Mohon tunggu...
Nila Mashuro
Nila Mashuro Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Tata Busana Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Packaging Batik dari Pelepah Pisang Khas Desa Sumberagung Kecamatan Ngantang,n Malang

26 April 2020   17:30 Diperbarui: 26 April 2020   17:29 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang -- Kecamatan Ngantang, Ada batik yang khas Ngantang yaitu batik “remekan”. Batik “remekan” yaitu batik tulis yang motif dasarnya di remek. Kemudian ada juga batik shibori dan eco printing namun keduanya atau cara pembuatan tersebut tidak dilanjutkan terlebih dahulu, melainkan desa tersebut masih focus dengan batik tulis yang sudah berkembang dan lebih dikembangkan lagi. 

Rencana program kerja awal pada saat KKN di Desa Sumberagung yaitu membantu warga untuk menghakpatenkan nama batik tulis (1), membantu untuk menemukan Packaging.

(2), dan meneruskan usaha dari Universitas Negeri Malang guna mengadakan festival batik tulis (3) agar lebih dikenal dikalangan masyarakat luas, namun dikarenkan ada wabah corona maka KKN Universitas Negeri Malang dipulangkan dan diganti dengan tugas individu di rumah, program kerja yang berjalan hanya sampai membantu warga dalam pembuatan kemasan batik dan membantu warga dalam menemukan variasi motif batik yang digunakan guna persiapan Festival Batik Desa dengan menggunakan Sumber Daya Alam dari Pelepah Pisang.

Kegiatan pembuatan kemasan batik (packaging) ini dilakukan mulai dari hari Kamis, 19 Maret 2020 sampai dengan Minggu, 22 Maret 2020. Singkatnya waktu pembuatan kemasan dikarenakan adanya pemulangan mahasiswa KKN guna tanggap darurat wabah covid-19 yang saat ini sedang merebak. Kegiatan ini berjalan secara terstruktur dan lancar antar kelompok yang telah terorganisir.

Kemasan ini dibuat dengan bahan dasar kertas karton yang mudah didapatkan dan dibentuk menyesuaikan kebutuhan, seperti adanya bentuk kotak ataupun bulat, ada yang dibuat single ataupun double. Dan selanjutnya untuk menambah nilai estetika pada kemasan (packaging) batik ini ditambahkan dengan aksen dari pelepah pisang yang ditempelkan menggunakan lem kayu Rajawali dan ditata sedemikian rupa, tahap selanjutnya adalah pewarnaan pada pelepah pisang dengan menggunakan pewarna plitur pada kayu. Sebelum proses pembuatan, pencarian bahan-bahan seperti pelepah daun pisang mahasiswa KKN dibantu dengan perangkat Karang Taruna di Desa Sumberagung.

Dalam proses pembuatan kemasan batik ini, mahasiswa mendapatkan pendampingan penuh oleh bapak Taufan Heru yang merupakan pemilik rumah Batik “Wong Ngantang” yang berada di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

Oleh : Dina Rosyida

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun