Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebuat sebagai UMKM kini populasinya terus meningkat. Terhitung 5 tahun terakhir ini UMKM mengalami pelonjakan, hal ini terjadi karena lahan pasar bagi para UMKM semakin meningkat bisa dilihat dari banyaknya platform yang menyediakan kesempatan bagi para UMKM untuk mengembangkan usahanya. Di zaman sekarang rasanya sudah tidak asing lagi dengan bahasa berbelanja online , hal ini menjadi salah satu alasan bagaimana UMKM Indonesia bisa terus mengalami peningkatan.
Membangun UMKM ini memang tidaklah mudah, ditengah gempuran lapak UMKM yang kini tersebar diberbagai sosial media terselip kerisauan bagi para UMKM yang tidak menjalankan bisnisnya melalui media massa, namun hal ini tidak dirasakan bagi para UMKM yang membuka usahanya di tempat wisata. Salah satu UMKM yang berdiri ditengah wisata pantai pelangi mengungkapkan bahwa maraknya penggunaan sosial media tidak menjadikan dirinya merasa risau "Justru karena ada sosial media jadi banyak orang tahu tentang pantai pelangi mbak, jadi banyak orang yang datang, kalau banyak yang datang saya jadi banyak yang beli" ujar ibu Sujira salah satu pendiri UMKM warung kelontong yang masih eksis sejak tahun 2019.
Ibu Sujira menamakan warung kelontongnya dengan sebutan "Warung Juang" hal ini diharapkan agar warung milik beliau bisa terus memiliki progres yang baik sebagai bentuk apresiasi yang telah beliau usahakan sejak empat tahun yang lalu, beliau sendiri mengungkapkan bahwa selama membangun usahanya beliau tidak pernah merasa risau atas berkembangnya sosial media, justru beliau merasa sangat diuntungkan, hal ini memberikan perasaan yang kontras antara UMKM yang berdiri disekitar tempat wisata dan UMKM yang mendirikan usahanya ditempat lain contohnya seperti Tanah Abang.
Namun hal ini tidak menjadikan Ibu Sujira merasa tidak memiliki tantangan dalam proses mengembangkan UMKMnya, justru tantangan beliau adalah bersaing dengan warung-warung kelontong lain yang ada disekitar wisata pantai pelangi dan tantangan kedua berasal dari cuaca alam "kalau lagi musim hujan pemasukannya lebih sedikit mbak, soalnya kalau musim hujan orang juga malas buat main ke pantai to", selain berkurangnya jumlah pengunjung pantai dikarenakan musim hujan, berkurangnya pengunjung juga disebabkan oleh tutupnya wilayah kamping yang tersedia disekitar pantai pelangi, hal ini dilakukan oleh para pengelola pantai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diiharapkan.
Untuk menghadapi persaingan antar warung kelontong sendiri Ibu Sujira tidak terlalu ambil pusing "Rezeki sudah ada yang atur mbak Gusti Allah, jadi saya tidak mau terlalu risau" bagi Ibu Sujira para pendiri warung kelontong yang lain juga memiliki hak untuk membangun usahanya disekitar pantai dan juga memiliki hak untuk mendapatkan rezeki sesuai takaran dari Gusti Allah. Ibu Sujira hanya bisa mengupayakan dari hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan sekitar warung agar tetap indah dipandang "Kan kalau warung bersih, pengujung juga suka to mbak untuk belanja di warung ini (warung juang) kalau kotor atau berantakan kan pengunjung juga malas mbak untuk beli dagangan saya"
Dari pembahasan ini bisa disimpulkan bahwa membangun UMKM sekitar wilayah pantai tidaklah mustahil untuk dicoba bagi para pendiri UMKM baru, Ibu Sujira menjelaskan bahwa kelebihan membuka warung kelontong disekitar tempat wisata Anda tidak perlu khawatir bersaing dengan maraknya lapak UMKM berbasis media digital namun kekurangan dari mendirikan warung kelontong disekitar tempat wisata Anda harus mahir mengelola pemasukan untuk berjaga-jaga ketiga musim hujan datang yang menjadikan Anda mendapatkan penghasilan tidak sebesar musim panas. Ibu Sujira memberikan sedikit nasihat bagi para UMKM yang baru mulai membuka usahanya "Awal-awal buka jangan langsung berharap yang beli banyak, dinikmati dulu saja, Gusti Allah maha adil, pasti akan ada rezeki dari buah kesabaran"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H