunaan layanan digital (digital skills), beretika dalam ruang digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan membangun budaya digital (digital culture). Pada artikel ini kita akan memabahas salah satu dari keempat keterampilan tersebut, yaitu digital skill. Di era digital ini, keterampilan digital harus dikuasai oleh siswa untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sebagai bagian dari literasi digital, digital skill atau keterampilan digital menjadi aspek penting yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan digital dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memahami, mengoperasikan, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi dalam mengakses dan mengelola informasi dengan baik. Peran teknologi dalam pendidikan tidak dapat dipandang remeh, karena teknologi tidak hanya menjadi alat pembelajaran, tetapi juga membentuk cara kita belajar dan berinteraksi dengan dunia. Menurut menteri pendidikan, bapak Nadiem Makarim salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk menghadapi dunia digital yang semakin berkembang ini adalah kemapuan bahasa pemrograman. Dalam konteks pendidikan di masa kini, diharapkan guru dapat mengintegrasikan pemrograman dan keterampilan digital ke dalam kurikulum mereka. Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan relevan bagi anak-anak, memungkinkan mereka untuk menjadi pembuat konten digital, bukan hanya konsumen.

Pembelajaran digital  Memasuki abad ke-21 salah satu keterampilan digital dasar yang wajib dimiliki oleh seluruh siswa adalah computational thinking. Computional thinking menjadi keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh seluruh siswa seperti halnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Pembelajaran yang melibatkan computational thinking dapat dilakukan melalui cerita, permainan, simulasi interaktif. Siswa dilibatkan secara langsung untuk aktif dalam kegiatan mulai dari menyusun konsep, membuat rancangan, dan menyusun solusi. Industri 4.0 membutuhkan keterampilan-keterampilan baru. Keterampilan baru ini biasanya disebut juga sebagai literasi digital. Literasi digital membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam penggunaan teknologi. Salah satu kecakapan digital baru ini adalah berupa kemampuan membuat program komputer atau lebih dikenal dengan istilah coding.

Coding, atau pemrograman, adalah proses menulis instruksi yang dimengerti komputer menggunakan bahasa pemrograman. Layaknya kita berkomunikasi dengan orang lain, coding memungkinkan kita untuk "berbicara" dengan komputer dan memerintahkannya untuk melakukan berbagai tugas. Proses coding melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, kita harus menentukan tujuan dari program yang akan dibuat, seperti apa yang ingin dicapai dengan program tersebut. Setelah itu, langkah berikutnya adalah merancang program, yaitu bagaimana program akan bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian, kita menuliskan kode, menerjemahkan rancangan program ke dalam bahasa pemrograman yang dipilih. Proses berikutnya adalah menguji dan memperbaiki program, dengan menjalankannya untuk memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan benar, serta memperbaiki kesalahan atau bug yang mungkin ditemukan. Terakhir, kita menyempurnakan program, dengan memperbarui dan meningkatkan fungsinya berdasarkan kebutuhan dan masukan.

Saat ini coding tidak hanya dipelajari oleh orang dewasa, coding sudah dapat dipelajari mulai dari usia dini.  Pembelajaran coding untuk anak dapat membantu mereka memvisualisasikan konsep abstrak, memungkinkan mereka menerapkan matematika ke situasi dunia nyata, dan membuat matematika menyenangkan dan lebih kreatif. Ada beberapa alasan mengapa belajar coding penting bagi siswa. Pertama, coding membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving. Saat belajar coding, siswa diajarkan untuk memecahkan masalah dengan cara yang logis dan sistematis. Mereka belajar untuk menguraikan masalah besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah diselesaikan, dan menguji solusi mereka untuk memastikan kebenarannya. Selain itu, coding juga memperkaya kreativitas dan inovasi. Dalam dunia coding, mereka diberi kesempatan untuk berekspresi dan menciptakan sesuatu yang baru. Dari pembuatan game sederhana hingga desain website yang menarik, siswa dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif mereka dan belajar untuk berpikir di luar kotak. Kemampuan berkomunikasi juga ditingkatkan melalui coding. Siswa dapat belajar bagaimana menyusun instruksi dengan jelas dan ringkas agar dapat dipahami oleh komputer. Mereka juga belajar untuk bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan proyek coding, yang memperkaya keterampilan komunikasi interpersonal mereka.

