3. Pembelajaran
Dari apa yang sudah saya pelajari pada modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya mengakui selama ini apa yang sudah saya lakukan masih jauh dari Pemikiran KHD. Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru, guru juga lebih banyak menuntut salah satunya murid harus bisa materi apa yang saya sampaikan dengan mencapai nilai sekian (KKM).
Tentu perubahan tidak bisa serta merta namun secara bertahap dan berkesinambungan. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti membuat kesepakatan kelas. Dari kegiatan membuat kesepakatan kelas saya jadi tahu apa sebenarnya maunya murid. Lantas melihat lebih dalam lagi apa minat murid sehingga bisa melayani mereka melalui pembelajaran berdiferensiasi. Jika kemarin ice breaking dilakukan ketika ingat saja, maka sekarang menjadi agenda rutin yang harus ada disetiap pembelajaran setiap harinya. Karena kegiatan ini sesuai dengan kodrat anak yaitu bermain sehingga mereka dapat belajar dengan senang. Lalu mengajak murid untuk refleksi tentang pembelajaran hari ini sebagai bahan saya memperbaiki pembelajaran berikutnya.
Selain perubahan di kelas satu hal yang terus dilakukan sekolah adalah pembiasaan baik. Ini dilakukan supaya murid-murid tumbuh menjadi anak-anak yang berbudi baik. Pembiasaan baik yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan Salat Zuhur berjamaah, Hafalan Surah Pendek setiap hari Jumat, Sabtu Sehat dengan rangkaian kegiatan senam pagi dilanjutkan gotong royong membersihkan kelas dan lingkungan sekolah serta memberi wawasan pada murid memilah sampah organik dan non organik.Â
4. Penerapan
"Berubah di mulai dari diri saya", begitu yang ada di benak saya. Untuk perubahan pendidikan yang lebih baik saya mulai dari diri saya yang harus berubah. Belajar, belajar, belajar, dan berusaha menerapkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sangat luar biasa yaitu pendidikan bertujuan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.Â
Melihat kembali tujuan pendidikan maka yang harus segera saya terapkan adalah lebih banyak menuntun anak sesuai bakat, minat, dan kodratnya. Dengan menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi yang menyenangkan. Seperti yang sudah saya terapkan di kelas 5 materi tentang iklan. Praktik mengiklankan sebuah produk boleh melalui gambar, video, atau poster yang dibuat di canva.Â
Pembiasaan baik bergotong royong memilah sampah juga diarahkan bagaimana mengolah sampah non organik yang dapat didaur ulang untuk kegiatan p5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Selanjutnya apa yang saya dapatkan dari PGP akan saya terapkan baik di kelas maupun di sekolah dengan harapan  murid-murid menjadi anak yang merdeka yang memiliki keterampilan abad 21 serta menjadi anak yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H