Mohon tunggu...
Ni Komang Tara Nisa Aryanti
Ni Komang Tara Nisa Aryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

you just have to find who you really are

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berkah Ramadhan, Buka Bersama Masjid Ainul Yaqin Kasongan Baru, Kabupaten Katingan Hilir

21 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 22 Mei 2021   15:20 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salman al-farisi, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW menuturkan kepada kita, bahwa pada hari- terakhir bulan Sya'ban, Rasulullah SAW berkutbah menyerukan kepada sekalian manusia, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah dekat kepada kamu sekalian satu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Inilah bulan Ramadhan, bulan yang Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan shalat tarawih di malam harinya sebagai sunnah"

"Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga kamu sekalian menjadi orang-orang yang bertakwa". (QS.2: Al-Baqarah 183).

Ramadhan memang bulan istimewa. Ramadhan dijuluki dengan banyak sebutan, Ramadhan sebagai bulan puasa, bulan rahmat, bulan surga dibuka, bulan neraka ditutup, bulan setan dibelenggu, bulan pendidikan, bulan pahala dilipatgandakan, bulan rezeki ditambah, bulan kesadaran, bulan pengampunan, bulan diturunkannya kitab suci, bulan awal kenabian Nabi Muhammad SAW, bulan diturunkannya al-Qur'an, bulan kemerdekaan, bulan amal shalih, bulan jihad, bulan kesabaran, bulan berkah, bulan i'tikaf, bulan lailat al-qadar, bulan zakat, bulan silaturahmi dan bulan kemenangan.

Datangnya bulan suci Ramadhan ini sangat ditunggu-tunggu dan kedatangannya sangat dirindukan oleh seluruh umat islam seluruh dunia setiap tahunnya. Tak lupa juga doa yang selalu mengiringi supaya mereka dapat dipertemukan kembali pada Ramadhan ditahun berikutnya.  Berlomba-lomba memberikan yang terbaik dalam ibadah kepada Allah SWT., pahala-pahala yang sangat dilimpahkan dan dilipatgandakan di bulan Ramadhan yang hanya datang satu bulan saja dalam satu tahunnya. Takjil yang selalu hadir tidak terlupakan dipinggir-pinggir jalan raya, pedagang-pedagang membuka stand makanan yang menyediakan banyak sekali berbagai macam jajanan dan makanan. Bagi umat non-muslim pun sangat suka bagian ini walaupun terkadang mereka merasa canggung untuk makan atau minum di ruang terbuka untuk menghormati orang yang sedang berpuasa.

Suasana baru bulan Ramadhan di Masjid Agung Ainul Yaqin. Masjid Agung Ainul Yaqin merupakan masjid besar yang berada di tengah Kota Kasongan yang beralamat Jl. Trans Kalimantan No.5, Kasongan Baru, Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sudah dua tahun virus corona (COVID-19) menyertai bulan Ramadhan, sebuah kondisi yang mengharuskan jamaah untuk beradaptasi dengan hal yang baru ini. Protokol Kesehatan yang ketat tetap berjalan sebagaimana mestinya sambil menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan. Suasana yang juga sangat berbeda dibandingkan dengan bulan Ramadhan pada saat kondisi normal. Pengurus Masjid Agung Ainul Yaqin, Pak Dalang menceritakan strategi masjid yang bertujuan meminimalisir covid-19 tersebar secara lebih luas yaitu para jamaahnya diberi ruang sela dalam satu shaf setiap orangnya, diberi tanda silang pada lantai yang diharuskan untuk tidak diisi oleh jamaah saat shalat berlangsung. Demikian juga saat buka bersama, usai shalat Maghrib para jamaah diharap kembali ke rumah masing-masing sambil membawa kotak nasi yang sudah dibagikan oleh pengurus masjid, setelah itu kembali lagi untuk menunaikan shalat Isya hingga shalat Tarawih.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Jumlah jamaah pada masjid ini, anak-anak dan dewasa dengan perbandingan 50-50. Anak-anak sekitaran masjid Agung ini ikut serta meramaikan buka puasa bersama jamaah lainnya, bersenda gurau dengan teman-temannya hingga terkadang ditegur supaya tidak mengganggu yang lainnya. Jamaah Musafir tetap banyak yang datang dari perjalanan jauh, singgah sebentar untuk menunaikan ibadah shalat dan berbuka puasa. Takjil dan kotak nasi sangat mencukupi para jamaah yang hadir, dengan penyumbang sepuluh orang setiap harinya yang sudah dijadwalkan oleh pengurus masjid setiap tahunnya pada bulan Ramadhan. Rata-rata kotak nasi yang terkumpul satu harinya berjumlah 150 kotak (satu penyumbang, menyumbang 15 kotak nasi) dengan takjil yang cukup untuk para jamaah masjid. Jikalau nasi kotak masih tersisa, biasanya dibagikan pada kelompok mengaji bersama (tadarusan) yang dimulai seusai shalat Tarawih dan warga sekitar. 

Salah satu 'keajaiban' yang tumbuh menjamur saat Ramadhan tiba adalah pelaksanaan kultum Ramadhan. Sejak hari pertama hingga akhir akan kita temukan dengan mudah di mushala, masjid-masjid kampung, dan juga instansi perkantoran, yang menambahkan kultum Ramadhan sebagai agenda unggulan di bulan mulia itu. Waktu pelaksanaannya pun relatif beragam dari mulai kultum ba'da Shubuh atau sebelum Tarawih, atau bahkan setelah Shalat Dzuhur, khususnya di mushola instansi dan perkantoran. Ini belum termasuk kultum atau ceramah singkat menjelang buka bersama yang diadakan di mana-mana setiap harinya. Diinternet dan televisi pun semarak kultum Ramadhan sangat terasa. Kegiatan bermanfaat sebagaimana menimba ilmu agama bagi kehidupan guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. bernilai pahala  dibulan Ramadhan baik oleh pendengar kultum maupun mereka yang menyampaikannya (mubaligh).

"Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya" (HR. Ibnu Hibban no. 87, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid, 69).

Seorang muslim pada dasarnya adalah seorang dai yang mempunyai visi memotivasi orang untuk menjalankan kebaikan, serta mengingatkan saat ada kemungkaran di hadapannya. Inilah identitas kebaikan seorang muslim, juga alasan disebutkan sebagai umat terbaik, sebagaimana firman Allah SWT:

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali 'Imran:10)

Kultum di Masjid Agung ini dilakukan rutin setiap hari oleh mubaligh, disampaikan setelah shalat Isya menuju shalat Tarawih. Materinya membahas seputaran Ramadhan, seperti keistimewaan-keistimewaan yang ada pada bulan Ramadhan, keutamaan Ramadhan, urgensi dan hikmah shalat, tips shalat khusyuk, Ramadhan dan keberkahan waktu, adab bersedekah, berburu keberkahan Lailatul Qadar, semarak hari raya, renungan akhir Ramadhan, Ramadhan bulan ukhuwah, Ramadhan bulan doa dan munajat, hikmah puasa, pembatal pahala puasa dan lainnya.

Mereka yang berdakwah pada dasarnya membuka peluang sebanyak-banyak untuk masuknya hidayah Allah SWT kepada yang lainnya. Sebuah kultum Ramadhan yang sederhana bisa jadi menjadi penggugah kesadaran seorang muslim untuk bertaubat dari maksiat atau menjadi lebih semangat menjalankan ketaatan daripada sebelumnya. Pada saat itulah, kalimat-kalimat yang meluncur dari lisannya saat berdakwah, mendapatkan penghargaan luar biasa di akhirat nanti.

Tujuan ideal puasa dapat dipahami, karena orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas, penuh kesadaran dan pengharapan, maka akan menghantarkannya kepada sikap ihsan, yaitu senantiasa menyadari akan pengawasan Allah atas dirinya. Kesadaran akan pengawasan atau kehadiran Allah atas dirinya ini, di samping menunjukkan kedekatannya dengan Allah, menciptakan kejujuran, juga akan menumbuh-kembangkan sikap untuk selalu mematuhi Allah, dengan cara mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Agar Ramadhan tidak berlalu begitu saja tanpa meninggalkan bekas apapun dalam kehidupan, maka sedari dini kita harus membuat perencanaan untuk mengisi dan memberdayakan Ramadhan. Oleh Nabi Muhammad SAW supaya pemberdayaan Ramadhan ini dibagi menjadi dua, yaitu pertama, di siang harinya wajib berpuasa (shiyamu Ramadhan) dengan segala amalan pendukungnya seperti memperdalam ilmu pengetahuan, mengkaji al-Quran, memperbanyak sedekah, memberi makan buka kepada sesama, menyantuni fakir miskin. Kedua, di malam hari bulan Ramadhan dituntut untuk menengakkannya, qiyamu Ramadhan dengan shalat tarawih, tadarus al-Qur'an, pengajian, dzikir dan doa, i'tikaf dan amalan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun