Mohon tunggu...
Nilam Ervika Sari
Nilam Ervika Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tambah Ilmu dari Berwisata

10 Desember 2021   20:07 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berwisata menjadi ajang untuk membuat diri kita rileks atau lebih santai dari sebelumnya. Berwisata juga bisa dikatakan sebagai waktu memanjakan diri dari segala aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan. Berwisata pun membuat pendapatan daerah meningkat atau bertambah. Di Indonesia sendiri banyak pariwisata yang tersebar di berbagai pulau dan daerah seperti, pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua, Sumatera dan lainnya.

Di Sumatera Barat sendiri, lebih tepatnya di Kota Bukittinggi, terdapat banyak sekali wisata yang dapat kita kunjungi. Diantaranya jam gadang, taman margasatwa dan budaya kinantan, benteng fort de kock, jembatan limpapeh, ngarai sianok, jenjang seribu dan bahkan wisata yang dapat menambah wawasan kita, seperti rumah kelahiran Bung Hatta dan lobang Jepang. Dimana letak dari wisata tersebut berdekatan. Namun yang akan saya bahas sekarang adalah lobang Jepang. Dari namanya saja kamu pasti sudah tahu, bahwa tempat wisata tersebut berkaitan dengan peninggalan Jepang saat ia menduduki wilayah ini. Diketahui bahwa, lobang Jepang merupakan tempat persembunyian dan perlindungan tentara Jepang yang dirancang oleh mereka sendiri.

Bentuk dari lobang Jepang itu sendiri seperti terowongan atau bunker, yang dibangun sekitar tahun 1942 sebagai tempat pertahanan. Terowongan atau bunker ini memiliki panjang sekitar 1400 meter dengan lebar 2 meter. Di dalamnya juga terdapat ruangan-ruangan khusus seperti ruang amunisi, ruang penyergapan, ruang pengintaian, ruang penjara dan tentu ruang tempat persenjataan mereka. Salah satu ruangan yang juga bersebelahan dengan ruang penjara yaitu dapur tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ruang tersebut dijadikan tempat penyiksaan terhadap para tahanan atau para pekerja paksa mereka. Bahkan menjadi tempat para tahanan dimutilasi yang selanjutnya dibuang di saluran air mengalir yang berada di sudut ruangan. 

Tempat ini sangat bagus untuk dikunjungi sebagai tempat edukasi mengenai sejarah. Dengan adanya sejarah kita menjadi tahu bagaimana keadaan pada masa penjajahan di zaman dahulu. Untuk harga tiket masuk pun sangat terjangkau, untuk orang dewasa Rp. 15.000 sedangkan anak-anak Rp. 10.000.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun