Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Rehabilitasi Owa Jawa hingga Nikmatnya Kopi Puntang Wangi

21 November 2017   17:02 Diperbarui: 21 November 2017   17:04 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore hari kami kembali ke Bogor dan menginap di Amaris Hotel Pakuan. Selepas makan malam, para Kompasianer langsung bergegas ke kamar masing-masing untuk istirahat. Dan pagi hari (Selasa, 14/11), semangat Kompasianer sudah muncul kembali. Kaos Save Owa Jawa berwarna hitam kembali dibagikan, demi kebersamaan menuju Caringin. Kali ini, Kompasianer ditantang untuk menaklukkan jeram si Sungai Cisadane.

Kegiatan raftingkali ini menjadi pengalaman pertama bagi beberapa Kompasianer. Bagi saya sendiri, ini adalah pengalaman kedua, sehingga sudah membayangkan tantangan dan perasaan seru selama berada di perahu karet dengan dayung di tangan. Untuk alasan keselamatan, setiap orang harus menggunakan helm dan pelampung, serta mengikuti briefing sebelum turun ke sungai.

Arung Jeram di Sungai Cisadane, Bogor (dok:istimewa)
Arung Jeram di Sungai Cisadane, Bogor (dok:istimewa)
Perahu kami di urutan yang kedua ketika memasuki sungai, dan pemandu kami terlebih dahulu memberikan arahan untuk beberapa gerakan yang kami simulasikan sebelum lebih jauh lagi mengarungi Cisadane. Di samping perahu peserta visit, ada satu perahu yang bertindak sebagai rescue dan juga diisi oleh fotografer. Jeram pertama yang kami lalui adalah jeram blender, seperti blender, perahu kami berputar-putar ketika melalui jeram ini.

"Rafting Seru!!!"teriak pemandu kami. "Luar biasa!!!" seru setiap kami sambil mengangkat dayung masing-masing. Sesekali juga kami akan menyerang perahu lain dengan cipratan-cipratan air menggunakan dayung. Seru dan menyenangkan. Basah-basahan tidak jadi soal, demi kebersamaan. Jeram selanjutnya adalah jeram kerinduan, jeram yang paling sering diingat dan membuat orang kembali ke Cisadane.

Di jeram ketiga, disebut sebagai jeram kuda loncat, karena goncangan perahu ketika melaluinya seperti gerakan mengendarai kuda. Di jeram ini, ada 2 kompasianer yang jatuh ke air sehingga harus ditolong oleh tim rescue, namun tetap bersemangat untuk mengarungi jeram hingga perhentian terakhir.

Di jeram terakhir, berada di kawasan dam, dengan ketinggian 3 m dan sudutnya hampir 90 derajat. Ini tantangan terakhir yang sangat memacu adrenalin, kami harus mendorong badan hingga seperti berbaring di perahu, dan boom! Kami meluncur dengan baik tanpa ada yang terjatuh maupun perahu terbalik.

Setelah kegiatan yang memacu adrenalin tersebut, kami kembali ke Bogor untuk menikmati makan siang dan berbincang-bincang dengan pihak Pertamina EP. Kami disuguhi soto mie yang segar sekali dan menu ikan yang maknyuss!

Penjelasan tentang operasional Pertamina EP oleh Wahyu Widiatmoko (dok: Niko Simamora)
Penjelasan tentang operasional Pertamina EP oleh Wahyu Widiatmoko (dok: Niko Simamora)
Paparan dari Staf CSR Pertamina EP, Minanti Putri (dok: Niko Simamora)
Paparan dari Staf CSR Pertamina EP, Minanti Putri (dok: Niko Simamora)
Pihak Pertamina EP Asses 3 Subang Field menyambut Kompasianer dengan baik sekali. Wahyu Widiatmoko, sebagai Petroleum Engineer Pertamina EP Subang Field menjelaskan tentang operasional Pertamina EP Asset 3, yaitu Subang Field, Jatibarang Field,dan Tambun Field. Produk utamanya adalah minyak (1524 BOPD) dan gas (216.2 MMSCFD) yang sudah dialirkan ke rumah-rumah penduduk dan juga jaringan gas untuk perusahaan Pupuk Kujang dan industri besar lain seperti: PT Krakatau Steel. Instalasi jaringan gas tersebut dialiri gas secara kontinyu dan dapat dinikmati 24 jam untuk penduduk di kota.

Untuk terus mengobarkan kebaikan ekonomi melalui produksi energi yang dilakukannya,PT Pertamina EP sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero) juga tetap berkomitmen untuk memberikan manfaat sosial bagi masyarakat, terutama yang berada di wilayah kerjanya. Sejumlah program CSR sudah dilakukan, selain pelestarian owa jawa: penanggulangan masalah HIV/AIDS dari hulu ke hilir di wilayah Pantai Utara, peternakan domba terpadu, perikanan budidaya air tawar, budidaya jamur merang, rumah inspirasi (Bank Roentah Inspirasi-Broeri dan Sanggar Inspirasi-Sari), dan produksi kopi Puntang Wangi.

Kopi Puntang Wangi (dok: Niko Simamora)
Kopi Puntang Wangi (dok: Niko Simamora)
Sejak pertama melihat kemasannya termasuk jadi oleh-oleh di dalam goody bag, hati saya menjadi riang gembira meninggalkan Bogor. Pantang Pulang Tanpa Puntang, begitu kata orang-orang. Bisa merasakan nikmatnya kopi Puntang Wangi, ibarat mimpi yang jadi kenyataan. Ini menjadi buah tangan yang akan saya nikmati sendiri, okelah, demi kebersamaan saya rela untuk berbagi cerita kenikmatannya saja. Kopi arabika khas Gunung Puntang ini emang juara, wanginya semerbak, rasanya pun mantap. Terima kasih Pertamina EP, you made my day!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun