Manusia sebagai makhluk sosial yang tak dapat dipisahkan dari pergaulan dan ketergantungan antar sesama, salah satunya kepada teman. Tanpa bisa dipungkiri, circle atau lingkaran pertemanan mengambil andil yang cukup besar dalam pembentukan karakter seseorang. Hal tersebut sesuai dengan hadis nabi:
حَدَّثَناَ ابْنُ بَشَارٍ, حَدَّثَنَا اَبُو عَامِرٍ وَابُو دَاوُد, قَالَا: حَدَّثَنَا زُهَيْرُ ابْنُ مُحَمَّدٍ, قَالَ: حَدَّثَنِي مُوْسَى بْنُ وَرْدانْ, عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ, اَنَّ النَّبيَّ صَلَى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ اَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ ( رواه ابي داود)
“Telah bercerita kepada kami Ibnu Basyar menceritakan kepada kami Abu Amir dan Abu Dawud berkata: menceritakan kepada kami Zuhair Ibnu Muhammad berkata: Musa bin Wardan menceritakan kepadaku dari Abi Hurairah: Sesunguhnya Nabi Saw. Bersabda: Kebaikan seseorang ita sangat tergantung pada kebaikan agama orang-orang yang menjadi sahabatnya, maka telitilah baik-baik seseorang yang akan dijadikan teman. (H.R. Abu Dawud).
Kitab Ta’limul Muta’alim adalah salah satu karya fenomenal Syekh Az-Zarnuji yang karena kehebatannya, kitab ini lazim dipergunakan sebagai rujukan sumber telaah para pencari ilmu. Mulai dari hakikat ilmu hingga bagaimana ukuran ideal yang dapat kita jadikan acuan dalam mencari sosok teman. Sebarapa berpengaruh seorang teman terhadap diri kita, Hingga pasal pertemanan pun dimasukkan kedalam sub bab pembahasan. Dalam kitabnya, Syekh Az-Zarnuji menyebutkan satu sya’ir yang berbunyi:
عَنِ المَرْءِ لَا تَسْئَلْ وَاَبْسِرْ قَرِيْنَهُ # فَاِنَّ القَرِيْنَ بِالمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ
فَاِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ سُرْعَةً # وَاِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِيْ
Jika engkau igin melihat karakter seseorang, maka lihatlah siapa temannya, karena seseorang biasanya akan ikut kepada temannya. Apabila engkau temui temannya berbudi buruk, maka menjauhlah segera, dan apabila engkau temui temannya berbudi luhur, maka temanilah segera, maka engkau akan mendapatkan petunjuk.
اَمَّا اخْتِيَارَ الشَّرِيْكْ فَيَنْبَغِي انْ يَخْتَارَ المَجْدِ وَالوَرَعَ وصَاحِب الطَبْعِ المُسْتَقِيم وَالمُتَفَهِّم وَيَفِرُّ مِنَ الكَسْلاَنِ وَالمُعَطِّلِ وَالمِكْثَرِ وَالمُفْسِدِ وَالفِتَانِ
Syekh Az-Zarnuji menyebutkan beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam memilih seorang teman yakni hendaklah seorang pelajar memilih teman yang tekun dalam belajar, wara’ atau sikap kehati-hatian terhadap perkara yang belum jelas kehalalannya, istiqomah, orang yang faham terhadap agama. Serta menjauhi teman yang malas, banyak bicara, suka merusak dan suka memfitnah.
يَا رَبَدْبَد تَرْبُوْدَا زَمَا رِبَدْ # بِحَقِّ ذَاتِ بَاكِ اللّه الصَّمَدْ
يَا رَبَدْ آرَدْ تَرْآ سِوَى الجَحِيْمِ # يَا رَنِيْكُوْ كِيْرَتَا بِيْ نَعِيْمِ
Satu hikmah Persia mengatakan bahwa teman yang jahat lebih berbahaya daripada ular berbisa. Karena teman yang jahat itu akan menjerumuskan anda kedalan neraka jahim. Oleh karena itu, bertemanlah dengan orang-orang yang baik, karena ia dapat menyebabkan anda masuk surga.
Logika sederhana dalam mencari teman adalah Apabila diri ingin menjadi harum, maka berbaurlah dengan orang yang harum, lambat laun bau kita akan seperti mereka. Dengan ini diharapkan agar kita dapat lebih bijak lagi mengenai siapa yang kita izinkan dalam membersamai kehidupan.
Oleh: Nilam Khoirotus Sa’adah
Sumber: Syekh Az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim, Fashl Fii Ikhtiyar al-Ilmi Wa al-Ustadi Wa as-Syarik Wa Tsubuti ‘Alaihi. (Semarang: Nurul Iman), hlm. 15-16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H