Bekerja adalah anugerah. Ini yang saya ingat salah satu etos dari delapan etos kerja yang diperkenalkan oleh Jansen Sinamo. Guru etos Indonesia.Â
Anugerah tentu harus disyukuri, bagaimanapun kondisi pekerjaan yang kita hadapi. Apakah sebagai karyawan/pegawai yang bekerja bagi orang lain. Ataupun sebagai pengusaha yang mempekerjakan orang lain. Semua itu adalah wujud dari bekerja.Â
Nah, tidak ada pekerjaan yang luput dari masalah. Baik pekerja, pengusaha, bos, pimpinan, dan sebagainya pasti akan menghadapi tantangan maupun masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.Â
Dalam menghadapi tantangan pekerjaan, relasi antar pekerjaan menjadi hal yang perlu dipahami bersama. Secara struktur, ditetapkan hubungan antar pekerja yang membuat adanya relasi kuasa. Atasan dan bawahan. Atasan memiliki wewenang untuk mengatur/memimpin bawahan.Â
Dengan kata lain, atasan memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur atau bahkan memerintah terhadap bawahannya. Bila bawahan tidak loyal, ada konsekuensi. Konsekuensi ini yang menjadi kendala bagi bawahan. Â Ibarat hukum senior-junior, hukum pertama: atasan tidak pernah salah, hukum kedua: bila atasan salah, kembali ke hukum pertama.Â
Dalam hal, atasan memiliki tanggungjawab yang besar dan berintegritas tinggi, tentu pelaksanaan relasi kuasa benar-benar akan memastikan pekerjaan berjalan dengan baik dan benar. Tetapi, bila atasan melakukan penyalahgunaan, tentu akan berdampak buruk bagi kondisi pekerjaan.Â
Untuk menghindari adanya relasi kuasa dan penyalahgunaannya, beberapa organisasi menerapkan open organization (organisasi terbuka). Dalam sistem yang terbuka ini, organisasi bersifat transparan. Semua orang bisa saling mengontrol.Â
Mungkin mirip juga dengan flat organization (organisasi datar) dengan karakteristik meminimalisasi hierarki/struktur dalam bekerja. Tujuan bersama menjadi tanggung jawab bersama.Â
Semakin berkembang dengan adanya holacracy, sebuah sistem yang tanpa hierarki, tidak ada atasan-bawahan, semua yang tergabung masuk dalam sebuah circle.Â
Circle ini yang kemudian menjadi tujuan dari organisasi/pekerjaan. Lingkaran besar membentuk lingkaran kecil yang masing-masing bertanggung jawab terhadap pencapaiannya.Â
Berbagai jenis sistem organisasi dalam bekerja, tentu kembali kepada bagaimana individu yang ada di dalam memiliki rasa tanggung jawab dan integritas.
Penyalahgunaan akan selalu berpeluang untuk terjadi. Ya, begitulah kondisi selama masih di dunia. Sejak zaman Adam dan Hawa, hal ini menjadi dosa turunan. Diperkuat bila adanya relasi kuasa antara atasan dan bawahan. Ampun deh kalau ada rayuan maut bos.Â
Lalu, bagaimana strategi untuk menghadapi kondisi yang berpeluang terhadap terjadinya penyalahgunaan, misalnya menyikapi rayuan bos. Satu strategi: tegaskan batas terhadap urusan pekerjaan.Â
Bila sudah di luar jam kerja, batasi urusan pekerjaan. Bila di luar tugas dan tanggung jawab, batasi urusan pekerjaan. Bila di luar kelaziman dan etika, batasi urusan pekerjaan. Dan batas-batas lain yang sejenis.Â
Dengan batas tegas ini, kita bisa membangun rasa hormat satu sama lain. Tidak perlu takut kehilangan pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Bilapun itu terjadi, percaya saja, ada anugerah lain melalui pekerjaan lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H