Dikarenakan kondisi saluran pencernaan dan sistem imun yang masih belum kuat, anak anak masih tentan terhadap gangguan pencernaan. Dimana kuman atau alergi lebih mudah dalam mengeroggoti tubuh.
Gangguan pencernaan pada anak kadang kali juga tidak terdeteksi. Anak juga sering kali tertutup dan belum bisa berkomunikasi dengan baik. Dan pada umumnya, ketika anak merasakan sakit, hal yang dilakukan adalah anak menjadi rewel, menangis, dan mengatakan sakit perut tanpa dapat menjelaskan secara detik sakitnya bagaimana.
Kenalilah penyakit an gangguan pencernaan pada anak serta bagaimana penanganan nya. Â Gangguan pencernaan pada anak ini dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman, semakin parah, dan dapat menyebabkan hal yang fatal.
Berkut merupakan beberapa penyakit dan gangguan yang bisa terjadi pada anak :
- Diare
Diare merupakan keadaan kita buang air besar melebihi 3 kali dalam sehari dengan tinja yang cair. Diare ini dapat disebabkan oleh inveksi virus, bakteri, dan parasit. Lalu, diare ini juga bisa disebabkan oleh maabsorpsi, keracunan makanan, gangguan pada kekebalan tubuh, alergi, sindrom usus pendek, toksin, dan penggunaan antibiotik.
Diare dengan dehidrasi ditandai degan kesadaran yan menurun, lemas, mata sangan cekung, mulut dan lidah kering, serta tampa kehausan
Penganganan dare ini dapat dilakukan dengan terus memberikan makanan atau ASI untuk bayi sedikit demi sedikit, atau dengan oralit dan suplemen zinc. Diare yang tidak berhenti-berhenti sudah pasti menuju kepada dehidrasi sehingga dibutuhkan perawatan oleh dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
- Konstipasi dan sembelit
Di tandai dengan kurangnya BAB sebanyak dua kali seminggu, diikuti dengan mendorong bab dengan kesakitan, serta bentuk tinja yang karas dan bulat.kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan pola makan. Anak yang tidak diajarkan untuk rutin BAB dapat berkontribusi terkena konstipasi. Konstipasi yang terjadi lebih dari dua minggu bisa berisiko adanya peradangan pada usus. Penanganan ini dapat dilakukan dengan cara mengevakuasi tinja, mengajarkan anak untuk rutin BAB tepat waktu atau toilet traninig, mengkonsumsi serat, dan pemberian NaCl.
- GERD
GERD terjadi ketika otot pada ujung kerongkongan belum cukup kuat. Pada anak yang mengalami GERD, terdapat tekana dari bawah kerongkongan atau otot kerongkongan yang melemah. GERD dapat juga dipicu intoleransi makanan, kelainan anatomi lambung, dan stres. Gejalanya dapat berupa panas di bagian dada atas, sakit menelan, serak, sering batu, sendawa yang berlebih, mual, asam lambung yang terasa di tenggorokan, gejala efluks semakin terasa ketika tidur. Penangann nya dapat dilakukan dengan meninggikan kepala anak saat tidur dengan dua bantal. Jangan biarkan juga anak tidur setelah makan, tunggulah dua jam untuk kemudian berbaring. Biasakan juga anak untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi yang idea, batasi minuman yang mengandung soda, berlemak, gorangan, kafein, dan ajak untuk olahraga teratur.
- Intoleransi latkosa
Gangguan pencernaan ini dikarenakan tubuh tidak dapat memproses latkosa secara optimal di dalam usus halus. Gejala yang timbul juga dapat berupa diare, nyeri perut, muntah, merah di sekitar anus, dan tinja yang berbau asam. Biasanya anak terkena penyakit ini ketika mengkonsumsi hal yang mengandung laktosa. Intoleransi latkosa pada setiap anak berbeda. Ada yang ketika minum susu angsung timbul gejala, ada yang minum susu hingga tiga gelas beru mengalami intoleransi.