“Sudah, Nak! Kamu jangan merasa seperti itu, Pepo sayang kamu!”
“Pepo, maafkan aku! Aku ingin menikmati kehidupan di kesatuan kembali, tidak ada debat, semua bisa berjalan lancar, tertib dan teratur.”
“Sudah, Nak! Pepo sudah memikirkan masa depanmu. Ini masih langkah awal, kamu harus ikuti kata-kata Pepo!”
“Pepo, maafkan aku! Aku mau hidup sesuai keinginanku, aku mau membangun karier dengan perjuanganku, aku mau hidup tanpa bayang-bayang Pepo.”
“Hentikan, Gus! Ini semua demi kebaikan kita.”
“Pepo, maafkan aku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H