Mohon tunggu...
Nilam Dwiyanti
Nilam Dwiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 23107030044 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya adalah salah satu mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang belajar untuk menulis disini. Hobi saya mempromosikan produk mulai dari skincare, fashion, makanan dan lain sebagainya melalui review di akun media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memperkuat Silaturahmi dan Menjaga Tradisi: Mancing Lele 1 Kuintal Usai Lebaran

15 April 2024   23:02 Diperbarui: 17 April 2024   07:41 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama KOMMPAS Setelah Acara Selesai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Idul Fitri merupakan momen spesial bagi umat Islam di seluruh dunia, di mana momen ini menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat, saling memaafkan, dan merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Di Indonesia, tradisi merayakan Idul Fitri tak hanya sebatas silaturahmi dan menyantap hidangan lezat, namun juga diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik.

Di Desa Palihan, Bantul, Yogyakarta, di balik hiruk pikuk perayaan Idul Fitri, terdapat tradisi unik, yaitu tradisi memancing bersama atau lomba mancing, Minggu (14/04/2024).

Di momen penuh berkah ini, desa ini seolah hidup kembali dengan keramaian dan keceriaan. Tradisi ini bukan hanya tentang mendapatkan ikan, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan.

Memancing bukan sekadar hobi atau aktivitas mengisi waktu luang, namun tradisi memancing bersama masyarakat saat libur lebaran di Desa Palihan memiliki makna yang lebih dalam.

Tradisi ini telah diadakan dari 2010 yaitu sudah diadakan dari 14 tahun lalu dan tetap menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang di desa tersebut maupun sekitarnya.

Tradisi tahunan ini selalu diikuti oleh ratusan warga dari Desa Palihan dan sekitarnya. Alasan di balik antusias masyarakat untuk menghadiri tradisi memancing ini cukup beragam.

Pertama, momen ini menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar keluarga dan warga desa. Setelah sebulan penuh berpuasa dan merayakan Idul Fitri, tradisi ini menjadi kesempatan untuk berkumpul, bercanda, dan saling berbagi cerita.

Kedua, tradisi memancing juga menjadi ajang untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur. Di momen ini, anak-anak dapat belajar dari orang tua mereka tentang teknik memancing, kesabaran, dan ketekunan.

Anak-anak juga lebih bisa bersosialisasi dengan warga dan teman temannya. Nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini dan diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka di masa depan.

Ketiga, tradisi memancing juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bersantai dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Desa yang biasanya sepi, tiba-tiba dipenuhi dengan keramaian dan keceriaan. Suara tawa dan canda anak-anak berpadu dengan suara air yang mengalir, menciptakan suasana yang damai dan menyenangkan.

Peserta Lomba Mancing Diikuti Oleh Anak-anak Juga (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Peserta Lomba Mancing Diikuti Oleh Anak-anak Juga (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Kegiatan mancing bersama di Desa Palihan ini diadakan oleh Komunitas Pemuda Pemudi Palihan Sidomulyo (KOMMPAS) dalam rangka silaturahmi warga Palihan di Hari Raya Idul Fitri. Biasanya tradisi ini dilakukan di selokan barat SD 3 Panggang yang berlokasi di RT 02, Dusun Palihan. Awalnya, acara ini hanya diikuti oleh beberapa warga saja. 

Seiring berjalannya waktu, popularitasnya semakin meningkat dan menjadi agenda tahunan yang menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya warga desa Palihan saja, tetapi acara ini dihadiri oleh beberapa warga Masyarakat desa lain karena mengingat lomba mancing ini terbuka untuk umum.

Selain itu, banyak sponsor yang mensponsori acara ini agar lebih meriah, dengan uang tunai, voucher belanja, snack dll. 

Dengan biaya pendaftaran yang terjangkau yaitu 15ribu sudah mendapat pancing yang disediakan oleh panitia yang terbuat dari bambu yang ditambahkan senar dan kail pancing. Maka dari itu peserta tidak boleh membawa pancing sendiri. Senar pancing yang putus, atau kail pancing yang terlepas bisa menghubungi panitia untuk diganti dengan pancing yang baru hanya dengan membayar Rp 2.000 saja. 

Selain itu di pancingnya terdapat nomor undian yang akan diundi oleh panitia untuk mendapatkan doorprize.

Doorprize yang disediakan pun cukup bervariasi, seperti pecah belah, alat mandi, voucher belanja dari para sponsor, dll.

Selain alat pancing dan nomor undian, dengan biaya registrasi 15ribu, peserta juga mendapatkan snack yang berisi air mineral cup dan arem-arem.

Selfie Di Lokasi Lomba Mancing (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selfie Di Lokasi Lomba Mancing (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lomba mancing tahun ini mencapai 136 peserta yang mendaftar dari berbagai desa. Tidak hanya peserta yang mendaftar saja yang berada di lokasi pemancingan, namun terdapat beberapa anggota keluarga para peserta yang turut meramaikan acara ini.

Oleh karena itu, lokasi lomba mancing ini dipadati oleh masyarakat yang tidak semuanya ikut memancing. 

Antusiasme peserta, baik dari Desa Palihan maupun dari desa-desa tetangga terlihat jelas dari siang hari. Sejak pukul 12.00 WIB, para peserta telah bersiap di tepi selokan dengan membawa umpan pancing terbaik mereka, ada yang membawa cacing, tawon, dsb.

Lomba dimulai tepat pukul 13.00 WIB dengan aba-aba dari panitia. Para peserta pun langsung melemparkan umpan mereka ke dalam air, berharap dapat membawa pulang banyak ikan, bahkan dapat memancing ikan yang terbesar.

Selfie dengan Salah Satu Peserta Lomba Mancing Bernama Ninu Asprianti (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selfie dengan Salah Satu Peserta Lomba Mancing Bernama Ninu Asprianti (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Sebenernya aku gabisa mancing, tapi iseng ikut mancing eh ternyata dapet banyak. Setelah diitung kayanya ada 10 lebih. Gapapa deh panas panasan dari jam 12.00 tapi hasilnya mantep, sampai rumah langsung digoreng pokoknya," kata Ninu Asptianti salah satu peserta lomba mancing.

Sambutan Wakil Ketua KOMMPAS (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sambutan Wakil Ketua KOMMPAS (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Kami sangat senang atas antusiasme para peserta yang luar biasa. Setiap tahun tentunya peserta lomba mancing meningkat. Kami berharap acara ini tetap dapat diselenggarakan pada tahun tahun berikutnya. " Ucap Wakil Ketua KOMMPAS. 

Panitia tentunya senang dengan antusiasme para peserta, dan merasa berhasil dalam menyelenggarakan acara yang sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumnya. Dengan usaha dan kerja keras para panitia, acara ini menarik banyak peserta untuk memeriahkan lomba mancing ini.

Ikan yang dipilih oleh panitia yaitu ikan lele. Tahun ini ada sebanyak 1 kuintal ikan lele yang dilepaskan secara bertahap untuk para peserta lomba. Ikan lele yang didapatkan boleh dibawa pulang tanpa ada batas maksimal. Ikan lele sebanyak 1 kuintal itu tidak dilepaskan dalam satu waktu saja, namun bertahap dan disebar ke beberapa titik agar merata.

Sementara peserta yang mendapatkan ikan berpita, akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai mulai dari 5 hingga 20 ribu Rupiah dan tetap boleh membawa pulang ikan lele berpita tersebut.

Sementara peserta yang mendapatkan ikan lele maskot yang berukuran besar, akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 50.000, namun ikan lele tersebut dikembalikan ke panitia. Ikan lele yang berpita berjumlah 20 ekor, dan ikan lele maskot terdapat 3 ekor. 

Maskot Lele (Dokumentasi Pribadi)
Maskot Lele (Dokumentasi Pribadi)

Suasana lomba semakin meriah dengan adanya hiburan musik. Untuk sound system sendiri didukung oleh salah satu warga RT 02 Desa Palihan. Sementara untuk penyanyi dan pengiring musik memanggil orang dari desa lain. Terdapat dua penyanyi perempuan yang diiringi oleh pemain keyboard dan pemain ketipung.

Lagu demi lagu dinyanyikan, bahkan ada peserta yang ikut menyumbangkan suaranya menyanyi di atas panggung. Diselingi dengan pembagian doorprize membuat peserta lomba tidak bosan menunggu ikan lele yang akan memakan umpannya.

Bu Dukuh Saat Mendapatkan Doorprize (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bu Dukuh Saat Mendapatkan Doorprize (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
"Alhamdulillah meriah sekali, tradisi setiap lebaran diadakan lomba mancing oleh pemuda KOMMPAS Dusun Palihan. Disini dari anak2, remaja, dewasa, dan lansia semua berkumpul dan bergembira. Antusias warga sangat luar biasa dan selain dapat ikan lele, kalau beruntung bisa mendapatkan doorprize juga seperti saya ini" Kata Bu Heny selaku Ibu Dukuh Dusun Palihan.

"Dan disuguhi orgen tunggal, semua bergembira. Terimakasih muda mudi KOMMPAS Palihan." imbuhnya. 

Memang dalam acara lomba mancing ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, sampai lansia. Walaupun tidak ikut memancing namun warga sekitar tetap antusias mendukung para peserta dan gembira bisa berkumpul dengan warga masyarakat Dusun Palihan dan sekitarnya. Dengan adanya doorprize dan orgen tunggal menambah ketertarikan dan kegembiraan para warga.

Tak hanya itu, para peserta juga dapat menikmati berbagai jajanan yang dijajakan di sekitar area lomba. Terdapat penjual batagor, crepes, es cekek, dsb.

Lomba mancing ini memberikan dampak positif bagi para pedagang kaki lima dan warung di sekitar lokasi lomba mendapatkan keuntungan dari meningkatnya jumlah pengunjung.

Potret Penjual di Area Lomba Mancing (Dokumentasi Pribadi)
Potret Penjual di Area Lomba Mancing (Dokumentasi Pribadi)

Ketika lomba mancing berlangsung mulai ada peserta yang berdatangan ke meja panitia untuk memberitahukan bahwa mereka mendapatkan ikan lelel berpita maupun maskot.

Peserta yang melaporkan pada panitia akan dicatat namanya dan akan diumumkan hadiahnya pada akhir acara. Totalnya ada 3 orang peserta yang berhasil menarik ikan lele raksasa dengan berat mencapai 1-2 kilogram.

Atas keberhasilannya, 3 peserta berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai 50ribu. Sedangkan peserta yang mendapatkan ikan lele berpita, membawa pulang uang tunai.

Mas Udin, Salah Satu Peserta yang Mendapatkan Maskot (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mas Udin, Salah Satu Peserta yang Mendapatkan Maskot (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Mas Arya, Salah Satu Peserta Lomba (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mas Arya, Salah Satu Peserta Lomba (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Saya senang banget mendapatkan banyak lele. Kayanya udah ada sekitar 15 ekor lele pake 2 pancing ini. Lumayan lah modal 30ribu bisa dapet sebanyak ini, walaupun saya gajadi dapat maskot karena senarnya putus pas dapet maskot. Saya terima kasih banget kepada panitia yang telah menyelenggarakan acara ini dengan sangat baik." Kata Mas Arya salah satu peserta lomba mancing.

Para peserta yang tidak berhasil mendapatkan ikan lele berpita maupun ikan lele maskot, tetap bisa membawa pulang ikan lele hasil memancing tersebut. Hail pancing tiap peserta berbeda, ada yang mendapat 10 ekor bahkan mencapai 20 ekor. Ada juga yang hanya mendapatkan 2-7 ekor saja. Itu tergantung kekuatan, umpan yang dipilih, dan faktor-faktor lainnya.

Tradisi mancing di Desa Palihan menjadi bukti nyata bagaimana budaya dan kearifan lokal mampu mempererat tali silaturahmi antar warga, terutama di momen istimewa Hari Raya Idul Fitri.

Di balik keseruan dan keceriaan dalam memancing ikan, terdapat makna mendalam tentang kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa saling menghormati. 

Tradisi ini tidak hanya melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar warga.

Di tengah modernisasi dan globalisasi yang semakin pesat, tradisi ini menjadi pengingat penting bagi kita untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya dan kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa.

Tradisi ini bukan semata-mata menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk kumpul bersama warga masyarakat ditengah sibuknya kehidupan sehari-hari.

Kesan Pesan Bapak RT 02 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kesan Pesan Bapak RT 02 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Saya senang KOMMPAS bisa mengadakan acara seperti ini setiap tahunnya, saya pun dulu pernah menjadi panitia lomba mancing pas masih menjadi anggota KOMMPAS. Acara positif seperti ini bisa mempererat persaudaraan, apalagi hari lebaran kaya gini bisa untuk ajang bertemu warga lain dan saling maaf-maaf an. Semoga kedepannya bisa tetap diadakan dan ditingkatkan lagi" Ucap Pak Dwi Astoro selaku Ketua RT 02 Dusun Palihan.

Semangat gotong royong dan saling membantu antar panitia dalam mempersiapkan acara mancing juga patut diapresiasi. Panitia dan warga kerjasama berhari-hari untuk menyiapkan acara ini.

Mulai dari rapat, kerja bakti, mempersiapkan pancing dan nomor undian, mempersiapkan doorprize, mencari snack, mencari peserta dsb.

Kegigihan dan kesabaran para pemancing dalam menanti hasil tangkapan mereka mencerminkan kegigihan dan keuletan. Walaupun tidak mendapatkan hasil pancing yang maksimal mereka tetap tidak berkecil hati.

Tradisi mancing di Desa Palihan diharapkan dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi generasi selanjutnya.

Dengan demikian, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang, menjadi landasan moral dan bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan.

Foto Bersama KOMMPAS Setelah Acara Selesai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Bersama KOMMPAS Setelah Acara Selesai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun