Semarang (05/11), Pandemi Covid-19 membuat sejumlah tempat pembelajaran ditutup bahkan dilakukan dengan sistem daring (online), hal tersebut menjadikan masyarakat khususnya di pedesaan terpaksa menunda pengajaran di sebuah tempat mengaji juga.Â
Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo kelompok 91 menghidupkan kembali TPQ dengan membantu mengajar secara tatap muka.
Dalam pelaksanaannya sendiri sebelumnya Mahasiswa yang membantu mengajar juga santri-santri sudah melakukan Vaksinasi, vaksinasi dilakukan untuk mengakhiri pandemi akibat virus covid-19.
Mengahadapi era new normal masyarakat memanfaatkannya dengan melakukan pengajaran langsung di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) yang berlokasi di Dusun Ngaglik, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono.
Sistem yang di terapkanpun dipilih sesuai kemampuan santri-santri yang belajar di TPQ Shofiyatus Sholihah, yang terdiri dari kelas 1,2, & 3. Kelas 1 terdapat 15 santri yang berusia antara 3-9 tahun, kelas 2 terdapat 18 santri yang berusia antara 7-16 tahun, dan kelas 3 terdapat 20 santri yang berusia antara 9-16 tahun. Pembelajaran dimulai pukul 16.00-17.20 WIB.
Kelas terbagi menjadi 2 gelombang, kelas 1 dan 2 masuk sore, sedangkan kelas 3 ada 2 shift sore dan malam. Pembelajaran dilakukan dengan masih menerapkan 5M salah satunya adalah masih dianjurkan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum memasuki kelas.
Sebagai mahasiswa UIN Walisongo yang basisnya adalah agama, Kepala Desa Pledokan sendiri menganjurkan untuk memajukan TPQ yang ada di Dusun Ngaglik.
Mahasiswa UIN Walisongo masih menggunakan jadwal perkelas yang sama seperti sebelum-sebelumnya supaya jadwalnya masih tetap dan santri tidak salah ketika membawa buku atau kitab karena jadwal yang diganti, namun cara pembelajaran dari mahasiswa yang berbeda yang mana sebelumnya penulisan arab pada saat pengajaran menggunakan tulisan latin Indonesia sekarang santri-santri di anjurkan menggunakan tulisan arab agar santri dapat menulis tulisan arab dengan lancar,Â
ketika setengah pembelajaran dilakukan kami selingi dengan permainan tebak-tebakan supaya santri-santri tidak bosan dan ketika ada santri yang salah ataupun kalah ketika menjawab kami suruh untuk maju kedepan lalu membaca do'a-do'a atau surat-suratan yang santri hafal. Pengajaran seperti ini sangat bagus untuk menumbuhkan semangat santri berangkat ke TPQ.
creator by : Nila Maslahatul Aini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H