Melalui sajak ku malam ini
Premis-premis terhimpun dengan rapi
Pertanyaanku masih sama dan akan terus menggema
Apakah masih ingat bait-bait luka ?
Apakah masih ingat perjuangan  saat awal mula?
Tahun demi tahun usiamu terus dilahap
Melihat wajahmu seperti melihat inspirasi yang menyalakan harap
Aku tak tahu apakah catatan lusuh telah kau basuh
Atau masih sama dibiarkan muram dan suram
Seharusnya asamu mencipta generasi mandiri bukanlah sebuah ilusi
Namun bukan pula hanya menjadi sebuah deklarasi
Aku medengar sayupmu
Tegar, kuat dan bermartabat
Tentu kau mampu maju, mampu menjadi hebatÂ
Tanpa harus dijabat
Apalagi menunggu dilantik menjadi pejabat
Sudahlah kohati.....
Semakin dewasa, parasmu semakin menawan  saja
Lakumu cantik tanpa harus kau hias dengan berlaga sok kuasa penuh intrik
Andai putihmu adalah kertas,
Kau bukan kertas yang berbalur tinta kecerobohan
Ia menawan dengan goresan tinta emas peradaban
Diujung sajak ini,
Kita cukup bersabar, semoga ikhtiar kohati tidak hambar.
Kini langkah kohati dinanti,
Akankah bangkit kembali atau malah mengucap permisi? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H