Museum merupakan tempat yang digunakan untuk mengabadikan dan mengumpulkan bukti-bukti sejarah unttuk kepentingan masyarakat dan bertujuan untuk tempat pembelajaran, penelitian dan kesenangan.
Saat ini sejarah-sejarah tentang industri rokok kretek semakin meghilang, bahkan masyara klokal di Kudus sendiri tidak banyak yang mengetahui tentang sejarah dari rokok kretek ini. Museum kretek menjadi salah satu tempat wisata selagus tempat untu belajar untuk mencari tahu tentang budaya dan sejarah dari rokok kretek.
Museum kretek dibuat berdasarkan ide dan diprakasai oleh Bapak Soepardjo Roestam pada saat beliaua maenjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Museum dibangun pada tahun 1980 saat bapak Soepardjo masih menjabat sebagai Gubernuur pada masa itu. Museum Kretek memiliki kemampuan membuat masyarakat kudus ikut andil dalam mendirikan bangunan ini lewat dari tenanga, sumbangan social dan lain-lain. Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh bapak Soepardjo. Museum ini terletak di di Jalan Getas Pejaten NO 155, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Di dalam museum kretek terdapat miniature tetang suasana para warga yang disalah satu desa yang sendang mengolah hasil tembakau dan cengkeh. Selain tujuan pertama Museum Kretek yang digunakan menyimpan benda bersejarah dalam perkembangan kretek di Kota Kudus.
c. Gerbang Kudus Kota Kretek
Tugu atau sering disebut gerbang ini berada di Perbatasan Kota Kudus dan Demak. Gerbang Kudus Kota Kretek Menjadi salah satu ikon di kota Kudus. Gerbang ini diresmikan pada hari Rabu, 27 Novembe 2016 dan ditandatangani langsung oleh H. Mustofa yang menjabat sebagi Bupati Kudus pada masa itu.
Gerbang Kudus Kota Kretek mempunya filosofi disetiap detail bangunannya.pada bagian atass membentuk seperti daun yang lebihtepatnya daut tembakau, memiliki jumlah jari-jari daun sebanya 59 ruas yang bermakna tersirat yaitu 5 sebagai lambang rukun islam dan 9 yang berarti jumlah wali Songo. Lanjut pada bagian dibawah gerbang yang membentuk 4 tiang cengkeh untuk menumpu daun tembakau dibangun selama 1 tahun,dan memiliki makna empat pilar kebangsaan yaitu:Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
d.Tari Kretek
Produk seni budaya dari Kudus yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang salah satunya yaitu tari Kretek. Tari kretek merupakan tari yang dilakukan secara massal atau biasa disebut tari kolosal. Tari kretek menceritakan tentang para buruh rokok ynag sedang bekerja, mulai dari memilah tebakau hinnga rokok siap untuk dipasarkan.
Teri Kretek diciptakan oleh Endang Toni, beliau merupakan pemilik dari Sanggar Seni Puring Sari. Tari dibawakan olehh beberapa penari perempuan sebaai buruh bathil dan penari laki-laki sebagi mandor. Buruh bathil adalahburuh rokokyang bertugas merapikidan mengguntingi ujung-ujung rokok sementara mandor bertugas mengawasi buruh bathil dan mempunyai kuasa untuk menyortir hasil dari buruh tersebut.
Kostum, atribut dan perlangkapan tari kretek di antaranya; konde bernama konde ayu; cunduk, cunduk ada dua macam yaitu cunduk ece (yang di pakai untuk usia SLTP ke bawah) dan cundek jepu (yang dipakai untuk remaja sampai dewasa ); giwang markis (tak lagi dipakai), karena sekarang giwang markis susah dicari maka diganti dengan permata (kalung susun renteng 9, angka 9 melambangkan wali sanga); bros atau gendhem 5, angka 5 mempunyai arti rukun Islam; gelang lungwi; kebaya kartininan warna biru; selendang toh watu; tangen (kendit); idet; jarik kaseman san sore bisa juga menggunakan jarik kudusan; celana rancingan kuning; pek timang (sabuk) dan gesper.