Mohon tunggu...
Nila ImtiyazElHada
Nila ImtiyazElHada Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN MIT DR XII UIN Walisongo

Nila Imtiyaz El-Hada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Puncak Kebangkitan Nasional

27 Agustus 2021   07:49 Diperbarui: 27 Agustus 2021   07:58 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PANCASILA SEBAGAI PUNCAK KEBANGKITAN NASIONAL

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Dalam hal ini pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Pancasila merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang mementingkan semua komponen dari bangsa ini.

Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila-sila yang terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, Pancasila berati berbatu sendi yang lima atau peaksanaan kesusilaan yang lima.Pancasila memiliki lambang pada setiap silanya, dan juga memiiki arti pada bagian tengah memiliki simbol bintang yang melambangkan sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.

Bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berikat pun melambangkan bahwa setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti rantai. Dibagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan persatuan Indonesia. Pohon Beringin digunakan karena merupakan pohon yang besar dimana banyak orang bisa berteduh dibawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia. Selain itu pohon Beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar kemana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama.

Di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala Banteng yang melambangkan sila keempat Pancasila. Lambang kepala Banteng digunakan karena merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu. Disebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima Pancasila. Padi dan kapas digunakan karena merupakan keburuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utamabagi sila kelima ini.

Sejarah terbentuknya Pancasila berawal dari pembentukan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Setelah kedudukan Jepang melemah di Asia akibat semakin gencarnya serangan sekutu, perdana menteri Kaisho membentuk BPUPKI pada tanggal 29          April 1945 dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1945 dengan tujuan menyelidiki dan mengumpulkan data terperinci untuk mengetahui apakah bangsa Indonesia sudah matang dan siap untuk merdeka.

Selanjutnya direncanakan pula membentuk badan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), namun peluang ini dimanfaatkan oleh pemimpin Indonesia untuk menyusun dasar filsafat negara.

Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas tentang proses perumusan mengenai apa yang akan menjadi dasar filsafat negara  Indonesia merdeka. Dalam rangka menjawab pertanyaan ketua sidang BPUPKI (Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat), muncullah beberapa rumusan dasar filsafat negara dari Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr. Soepomo, dan Drs. Muhammad Hatta. Pada tanggal 1 Juni sampai 10 Juli BPUPKI menjalani masa reses dan pada masa itu BPUPKI membentuk panitia sembilan yang ditugasi membahas dan merumuskan pokok-pokok pikiran dari ketiga pembicara mengenai dasar negara pada sidang pertama BPUPKI. Hasil keputusan Panitia Sembilan dituangkan dalam suatu naskah yang kemudian terkenal dengan Piagam Jakarta.

Kemudian sidang kedua BPUPKI berlangsung pada tanggal 10-16 Juli 1945, merumuskan rancangan undang-undang dasar (RUUD). Pada sidang kedua ini dibentuk panitia perancang UUD (19 orang) yang diketuai oleh Ir. Soekarno, kemudian panitia ini juga membentuk panitia kecil (panitia 7) yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo. Pada tanggal 14 Juli, BPUPKI sepakat menerima naskah piagam Jakarta sebagai rancangan pembukaan UUD, termasuk rumusan dan sistematika dasar filsafat negaranya. Pada sidang paripurna akhir (16 Juli) diterima pula UUD, termasuk rumusan panitia perancang UUD, dan rancangan UUD inilah yang pada akhirnya ditangkapdan disahkan oleh PPKI menjadi UUD negara RI pada tanggal 18 Agustus 1945.

PPKI menurut rencana akan dilantik oleh Jepang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan akan bersidang pada tanggal 19 Agustus 1945, dengan ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. M. Hatta dengan 21 oranng anggota dan kemudian ditambah 6 lagi. Namun tidak terjadi karena Jepang terlanjur kalah dalam perang dunia 2. Setelah mendapat penjelasan dari Laksamana Maeda tanggal 15 Agustus bahwa Jepang telah menyerah, maka berdasarkan usulan M. Hatta, menurut rencana tanggal 16 Agustus 1945 jam 10 pagi kemerdekaan Indonesia akan diproklamirkan melalui rapat PPKI.

Namun terjadi perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan mahasiswa dengan Soekarno Hatta mengenai cara memproklamirkan kemerdekaan. Menurut kelompok pemuda dan mahasiswa kemerdekaan harus secara revosioner, bukan melalui PPKI dan harus telah diumumkan sebelum jam 12 malam tanggal 15 Agustus, tetapi menurut Soekarno harus melalui PPKI. Pada dinihari tanggal 16 Agustus, golongan pemuda mengambil atau menculik Soekarno Hatta bersama Fatmawati, dan Guntur, dibawa ke Regas Dengklok agar keduanya terbebas  dari pengaruh Jepang.

Namun atas jaminan Ahmad Soebardjo keduanya dikembalikan dengan catatan bahwa besoknya (17 Agustus 1945) Soekarno Hatta akan menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia. Tanggal 16 malam dirumah Laksamana Maeda diadakan rapat yang menurut rencana diadakan 10 pagi tadinya. Kemudian disusunlah proklamasi diruang makan Laksamana Maeda dan keesokan harinya dibacakan atau disampaikan tepat jam 10 pagi Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur nomer 56 Jakarta. Akhirnya sebagai tindak lanjut proklamasi, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun