Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tegaskan Batas dalam Urusan Pekerjaan

5 Juli 2024   18:08 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga batas tegas dalam bekerja (sumber: https://www.lazada.co.id/products/stiker-jaga-jarak-korona) 

Bekerja adalah anugerah. Ini yang saya ingat salah satu etos dari delapan etos kerja yang diperkenalkan oleh Jansen Sinamo. Guru etos Indonesia. 

Anugerah tentu harus disyukuri, bagaimanapun kondisi pekerjaan yang kita hadapi. Apakah sebagai karyawan/pegawai yang bekerja bagi orang lain. Ataupun sebagai pengusaha yang mempekerjakan orang lain. Semua itu adalah wujud dari bekerja. 

Nah, tidak ada pekerjaan yang luput dari masalah. Baik pekerja, pengusaha, bos, pimpinan, dan sebagainya pasti akan menghadapi tantangan maupun masalah dalam melaksanakan pekerjaannya. 

Dalam menghadapi tantangan pekerjaan, relasi antar pekerjaan menjadi hal yang perlu dipahami bersama. Secara struktur, ditetapkan hubungan antar pekerja yang membuat adanya relasi kuasa. Atasan dan bawahan. Atasan memiliki wewenang untuk mengatur/memimpin bawahan. 

Dengan kata lain, atasan memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur atau bahkan memerintah terhadap bawahannya. Bila bawahan tidak loyal, ada konsekuensi. Konsekuensi ini yang menjadi kendala bagi bawahan.  Ibarat hukum senior-junior, hukum pertama: atasan tidak pernah salah, hukum kedua: bila atasan salah, kembali ke hukum pertama. 

Dalam hal, atasan memiliki tanggungjawab yang besar dan berintegritas tinggi, tentu pelaksanaan relasi kuasa benar-benar akan memastikan pekerjaan berjalan dengan baik dan benar. Tetapi, bila atasan melakukan penyalahgunaan, tentu akan berdampak buruk bagi kondisi pekerjaan. 

Untuk menghindari adanya relasi kuasa dan penyalahgunaannya, beberapa organisasi menerapkan open organization (organisasi terbuka). Dalam sistem yang terbuka ini, organisasi bersifat transparan. Semua orang bisa saling mengontrol. 

Mungkin mirip juga dengan flat organization (organisasi datar) dengan karakteristik meminimalisasi hierarki/struktur dalam bekerja. Tujuan bersama menjadi tanggung jawab bersama. 

Semakin berkembang dengan adanya holacracy, sebuah sistem yang tanpa hierarki, tidak ada atasan-bawahan, semua yang tergabung masuk dalam sebuah circle. 

Circle ini yang kemudian menjadi tujuan dari organisasi/pekerjaan. Lingkaran besar membentuk lingkaran kecil yang masing-masing bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun