Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Rumitnya Pendidikan

7 Juli 2024   22:09 Diperbarui: 7 Juli 2024   22:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan hingga saat ini, masih menjadi jalan utama untuk bisa meraih cita-cita. Entah formal atau non formal. Dibatasi ruang kelas atau ruang semesta. Kita bisa pastikan bahwa, adanya proses pendidikan yang membuat setiap orang menemukan apa yang menjadi lentera hatinya.

Pendidikan bagi banyak orang, dipercaya menjadi sebuah sihir kehidupan. Tidak sedikit cerita bagaimana kehidupan keluarga yang berubah karena kaum-kaum yang terdidik di dalamnya.

Dan bilapun ada yang mengklaim dirinya, bisa sukses tanpa pendidikan, sesungguhnya justru membuktikan bahwa ia mengalami sebuah proses pendidikan.

Cerita Newton yang putus sekolah, lalu belajar di alam dan menghasilkan formulasi hukum Newton yang termasyhur hingga kini. 

Atau di era terbaru, bagaimana Steve Jobs keluar dari kampusnya. Lalu kemudian menjadi inovator produk teknologi yang banyak digunakan saat ini. Stay foolish! Stay hungry! Begitu pesannya untuk terus merasa perlu belajar dan lapar akan sebuah proses yang mendidik.

Dan masih banyak contoh-contoh lain, yang lagi-lagi, meski dianggap putus sekolah alias tidak lulus pendidikan, namun menjadi tokoh yang dikenal luas. Justru ternyata mereka mendapatkan pendidikan yang berharga ketika berada di luar institusi pendidikan.

Di sinilah kita akhirnya ketemu persimpangan, bahwa bagaimana pendidikan terutama yang formal, belum sepenuhnya bisa mengakomodasi kebutuhan manusia. Rumit bukan?

Di lain sisi, apakah semua orang bisa seperti orang-orang sukses tanpa melalui pendidikan formal. Tentu kita bisa bandingkan, bahwa masih tetap lebih terbuka kesempatan untuk seseorang bisa sukses karena keseriusan mengikuti proses pendidikan formal.

Nah, tentang rumitnya pendidikan ini perlu kita pahami bersama. Bila kita coba uraikan dan membuat simplifikasi, justru akan semakin menemukan kerumitan. Coba adopsi dari sistem pendidikan negara lain, kurikulum yang inovatif, STEM, SCL, HOTS, dan seterusnya. Makin rumit kan.

Oleh karena itu, marilah untuk terus berusaha memahami betapa rumitnya pendidikan. Itu pun adalah proses pendidikan, self-learning. Sudah paham sekarang? :)

Kalau sudah paham, nikmatilah proses pendidikan itu. Mulai dari rumitnya seleksi/penerimaan, pendaftaran ulang, pembayaran biaya pendidikan, ujian-ujian, proses kelulusan, dan sebagainya, dan seterusnya. Hingga, semua kerumitan itu menjadikan proses pendidikan menjadi sesuatu yang betul-betul mendidik.

Masih terasa rumit ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun