2. Melakukan pengelompokkan aktivitas ke dalam kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan karakteristiknya.
3. Tentukan Penggerak Biaya untuk menentukan faktor yang menyebabkan timbulnya biaya pada setiap kelompok aktivitas (cost driver). Contohnya jumlah setup mesin, jumlah pesanan, jumlah pengiriman.
4. Alokasikan Biaya Overhead: Menghitung biaya overhead yang terkait dengan setiap kelompok aktivitas dan mengalokasikannya ke produk atau jasa berdasarkan penggunaan cost driver.
Contoh Penerapan ABC dalam Praktik:
Misalkan sebuah perusahaan manufaktur ingin menerapkan ABC untuk mengelola biaya produksinya. Pertama, perusahaan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama seperti pengadaan bahan baku, produksi, dan pengiriman. Kemudian, perusahaan menugaskan sumber daya seperti tenaga kerja dan mesin ke setiap aktivitas. Setelah itu, biaya-biaya seperti gaji karyawan dan biaya operasional mesin dialokasikan ke aktivitas-aktivitas tersebut. Akhirnya, biaya dari setiap aktivitas dihitung dan dialokasikan ke produk yang dihasilkan berdasarkan penggunaan aktivitas tersebut.
Dengan demikian, penerapan Activity-Based Costing (ABC) dalam praktik akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan dalam mengelola biaya dengan lebih akurat dan efisien. Dengan memahami dan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional. Bagi mahasiswa akuntansi, memahami konsep dan penerapan ABC adalah langkah penting untuk menjadi profesional yang kompeten di bidang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H