Mohon tunggu...
Nilam sari
Nilam sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas pamulang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa sastra indonesi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Nyepuh Menyambut Ramadhan di Desa Ciomas Panjalu Ciamis

11 Oktober 2022   17:47 Diperbarui: 14 Oktober 2022   00:51 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/4p7ZtJcQTymhZt5k9

Tanggerang-ratusan warga Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, rela berjalan kaki menyusuri hutan untuk sampai ke makam Kiai Haji Eyang Penghulu Gusti, Makam yang dianggap keramat oleh warga Ciomas ini terletak di tengah hutan Sukarame. Tradisi yang digelar setiap tahun atau sebelum bulan suci ramadhan itu dinamai tradisi Nyepuh.

Tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun ini hingga kini masih terus dilestarikan oleh warga setempat. Arti Nyepuh sendiri adalah penyucian diri secara lahir dan batin. Maka tradisi ini digelar saat menjelang bulan ramadhan dengan niat untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.

Tokoh Masyarakat Desa Ciomas, mengatakan, tradisi nyepuh ini merupakan acara tahunan warga setempat yang digelar saat jelang bulan ramadhan.

"Selain sudah menjadi tradisi, kegiatan ini pun memiliki makna penting bagi masyarakat di sini. Artinya, kegiatan nyepuh ini sebagai simbol untuk mensucikan diri sebelum warga di sini melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan ramadhan,"

dalam tradisi nyepuh ini digelar serangkaian kegiatan ritual keagamaan. Diawali dengan memanjatkan doa dengan menggelar tawasulan hingga siraman dakwah yang disampaikan oleh tokoh agama setempat.

"Tradisi ini sangat kental dengan nuansa islami. Karena tradisi ini dulunya dimulai oleh para kiyai yang menyebarkan agama islam di daerah Panjalu," 

Tradisi Nyepuh ini merupakan bentuk penghormatan dan mengenang jasa-jasa Kiyai Haji Eyang Penghulu Gusti yang merupakan tokoh penyebar agama islam di daerah Ciomas. Tokoh ini dimakamkan di tengah hutan Sukarame. Maka ritual Nyepuh pun digelar di sekitar makam tersebut.

Semasa hidupnya, Eyang Penghulu Gusti pun memberikan pesan penting kepada warga Ciomos. Pesan itu yakni meminta kepada warga setempat agar selalu melestarikan hutan Sukarame. Maka tak heran, warga di sana tak ada yang berani menebang pohon di hutan tersebut. Karena jika ada orang yang melanggar, maka Ia akan mendapat musibah dalam sepanjang hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun