Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dari Makan Siang Hingga Orang-orang Indonesia Penggerak dan Pengguncang Asia

14 Desember 2015   14:18 Diperbarui: 14 Desember 2015   15:05 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung rame masalah makan siang bersama Jokowi di Istana Negara, saya juga turut merasakan kebahagiaan tiada tara tersebut.

 Kesempatan langka dan terkadang masih terasa sebagai mimpi. Jelas saja, karena undangan untuk makan siang ini saya dapat dari Kompasiana pukul 10 malam di hari Jumat (11/12), tepat saat saya sudah gogoleran di kasur menunggu sampai mata terpejam. Ah, telepon itu awalnya terasa mengganggu, tapi tidak dengan beritanya. Seperti disambar petir. Apa??? Makan siang bersama Jokowi di Istana Negara???

Jadilah saya tidak langsung tidur, langsung loncat ke tempat penyimpanan sepatu, menyemir sepatu dulu. Trus bongkar-bongkar lemari untuk cari batik lengan panjang, menyetrika dan setelah itu terduduk seperti tidak tahu berbuat apa. Pikiran ke mana-mana dan penuh rasa penasaran akan apa yang terjadi besok. ‘Jam bego’ saat itu lebih lama dari ‘jam bego’ sehabis makan. Jadilah saya tertidur setengah dua pagi. Gile bener efek Jokowi.

Paginya, saya bangun dan langsung bergegas ke Gandaria dengan ojek. Di lokasi acara Kompasianival itu, saya ketemu banyak Kompasianer yang luar biasa. Suasananya hangat dan akrab. Sambil dilakukan proses registrasi dan pendataan untuk pembagian undangan. Kami pun lalu berangkat dengan dua bus yang sudah disediakan oleh Kompasiana.

Tiba di Istana, rasa kagum dan berseri-seri terpancar dari segenap Kompasianer. Bahkan baru memasuki kompleks sekretariat negara lalu melewati satu pos pemeriksaan awal, semua peserta saat itu sangat bersemangat dan segera melakukan ritual foto-foto. Ah, saya rasa tidak ada yang jaim foto-foto saat itu.

Ketika akan masuk ruangan pertemuan, ada pemeriksaan terakhir di mana setiap orang harus meninggalkan barang (tas, ponsel, dsb). Cukup hanya membawa undangan. Peserta agak kecewa, namun tetap harus taat aturan protokoler. Kami pun memasuki ruang pertemuan. Saya sendiri merasa bergetar ketika masuk dan tersenyum spontan. Wow, ini Istana Negara.

Setelah memilih meja makan, kami menunggu Presiden Jokowi sambil berbincang-bincang dengan sesama Kompasianer. Luar biasa dan inspiratif kalau mendengar cerita dari kompasianer-kompasianer. Dan ketika Presiden Jokowi tiba, kami diminta berdiri dan spontan Kompasianer mendekati Presiden untuk berjabat tangan. Wuih, hangat sekali suasananya. Apalagi saat Presiden berdiri di depan mic dan berbicara, “Serius amat, makan dulu aja!”.

Saya membayangkan Presiden berdiri dan berbicara sesuatu yang resmi dan khas protokoler. Ternyata oh ternyata. Saya bisa bilang suasana saat itu santai dan hangat. Terlihat juga ketika Mas Isjet dan Kompasianer yang punya kesempatan untuk berbicara di depan Presiden tidak ada kesan dibuat-buat, semuanya mengalir.

Ada satu hal yang menarik ketika Presiden Jokowi berbicara pada saat itu, beliau menekankan tentang optimisme. Sebagai bangsa yang besar kita tentu mempunyai potensi yang besar. Itu adalah kekuatan kita yang harus benar-benar kita manfaatkan, khususnya dalam menyampaikan tulisan-tulisan, diharapkan bisa menyuarakan optimisme.

Teringat akan pesan presiden tersebut, pikiran saya melayang, teringat sebuah artikel di koran China Daily Asia Weekly yang terbit di hari Jumat, 11 Desember 2015. Koran yang terbit mingguan itu dirangkaikan bersama koran The Jakarta Post. Kebetulan saat itu koran itu sedang merayakan ulang tahun ke-lima dan di bagian paling belakang terdapat gambar angka 5 satu halaman penuh yang dibentuk dari gambar wajah-wajah pemimpin di Asia. Mereka menyebutnya sebagai Movers and Shakers of Asia.

Sejenak saya tidak terlalu memperhatikan foto orang-orang di dalamnya sampai ketika saya melihat nama-namanya di halaman lain koran tersebut. Saya melihat ternyata ada yang berasal dari Indonesia. Setelah saya rekap ada enam orang yang menjadi Movers and Shakers of Asia dari Indonesia, mereka adalah Ciputra (Founder The Ciputra Group), Tahir (Founder, Chairman, CEO Mayapada Group), Victor Hartono (Chief Operating Officer PT Djarum Indonesia), Hendro Santoso Gondokusumo (Founder, President Director and CEO Intiland Development), Hashim Djojohadikusumo (Founder Arsari Group) dan Noni Purmono (President Director Blue Bird Group).

Mengutip dari artikel di koran tersebut, mereka adalah bagian dari 117 orang yang dicatat sebagai outstanding Asia leader dari 29 negara di Asia termasuk Australia. Wajah mereka disejajarkan dengan pemimpin lain dengan kapasitas beragam, dari pemimpin industri dan pengusaha inovatif, cendekia unggul, hingga pemenang hadiah Nobel. Mereka dinilai memiliki komitmen dan keyakinan yang unggul dalam membuat perbedaan sesuai pilihan bidang mereka. Perjalanan hidup dan pengalaman mereka diwarnai banyak pelajaran dan menghadirkan inspirasi.

Enam orang yang disebut di atas adalah beberapa orang Indonesia yang telah membuktikan bahwa ada potensi yang besar dari bangsa kita yang besar ini. Itu baru sebagian dan saya yakin masih banyak anak-anak Indonesia yang bisa menjadi penggerak dan pengguncang Asia Tenggara, Asia bahkan  dunia. Hal ini, menjadi pesan utama Pak Jokowi sebagai pemimpin tertinggi negeri ini. Kita memang tidak bisa menutup mata dengan kekurangan, tetapi jangan lupa bahwa kita punya potensi dan harapan.

Kok jadi serius gini ya? Yowes, yang penting kerja, kerja, dan kerja aja dulu.

 

Salam Kompasiana,

Niko Simamora

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun