Mohon tunggu...
AliN Asmar
AliN Asmar Mohon Tunggu... -

belajar di sini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siapa Suruh Ulang Tahun di IPDN

26 Oktober 2010   13:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


27 Oktober 2010, esokhari adalah hari ulang tahun ku yang ke 21 tahun. Usia yang tidak muda lagi (rekan saya rata2 berumur19 tahun). Akan menjadi hari yang membahagiakan bagiku dengan hadiah dari orang- orang yang menyayangiku. Akan adacahaya dari 21 buah lilin kecil yang menghiasi kue tart hijau berbentuk hati kesukaanku, berpuluh kado terindah yang diberikan oleh teman-temanku yang bahagia karena hidup mereka menjadi beruntung setelahmengenalku. My boyfriend, menyiapkan sebuah kejutan kecil, dinner di sebuah pantai yang diterangi cahaya rembulan dan beberapa buah lilin sebagai bukti sayangnya kepadaku. Bagaimana dengan Orang tuaku, hmmm… sudah pasti mereka paling bahagia karena telah berhasil melahirkan anak sebaik diriku maka apapun yang kuminta ia akan langsung memberikan.

Tapisayang itu hanya mimpi di siang bolong. Kenyataannya, sejak lahir sampai sekarang ayahku tidak pernah memberikanku ucapan selamat ultah apalagi hadiah (biasa). Kenyataannya, teman-temanku sering kena “getah” jika aku berada disamping mereka (trouble maker sejati ) , dan yang paling mengenaskan faktanya aku tidak punya pacar (ckckck“jojoba”jomblo2 bahagia ).

Ingin ku ceritakan sebuah kisah kawan, sisi lain dari sekolah kita yang mungkin dikenal orang karena kematian siswanya atau sekolah yang dianggap biasa saja dengan keberhasilannya mencetak kader Bangsa yang menjadi ujung tombak pemerintahan negara ini. Disekolah ku ini yang Perayaan ulang tahun betul berbeda dari kebanyakan. Normalnya perayaan ultahdi sini penuh dengan kejutan. Mulai dari yang diberi lembaga, teman se-provinsi, sebarak, masing2 berbeda dan semuanyapenuh misteri. kau tak akan pernah tahu kebahagiaan apa yang akan direncanakan buat mu. Lembaga, dalam hal ini pengasuh biasanya mengumpulkan seluruh praja yang berulang tahun pada bulan itu. Tentunya bukan untuk berpesta makan daging sapi guling . ini sekolah kedinasan kawan, maka perayaannya pun cukup sederhana. Hmm, kalo orang ekonom bilang pareto optimum githulah.

Masihkah kau ingat kawan, ketika Neil Amstrong sudah ke bulan dan ruh kita berkelana entah dimana. Komando satu suara yang paling kita segani memaksa kita untuk bermain di tengah malam buta. Permainan akan dimulai untuk menguji daya tahan, kecepatan, keloyalan, dan kecermatan dengan steling pakaian dinas. normalnya steling pakaian dinas tertib berdasarkan jenisnya, namun untuk yang ultah pakaian dikombinasikan dengan perintah lisan yang panjang dan tidak teratur. Misalnya, dalam waktu 3 menit harus berada di lapangan apel menggunakan baret, baju PDL(pakaian Dinas Lapangan), celana PDH(pakaian dinas harian, sepatu laras,ditangan kanan bawa gayung lengkap dengan sikat gigi, handuk diikat di kepala, berlari mengitari ruang kelas hingga ke set depan.Bagi yang tiding lengkap, telat siap2 menerima sanksi. Suasana mencekam menjadi satu dengan tawa, teriakan, dan derap langkah praja yang berlomba dengan waktu, seru abizz. Pada sesi akhir, setelah ngos-ngosan lari, performance ancur-ancuran, pengasuh akan membawakan sebuah kue tart cantiklengkap dengan rentetan puisi indah penuh makna dan edukasi buat yang berultah. Semuanya demi mengukir sebuah senyuman di bibir saudara kita yang pada hari itu sedang berulang tahun. Saudara kita yang bapak dan ibunya bukan ayah ibu kita. Seorang saudara yang wajahnya tak pernah terlukis dalam sketsa keseharian kita sebelumnya. Dalam kegelapan malam bercahayakan bintang dan lilin kecil bukti ketulusan pengasuh kita, tangan kita saling berpegangan membentuk lingkaran. Saling menguatkan satu sama lain, seraya berdoa buat saudara kitayg berultah pada hari itu, mendoakan yang terbaik untuknya. Dari sabang sampai merauke, baik muslim, kristiani, hindu, mau dia hitam atau putih semua tertunduk dalam satu ucapan syukur karena hari ini telah dipertemukan dalam sebuah ikatan yang tak akan lekang dimakan waktu. Terimakasih kepada pengasuhku, Pak Taslim Djafar S.STP, M.Si, Syahrul Syam S.STP, Reinhard Alsius S.STP, ibu Nooraini Syamsuddin S.STP, M.Si. aku mengenang masa lalu ini sebagai sebuah penghargaan terhadap dosen, pelatih, dan pengasuh ku yang brilian. Dengan penuh rasa terimakasih kepada beliau yang selalu sabar dan berhasil menyentuh dan mengajarkan kepada kami nilai kemanusiaan.

Seperi yang ku katakana awal, penuh misteri. Kondisi di barak lain lagi. Jangan ngarap disini bisa dapat kue cantik yang ada lilinnya plus kado manis, yang ada justru bubur yang dibuat dari campuran semua jenis makanan yang ada dijadiin satu. Ada bakso, nasi goreng, biscuit, wafer, silverqueen, dari yang bernama sampai yang tanpa nama, semua jadi satu.Wah bisa kebayang baunya, hahaha. Itu wajib dimakan sama yang ultah. Di ikat di pohon kayak tokek , disiram ma air comberan plus air cucian yang udah di fermentasi seminggu sebelumnya.hahahha lengkap sudah.Semua dilakuintanpa perlawanan yang berarti dari korban. Berhubung ni sekolah kedinasan, teman2 yang super kreatif akan membuat diri kita berpikir sejenak dan menyesali kenapa ultah di IPDN. Caranya gampang, semua baju dinas di celup dalam air, bahkan baju dalam pun tak tersisa. Alhasil, siap2 jd tante2 tukang kredit barang bekas, lobi sana sini hanya untuk mempertahankan hidup esok. Kalo gk berhasil pinjam siap2 kena sanksi karena gk ikut upacara. Edan gk? Tapi inilah yang menguatkan kami. Perhatian dan kasih sayang yang mungkin kebanyakan orang menganggapnyasebagai suatu yang “aneh” atau biasa. nggak ada yang aneh, sebab mau perayaannya di hotel ataukah berakhir terikat di pohon semunya tetap sama. Kesepakatanlah yang membuat sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau sebaliknya. Kesepakatan pula yang membuat sesuatu menjadi indah atau aneh dipandang.

p.s. : melalui tulisan ini, ku sampaikan kepada 8 makhluk Tuhan yang paling s**yang gentayangan di petak E.

“ aku mungkin tidak memiliki KFC (Kendari Fried Chicken hahah) untuk mengenyangkan kalian dikala cacing2 diperut kalian bernyanyi riang,atau jaket mahal dari kulit rusa untuk menghangatkan kalian dikala hujan mengguyurMakassar atau Jatinangor kelak. Tapi, aku berharap persaudaraan ini akan menguatkan kita untuk tetap mencoba menjadi pohon buah di pinggir jalan yang meskipun dilempari orang dengan batu, ia akan tetap menghadiahkan buah yang matang kepadanya.”

Terimakasih untuk si cina kesasar Eny (kalsel),duo Jateng (novi, windri), duo teteh (afni, uci), duo sumbagsel (keryn babel, kuntum palembang) kalian memberiwarna Nila, keceriaan dalam kepedihan serta kebahagiaan dalam kebersamaan. Last but not least kakak2 di Mushalla Tanpa Nama yang terus menjaga kami meski kami sedikit bandel dan sedikit keras kepala (hihihi hawa bersal dari tulang rusuk adam yang bengkok lho).Semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan anugerah-Nya kepada kita. Member kita kesadaran untuk selalu bersyukur dan terus bersyukur atas seluruh curahan nikmat-NYa. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun