Seluruh jiwa dan raga kita saat ini tertuju kepada rumah tangga bangsa kita. Rumah tangga persauraan kehidupan berbangsa dan bertanah air yang kita cintai ini sedang berjuang keras dengan seluruh daya dan tenaga agar ekonomi tidak terpuruk terlalu jauh. Ketahanan ekonomi bangsa sangat tergantung tindakan nyata bersama sebagai saudara dalam menyangga, menopang, perekonomian nasional sehingga bertahan dan tidak masuk dalam jurang resesi.
Perjuangan keras untuk bertahan supaya ekonomi nasional tidak jatuh dalam jurang resesi di tengah pengendalian pandemi Covid, tidak hanya tergantung pada perjuangan pemerintah dan seluruh stafnya tetapi lebih dari itu menjadi tanggung jawab seluruh warga bangsa. Mengapa menjadi tanggung jawab seluruh warga bangsa?Â
Masa-masa sulit menurunnya pertumbuhan perekonomian seperti sekarang ini sebenarnya sebagai masa pembuktian bahwa kita merasa memiliki, merasa mencintai, merasa empati, merasa bagian yang tak terpisahkan dari keluarga besar bangsa Indonesia. Karena mengambil salah satu peran menerapkan protokol kesehatan saja sudah cukup. Kalau memungkinkan mengambil peran lebih dari itu, mala lebih baik lagi. Misalnya mengajak orang atau mengingatkan orang lain untuk menarapkan protokol kesehatan.
Menanggapi turunnya pertumbuhan ekonomi nasional, Â bukan dimanfaatkan untuk kepentingan lain apalagi untuk kepentingan politik. Saya kira sangat tidak etis dan tidak elok untuk dipertontonkan.Â
Tetapi sebaliknya inilah saatnya untuk menguji kemurnian hati dan ketajaman pikiran serta kedewasaan sikap sebagai buah-buah  dari sikap religius karena kita dikenal sebagai bangsa yang religius, bangsa yang taat asas, bangsa yang memiliki kearifan lokal, bangsa yang memiliki kebijaksanaan dan kebajikan-kebajikan lainya yang menjadi landasan dasar kehidupan bersama.
Inilah saatnya kita tunjukan bahwa kita Indonesia, kita pancasila. Nilai-nilai Keindonesiaan bukan untuk dihafal supaya menjadi ahli hafal. Bangsa Indonesia saat ini tidak membutuhkan orang yang tukang hafal, tetapi bangsa Indonesia membutuhkan warga bangsa yang menghidupkan nilai-nilai ke Indonesiaan lewat sikap dan tindakan nyata turut berperan bahu-membahu, turut mendoakan, lewat dukungan moral, lewat perkataan yang menyejukan hati, menggelorakan semangat dan lewat motivasi yang menggairahkan kehidupan bersama. Â
Oleh sebab itu, sudah sepentasnya kita bersama-sama berusaha mengejar mimpi atau cita-cita agar bangsa kita tidak jatuh kedalam tubir resesi dengan bersikap adaptif bertindak untuk mengatasi masalah ekonomi nasional ini secara arif dan bijak. Dengan bersikap kreatif dan inovatif mulai dari hal hal kecil sesuai dengan kemampuan Anda, saya dan kita semuanya.
Kita harus segera bangkit kembangkan sikap untuk selalu menjadi lebih baik untuk kepntingan bangsa dan negara. Kita adalah bangsa yang kerja keras, kita adalah bangsa yang relah menderita demi mewujudkan kesuksesan. Seperti kesuksesan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan bukan karena hadiah dari para penjajah, tetapi lewat kerja keras, lewat tumpahan darah, lewat perjuangan. Anda, saya dan kita semuanya tinggal menikamati kemerdekaan.Â
Mengapa Anda, saya dan kita semuanya sebagai warga bangsa yang menikmati kemerdekaan ini belum bisa mengisi kemerdekaan dengan sedikit berkorban menerapkan protokol kesehatan yang mendukung bergeraknya roda perekonomian sehingga perekonomian bangsa yang kita cintai ini tidak jatu kedalam jurang resesi?
Bangsa Indonesia sedang menanti Anda, saya dan kita semuanya berperan secara aktif untuk menciptakan ide2 asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk perkembangan perekonomian.Â
Bangsa Indonesia sedang menanti kita untuk mengeksplorkan kemampuan berpikir ataupun melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah perekonomian mulai dari hal-hal kecil secara cerdas, berbeda serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat bagi pertumbuhan perekonmian.Â
Bangsa kita sedang menanti kita untuk mengadakan terobosan-reobosan baru yang memiliki kreativitas yang bisa menerobos kebuntuan sehingga perekonomian bangsa tidak jatuh kedalam jurang resesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H