Tradisi Nyumbang tak hanya membantu meringankan beban biaya pernikahan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi antar warga dan kerabat. Di momen ini, tetangga dan kerabat dapat berkumpul, saling bercengkrama, dan memperkuat rasa kekeluargaan.
Tak hanya itu, tradisi Nyumbang juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal yang telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bantul.
Di era modern, tradisi Nyumbang di Bantul masih lestari, meskipun ada beberapa perubahan. Seperti halnya saat ini, beberapa orang memilih untuk mentransfer uang secara online sebagai bentuk Nyumbang. Meskipun ada beberapa perubahan, esensi tradisi Nyumbang tetap sama, yaitu gotong royong, kepedulian, silaturahmi, dan pelestarian budaya.
Tradisi ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai luhur budaya lokal masih dihargai dan dilestarikan oleh masyarakat Bantul. Tradisi "Nyumbang" di Bantul merupakan wujud kearifan lokal yang patut dilestarikan.
Tata cara nyumbang yang biasa dilakukan di Bantul yaitu yang pertama sesampainya di lokasi, tamu akan disambut oleh penerima tamu/among tamu dan diarahkan ke tempat Nyumbang. Biasanya akan tersedia meja untuk mengisi daftar hadir dan menandatangani buku tamu yang tak jauh dari itu pasti ada kotak yang sudah disediakan untuk memasukkan amplop berisi sumbanga.
Selanjutnya tamu dipersilakan untuk mengambil secukupnya cemilan prasmanan yang telah disediakan, seperti lemper, kacang, tape, dan lain sebagainya sesuai keinginan. Kemudian memilih tempat duduk dan menunggu hingga tuan rumah datang untuk menyapa dan berbincang-bincang sejenak, serta memberikan ucapan selamat kepada calon pengantin dan keluarga. Setelah bercengkrama, tamu dipersilakan untuk mengambil makanan berat secara prasmanan. Namun ada juga sebagian orang yang mengdakan hajatan yang lebih memilih menggunakan “piring terbang”.
Piring terbang yaitu makanan beratnya diantar oleh seorang laden atau yang melayani. Biasanya adalah seorang pemuda dan pemudi dusun tersebut. Sebelum pulang, tamu biasanya akan diberi bingkisan atau oleh-oleh berupa telur, kue kering, atau souvenir pernikahan lainnya. Perlu diingat bahwa tata cara nyumbang mungkin berbeda-beda di setiap daerah dan pernikahan.
Tradisi Nyumbang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bantul memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi dan selalu ingin membantu sesama. Tradisi ini menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus untuk selalu saling tolong menolong dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi Nyumbang merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga.
Tradisi ini bukan hanya tentang memberi bantuan, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Semangat gotong royong, kepedulian sosial, dan kebersamaan yang terkandung dalam tradisi Nyumbang sangatlah penting untuk menjaga keharmonisan dan solidaritas antar warga masyarakat dan kerabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI