Mohon tunggu...
Nila Cahya
Nila Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi Bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Saya Takut terhadap Kebebasan Berekspresi di Negara Ini?

27 Juni 2023   18:38 Diperbarui: 27 Juni 2023   18:40 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan yang disampaikan oleh Bima Yudho Saputro tentang "alasan lampung tidak maju-maju". Infrastruktur yang terbatas banyak proyek infrastruktur di Lampung yang terbengkalai, seperti proyek pembangunan kota baru yang tak kunjung selesai.

Aliran dana dari pemerintah pusat yang cukup besar juga tidak sepenuhnya digunakan dengan efektif, sehingga pembangunan terhambat. Jalan-jalan yang rusak Jaringan jalan di Lampung masih banyak yang rusak dan tidak terawat dengan baik.

Hal ini menghambat mobilitas dan aksesibilitas, berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Sistem pendidikan yang lemah, Proses penyaringan peserta didik di Lampung dikatakan sering terjadi kecurangan.

Ada indikasi bahwa beberapa orang yang bekerja di sektor pendidikan, seperti dosen atau rektor, melakukan nepotisme dengan memasukkan keluarganya sebagai peserta didik.

Selain itu, adanya penyebaran kunci jawaban ujian nasional yang berasal dari pemerintah juga mencerminkan kelemahan dalam sistem pendidikan. Tata kelola yang lemah dan korupsi Birokrasi yang tidak efisien dan lemahnya penegakan hukum menjadi kendala di Lampung.

Korupsi merajalela dan suap menjadi hal yang umum terjadi. Hal ini menghambat pembangunan dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ketergantungan pada sektor pertanian Lampung merupakan salah satu provinsi dengan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar.

Namun, ketergantungan yang tinggi pada sektor ini membuat Lampung rentan terhadap ketidakstabilan harga. Ketidakstabilan harga dapat berdampak negatif pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Lampung.

Perlu diingat bahwa penjelasan di atas merupakan pendapat dari penanya, dan faktor-faktor tersebut mungkin tidak mencakup semua aspek yang mempengaruhi kemajuan Lampung.

Saya berpendapat bahwa pemuda pemudi penerus bangsa Indonesia harus memiliki pemikiran, sudut pandang dan kepedulian seperti Bima, agar setiap pemuda generasi milenial ini lebih berani dalaam mengekspresikan aspirasi mereka tanpa takut pada ancaman-ancaman yang mungkin akan terjadi.

Tapi disisi lain saya pribadi belum bisa seperti Bima yang menyampaikan pendapatnya kepada masyarakat luas. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perasaan untuk menyampaikan aspirasi saya terhadap kebebasan berekspresi.

1. Tekanan sosial dan intimidasi: Terkadang kebebasan berekspresi bisa menjadi kontroversial atau bertentangan dengan pendapat mayoritas. Ketakutan akan reaksi negatif atau pembalasan dari komunitas atau kelompok tertentu dapat membuat saya enggan berbicara.

2. Kebijakan pribadi: Di era digital sekarang ini, ucapan sering muncul di platform online. Ketakutan akan pelanggaran privasi, pelecehan online, atau pengungkapan informasi pribadi dapat memengaruhi kepercayaan saya untuk menjalankan kebebasan berekspresi secara bebas.

3. Pengalaman pribadi: Pengalaman masa lalu seseorang, seperti ancaman, intimidasi, atau diskriminasi yang terkait dengan ekspresi sebelumnya, menyebabkan saya menarik diri dan merasa tidak yakin untuk terus berbicara di masa depan.

ada beberapa cara yang dapat saya lakukan untuk mengatasi permasalahan diatas. Yang pertama mencari lingkungan yang mendorong kebebasan berekspresi dan menghargai keragaman pendapat. Yang kedua pentingnya bertukar pendapat dengan orang lain, karena terkadang sudut pandang seseorang yang berbeda-beda apabila disatukan dapat melahirkan ide-ide baru yang memungkinkan untuk memecahkan suatu permasalahan. Hal tersebut juga dapat membantu saya mengurangi rasa takut berekspresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun