dewasa bukan hanya tentang bertambahnya usia, tetapi juga tentang bagaimana kita menyikapi luka dan kecewa dalam hidup. Kedewasaan mengajarkan kita untuk menerima setiap pengalaman, termasuk yang menyakitkan, tanpa menjadikannya alasan untuk dendam atau terus-menerus bertanya, "Mengapa aku?"Sikap dewasa tercermin dalam kemampuan memahami bahwa tidak semua rasa sakit memerlukan kambing hitam. Ada kalanya kita harus belajar menerima bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan. Tidak semua luka memiliki jawaban yang jelas, dan tidak semua kekecewaan layak diakhiri dengan mencari alasan di luar diri kita.
MenjadiProses ini membutuhkan keberanian untuk berhenti menyalahkan orang lain atau keadaan, serta belajar bertanggung jawab atas perasaan kita sendiri. Sikap dewasa juga berarti memahami bahwa berdamai dengan diri sendiri jauh lebih penting daripada mencari pembenaran dari dunia luar.
Kedewasaan bukan berarti menekan rasa sakit atau pura-pura kuat, melainkan membangun ketahanan emosional untuk tetap tegar di tengah badai kehidupan. Dengan begitu, kita belajar bahwa setiap luka membawa pelajaran, dan setiap kekecewaan dapat menjadi pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hidup.
Akhirnya, menjadi dewasa adalah perjalanan untuk menerima hidup apa adanya. Ini adalah tentang bagaimana kita melangkah maju dengan hati yang ikhlas, tanpa menyimpan dendam, tetapi tetap tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman. Sikap ini bukan hanya menunjukkan keteguhan, tetapi juga keindahan manusia dalam menghadapi kompleksitas hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H