Salah satu platform pembelajaran coding yang dapat digunakan oleh adalah Scratch.  Scratch adalah platform pemrograman visual yang dirancang khusus untuk anak-anak dan remaja. Scratch menggunakan pendekatan pemrograman visual dengan antarmuka drag-and-drop yang memudahkan pemahaman konsep pemrograman bagi pengguna tanpa perlu menguasai kode berbasis teks yang kompleks. Platform ini menekankan pada kreativitas dengan memberikan pengguna kemampuan untuk membuat animasi, game, dan cerita, sehingga tidak hanya mempelajari pemrograman tetapi juga merangsang imajinasi dan kreativitas mereka.  Scratch bukan hanya alat coding, tetapi juga alat yang dapat membantu belajar bahasa Inggris, matematika, dan sains. Scratch, platform pemrograman visual yang dirancang khusus yang hadir sebagai solusi untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan di berbagai bidang. Scratch juga memfasilitasi pengembangan keterampilan kreatif dan kolaboratif. Siswa dapat berbagi karya mereka dengan sesama pengguna Scratch, memberikan umpan balik, dan bahkan bekerja sama dalam proyek-proyek bersama. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis mereka, tetapi juga kemampuan sosial dan komunikasi dalam lingkungan digital.

Scratch bukan hanya alat coding, tetapi juga alat yang membantu siswa belajar bahasa Inggris. Dengan menggunakan Scratch, siswa terpapar kosakata baru terkait coding dan pemrograman, meningkatkan pemahaman bacaan melalui instruksi dan blok pemrograman yang mudah dipahami, dan melatih kemampuan menulis dalam bahasa Inggris saat membuat proyek Scratch.  Scratch dapat membantu siswa belajar bahasa Inggris dalam beberapa cara:

  • Meningkatkan kosakata: Scratch memiliki banyak blok pemrograman dengan nama dan deskripsi dalam bahasa Inggris. Dengan menggunakan Scratch, siswa akan terpapar kosakata baru yang terkait dengan coding dan pemrograman.
  • Meningkatkan pemahaman bacaan: Scratch menggunakan bahasa Inggris yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan membaca instruksi dan blok pemrograman, siswa akan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami bahasa Inggris.
  • Meningkatkan kemampuan menulis: Scratch memungkinkan siswa untuk membuat cerita dan game interaktif. Dengan membuat proyek Scratch, siswa akan berlatih menulis kalimat dan cerita dalam bahasa Inggris.

Kemampuan coding siswa juga terasah dengan Scratch. Platform ini membantu mereka memahami logika, algoritma, dan konsep pemrograman berorientasi objek. Scratch memperkenalkan konsep dasar pemrograman dan mengembangkan keterampilan berpikir komputasi sambil mewujudkan ide-ide mereka sendiri. Dalam proses ini, siswa belajar untuk berpikir kreatif, bernalar secara sistematis, dan bekerja secara kolaboratif, keterampilan penting untuk semua orang di masyarakat saat ini. Scratch juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa, seperti konsep geometri, trigonometri, dan aljabar.

Dalam bidang sains, Scratch dapat digunakan untuk membuat simulasi ilmiah, merancang dan melakukan eksperimen, serta mengkomunikasikan hasil penelitian dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Dengan Scratch, siswa belajar sains dengan cara yang menyenangkan dan engaging. Scratch adalah alat yang powerful dan kreatif untuk membantu siswa belajar berbagai bidang. Dengan menggunakan Scratch, siswa akan belajar dengan cara yang menyenangkan dan engaging, dan mempersiapkan mereka untuk masa depan.

Dengan demikian, penggunaan platform Scratch dapat menjadi salah satu pilihan tepat dalam dunia pendidikan di masa kini tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan teknologi di masa depan, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin digital. Melalui eksplorasi kreatif dan kolaboratif, anak-anak dapat belajar secara aktif, mengasah kemampuan mereka, dan mengembangkan minat mereka dalam teknologi dan pemrograman. Scratch bukan hanya sekadar alat pembelajaran, tetapi sebuah wadah untuk menggali potensi kreativitas siswa dalam dunia pendidikan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun