Mohon tunggu...
Ni Komang Vena Kumala
Ni Komang Vena Kumala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ni Komang Vena Kumala

alamat : Tabanan, Penebel, Bali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama Hindhu Monoteisme atau Politeisme?

25 Maret 2021   21:14 Diperbarui: 25 Maret 2021   21:28 6416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuhan yang Maha Esa merupakan penguasa salam semesta, beliau yang maha agung, maha kasih, maha pemaaf,  serta menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya termasuk kita manusia sebagai mahkluk tertinggi, karena dianugrahi pikiran atau logika untuk berpikir membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketuhanan sudah seharusnya diperbaiki sehingga tidak teriptanya pikiran yang salah dalam menunjukan rasa bhakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Mempelajari kesejatian tuhan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena dinyatakan dapat mengantarkan setiap umat manusia menuju kebahagian yang abadi.  Dalam agama hindu, pengetahuan mengenai kesejatian Ida Sang Hyang Widhi Wasa disebut dengan istilah brahma widya. Konsep ketuhanan dalam agama hindu sampai saat ini masih menjadi problematika yang sulit terpecahkan. Masyarakat luas, khususnya umat diluar agama hindu sering mempertanyakan kesejatian tuhan menurut konsep agama Hindu. Bahkan, tidak sedikit pertanyaan yang diajukan telah melukai keyakinan umat hindhu itu sendiri. Membicarakan atau mempertanyakan kepercayaan seseorang terhadap apa yang diyakininya merupakan hal yang sangat sensitif. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya perdebatan yang berkepanjangan.

 Adapun permasalahan yang sering kita temui seperti, apakah agama hindu meyakini adanya banyak tuhan ? apakah agama hindu menganut konsep monoteisme atau politeisme? Lalu, bagaimana cara kita memberikan pemahaman mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut?  

 Monoteisme merupakan bentuk kepercayaan yang mengenal adanya satu tuhan (tuhan tunggal) , sedangkan politeisme ialah bentuk kepercayaan yang mengakui adanya banyak tuhan. Dalam teologi agama hindu ditemui adanya banyak nama dewa, sehingga mengiring opini di tengah masyarakat bahwa agam hindu menganut konsep politeisme. Benarkah demikian?    

Dalam kitab suci veda disebutkan " Ekam Eva Advityam Brahman"  yang artinya tuhan hanya satu, tiada duanya (Madrasuta, 2010 : 1).  Ini membuktikan bahwa agama hindu menganut konsep monoteisme, yaitu percaya dengan adanya satu tuhan, yang dimana dalam agama hindu disebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Brahman). Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal dan juga tidak berakhir, Sejatinya Brahman hanya satu, namun tanda kebesarannya disebutkan dengan banyak gelar. Brahman ialah pencipta sekaligus pelebur dari segala hal yang ada, yang menempati seluruh isi alam semesta. Keyakinan terhadap Brahman dalam agama hindu dinyatakan dalam dua cara pandang, yakni tuhan memiliki sifat Nirguna Brahman dan Saguna Brahman.

Nirguna Brahman atau disebut juga para Brahman (Brahman tertinggi). Nirguna Brahman berarti tuhan itu tidak terpikiran atau tidak berwujud, karena diluar batas kemampuan manusia. Digambarkan jika jangkuan kemampuan berpikir manusia berbentuk lingkaran, maka keadaan tuhan yang transender , berada diluar jangkauan lingkaran tersebut. Walaupun tuhan tidak terpikirkan namun tuhan tetaplah ada. Sedangkan, Saguna Brahman disebut juga apara brahma atau Brahman yang sudah terpengaruh maya. Saguna Brahman berarti menghayati atau memuja tuhan dalam posisi yang berwujud , yang dimana dapat dipikirkan oleh akal manusia. Dalam posisi ini Tuhan dipuja dalam berbagai nama ataupun gelar, sehingga dapat dijangkau oleh rasa dan pikiran manusia. Dalam artian lain tuhan yang bersifat imanen, merupakan tuhan yang berpribadi dapat diketahui dari berbagai sifat yang ada padanya.

Dewa-Dewi dalam agama hindu

Dewa (Devanagari) merupakan mahkluk suci, penghuni surga loka dan dapat disebut sebagai istilah malaikat. Di dalam filsafat Hindu Dvaita dan Agama Hindu Dharma, dewa memiliki sekte tertentu.

Seperti halnya konsep tri murti sebagai dewa tertinggi, yaitu mengenal kekuatan Ida Sang Hyang Widi Wasa (Brahman) dalam kekuatannya untuk menciptakan, memelihara dan melebur. Kekuatan Brahman sebagai pencipta bergelar Dewa Brahma, kekuatan Brahman sebagai pemelihara bergelar Dewa Visnu dan kekuatan Brahman sebagai pelebur bergelar sebagai Dewa Siva. Dari ketiga sifat brahman tersebut masing-masing memiliki sakti (istri). Saktinya dewa Brahman adalah dewi saraswati yang dipuja sebagai dewi ilmu pengetahuan, saktinya dewa visnu adalah dewi sri (dewi laksmi) yang merupakan dewi kemakmuran atau kesejahteraan, untuk mempermudahkan rejeki maka umat hindu memuja dewi laksmi atau dapat disebut sebagai istilah  dewi kekayaan untuk memohon kelancaran usaha atau pekerjaan yang sedang dijalaninya.

Kitab suci Reg Weda disebutkan adanya tiga puluh tiga (33) dewa, yang tentunya semuanya merupakan manifestasi dari Brahman dan telah memiliki masing-masing sifat dan tugas di dalam alam semesta. Para dewa seperti dewa Bayu, Dewa Agni, Dewa Baruna bertugas untuk mengatur unsure-unsur alam sebagai berikut : Dewa Bayu (angin), Dewa Agni (api) dan Dewa Baruna (air).

Kesimpulan

Sejatinya tuhan dalam umat hindu hanya satu (tiada duanya) yaitu Ida Sanghyang Widi Wasa atau disebut dengan istilah Brahman. Ida Sang Hyang Widhi Wasa mengatur segala hal yang ada di alam semesta , sehingga umat hindu memberikan banyak gelar terhadap masing-masing sifatnya tersebut. Dalam kitab weda dinyatakan bahwa dewa tidak dapat bergerak bebas, bahkan tidak dapat menjalankan tugasnya tanpa kehendak dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Bhagawad Gita menyatakan memuja serta menyembah dewa saja bukanlah prilaku umat yang baik. Namun, penyembahan terhadap dewa hendaknya tidak melupakan tuhan yang sejati (Brahman) , karena Brahman merupakan satu-satunya sumber dari segalanya dan memberikan sinar suci kehadapan mahkluk-mahkluk yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun