Ayo ikut kami!
[caption id="attachment_386180" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat datang di Sentul City (dokpri)"][/caption]
Kita akan menuju sebuah lokasi di sekitar kawasan Sentul City. Begitu keluar dari tol, pemandangan yang tersaji adalah lokasi elit dengan jalan yang luas dan taman-taman di sekitarnya. Bentuk-bentuk bangunan bermacam-macam dengan gaya arsitektur eropa, udaranya yang segar menjadi pelengkap kesempurnaan suasana di sini.
[caption id="attachment_386181" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Sentul City (dokpri)"]
[caption id="attachment_386182" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Jalan di Sentul City (dokpri)"]
[caption id="attachment_386185" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Sentul City (dokpri)"]
Loh, kita kok jalan terus? Kita nggak masuk ke salah satu kompleks di sini? Jawabannya pasti tidak. Kendaraan kami terus berjalan hingga ujung jalan yang bagus memasuki jalan kecil yang berlubang-lubang. Goncangan di mobil sudah mulai terasa, terkadang berhenti sesaat untuk menunggu giliran melintas karena kondisinya yang sempit.
[caption id="attachment_386186" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Menuju Garungsang (dokpri)"]
[caption id="attachment_386187" align="aligncenter" width="300" caption="Hampir tiba di lokasi (dokpri)"]
Setelah setengah jam melintasi kawasan Sentul City, kami pun tiba di depan sebuah rumah. Jangan berpikir bahwa kita sudah tiba di lokasi. Seorang utusan kami terlebih dulu melalui gang sempit berjalan menanjak menaiki tangga tanah. Setelah lima belas menit, muncul dengan beberapa pasukan anak kecil.
[caption id="attachment_386188" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan masuk ke lokasi melalui gang (dokpri)"]
[caption id="attachment_386189" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan setapak menuju lokasi (dokpri)"]
Barang-barang yang kami bawa dengan cekatan direbut anak-anak tersebut. Dengan bersemangat, mereka membantu kami membawa barang-barang menuju kampung mereka yang disebut Kampung Garungsang di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Jalanan yang cukup menanjak tidak mengurangi semangat mereka, bahkan dengan tertawa riang mereka berlomba-lomba untuk mengangkat barang yang besar.
[caption id="attachment_386192" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak bersemangat mengangkat barang (dokpri)"]
[caption id="attachment_386193" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan sekitar Garungsang (dokpri)"]
Akhirnya kami pun berlabuh di rumah Pak RT dan diperbolehkan untuk sejenak beristirahat sambil minum teh hangat dan makan gorengan yang sudah dipersiapkan. Betapa baik dan ramahnya suasana di kampung seperti ini. Bahkan setelah itu, kami masih disuguhi makan siang yang sangat nikmat dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Pak RT dan beberapa perwakilan warga di sana.
[caption id="attachment_386195" align="aligncenter" width="300" caption="Tiba di Rumah Pak RT (dokpri)"]
[caption id="attachment_386196" align="aligncenter" width="300" caption="Disambut hangat dan dijamu makan siang (dokpri)"]
Kita melakukan apa di sini?
Kita akan melakukan banyak hal di sini, terutama untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat di sini untuk bisa menjaga sanitasi lingkungan. Sebagai masyarakat beruntung yang sudah memperoleh pendidikan yang baik, kita harus bisa berbagi pengetahuan terutama untuk meningkatkan taraf kesehatan lingkungan di masyarakat. Salah satu yang bisa kita perbuat adalah menyediakan toilet yang bersih kepada masyarakat di sini.
Kita mengajak masyarakat bersama-sama untuk membangun toilet. Peralatan yang dibutuhkan sebagian besar adalah milik masyarakat, yang kita sediakan adalah bahan-bahan yang dibeli dari toko bangunan. Sebagian masyarakat, terutama bapak-bapak sangat bersemangat untuk membangun toilet. Ibu-ibu juga turut membantu dengan menyediakan makanan dan minuman.
[caption id="attachment_386197" align="aligncenter" width="300" caption="Toilet baru yang dibangun bersama warga (dokpri)"]
Toilet yang telah dibangun pun akhirnya berdiri dengan megah. Kita serahkan sepenuhnya kepada penduduk desa untuk bertanggung jawab terhadap perawatan toilet tersebut. Semua orang merasa senang dan puas dengan hasil pekerjaan kali ini. Lelah dan stres yang sempat melanda selama mempersiapkan hingga mewujudkan toilet tersebut terbangun seketika hilang sirna. Semoga masyarakat dapat memanfaatkan toilet tersebut dan menjaga kebersihannya.
Namun, setahun kemudian kami menemukan bahwa toilet yang kami bangun bersama sudah tidak digunakan lagi. Masyarakat kembali menggunakan toilet lama yang kondisinya memang cukup memprihatinkan. Setelah kami tanya, ternyata masalah utama adalah penyaluran air menuju ke toilet yang baru tidak lancar. Sumber air yang digunakan sebelumnya ternyata sudah dialihkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, masyarakat kembali menggunakan toilet yang lama dengan sumber air yang masih lancar.
Kami merasa sangat sedih karena kondisi tersebut. Namun, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mengetahui akar masalah air tersebut dialihkan. Kami pun berupaya untuk tetap mengajak masyarakat memperhatikan kesehatan mereka dengan membersihkan toilet lama tersebut. Kali ini, bukan bapak-bapak yang membantu kami, namun anak-anak yang begitu bersemangat sepulang mereka bersekolah. Kami persembahkan kembali toilet bersih beserta tanggung jawab kepada masyarakat terutama anak-anak kecil untuk senantiasa menjaga kebersihannya.
[caption id="attachment_386198" align="aligncenter" width="300" caption="Membersihkan toilet bersama anak-anak (dokpri)"]
[caption id="attachment_386201" align="aligncenter" width="300" caption="Tetap ceria membersihkan toilet (dokpri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H