Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Iklan Transportasi: Promosi dan Bunuh Diri

12 Juni 2017   19:12 Diperbarui: 12 Juni 2017   19:20 2313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita perhatikan bagaimana perusahaan menjalankan strategi pemasaran saat ini, tentu banyak terobosan yang tidak terduga. Dalam ilmu pemasaran (marketing) modern dikenal istilah marketing mix rumusan dari Professor Philip Kotler yang terdiri dari 4P:

  • product/produk (kombinasi antara barang maupun jasa yang ditawarkan penjual kepada pembeli)
  • price/harga (jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual)
  • place/tempat (lokasi tempat penjual beraktivitas menawarkan produknya)
  • promotion/promosi (aktivitas untuk menginformasikan perihal keunggulan produk untuk menarik minat para pembeli)

Dari tool marketing di atas, perusahaan melalui para tenaga pemasarannya bisa lebih mudah untuk mempersiapkan strategi yang harus diimplementasikan di lapangan. Dan jangan lupa bahwa ketika pemasaran sudah dilakukan, yang paling harus diperhatikan adalah bagaimana memuaskan kebutuhan dan bahkan keinginan para pembeli yang berminat. Jangan sampai mereka merasa tidak dilayani dengan baik sehingga akan mudah memindahkan uangnya yang tadinya sudah mengarah kepada produk kita, malah beralih ke yang lain.

Nah, secara khusus tentang aktivitas promosi, ada yang menarik ketika melihat sebuah perusahaan otobis milik negara sebut saja Damri, menjadikan badan bis sebagai ruang promosi. Bukan hal yang baru ketika kita melihat bis-bis dalam kota di luar negeri yang ditempeli iklan produk perusahaan maupun tentang informasi lain yang berhubungan dengan layanan masyarakat.

Di Bandung, bis Damri menyediakan ruang promosi di badan bis-bis yang sudah dalam kondisi baru. Bila dibandingkan dengan kondisi bis sebelumnya, bis Damri jurusan Dago-Leuwipanjang maupun Dipatiukur-Jatinangor sudah lebih nyaman, meski ongkos dinaikkan. Kondisi bis yang baru tersebut masih menjadi pilihan transportasi bagi warga Bandung. Namun, ada yang cukup tak terduga ketika ruang promosi pada bodi bis tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan transportasi online, Grab.

Sekitar lima bis yang parkir di pangkalan, semuanya dihiasi oleh iklan Grab yang didominasi warna hijau. Dan kemungkinan masih lebih dari itu karena belum termasuk bis pada trayek lain maupun bis yang sedang dalam perjalanan. Dengan pesan alias tagline "Ke mana-mana jadi lebih mudah dan cepat" dan "Lebih hemat dan tanpa syarat" yang disandangnya, bis Damri tersebut menawarkan solusi transportasi lain yang merupakan core bisnisnya sendiri.

Tampilan belakang bis (dokpri)
Tampilan belakang bis (dokpri)
Dari segi penerimaan terhadap transportasi online, warga Bandung sudah bisa menerima meski masih ada beberapa penolakan terutama untuk ojek. Para driver ojek online masih jarang yang menggunakan atribut demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, pesan di bis Damri tersebut bisa menjadi pesan positif untuk mengingatkan kepada semua pihak bahwa terobosan dalam bidang transportasi sudah di depan mata, saatnya berubah, baik penumpang maupun penyedia jasa. Tidak bisa menerima perubahan, akan ditelan perubahan itu sendiri.

Selain itu, strategi ruang promosi di badan bis menjadi terobosan baru bagi pihak Damri untuk mendapatkan penghasilan baru. Sebelumnya, iklan-iklan yang tersedia di badan bis Damri berkaitan dengan promosi dari pemerintah, seperti iklan daerah tujuan wisata Indonesia melalui kampanye Wonderful Indonesia (Pesona Indonesia). Namun perlu dipikirkan untuk melakukan seleksi terhadap bidang bisnis yang akan dipromosikan. Jangan sampai karena uang berbicara, justru yang sedang terjadi adalah melakukan aksi 'bunuh diri' terhadap bisnis sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun