Tulang pasahat ulos tintin marangkup/siungkap hombung
Sebagaimana telah diuraikan pada poin "Tulang paborhat laho mangoli" , apabila saat itu boru ni Tulang tidak ada yang tepat untuk dipersunting maka Tulang merestui berenya kawin dengan perempuan lain karena anak perempuan (baca: boru) nya tidak ada yang tepat dan cocok untuk dijadikan kepada berenya saat itu.
Ketika si bere melangsungkan pesta perkawinan (baca: mangadati/marunjuk/ manggarar sulang-sulang ni pahompu dohot ulaon na gok) maka tulang memberikan ulos Tintin Marangkup / Siungkap Hombung.
Pemberian ulos Tintin Marangkup/Siungkap Hombung pada Batak-Toba apabila si bere kawin (baca" mangalap boru) dengan perempuan lain. Sedangkan apabila kawin dengan boru tulang kandung (baca: tulang sitoho-toho) maka pemberian ulos Tintin Marangkup/Siungkap Hombung tidak ada. Sebab tulang sekaligus menjadi mertua setelah mempersunting paribannya sendiri.
Tulang pasahat saput
Salah satu hal pasti di dunia ini adalah semua manusia pasti akan meninggal, tetapi tak seorang pun manusia di atas dunia ini mampu menentukan kapan dirinya meninggal dunia sebab hal itu merupakan otoritas mutlak absolut Tuhan Yang Maha Kuasa. Â
Menurut adat Batak-Toba bila bere laki-laki meninggal dunia maka Tulang akan memberikan Ulos Saput . Pemberian Ulos Saput dari tulang kepada berenya menunjukkan bahwa tulang memberikan kewajiban adat terakhir kepada bere tersebut selama hidupnya di atas dunia ini. Ulos Saput adalah kewajiban adat budaya Batak-Toba dari seorang tulang terhadap berenya. Â
Ketika seorang laki-laki (baca: bere) meninggal, tulang berkewajiban memberikan (baca: pasahat) Ulos Saput, Â Sehingga kedudukan tulang pada Batak-Toba amat sangat strategis serta tidak boleh diabaikan.
Tulang manampin saring-saring / holi
Mengangkat tulang-belulang orang tua, leluhur selanjutnya dimasukkan ke dalam Tambak atau Simin/Tugu adalah salah satu jenis ulaon adat Batak-Toba yang dinamakan ulaon adat Mangongkal Holi / Saring-saring .
Pada ulaon adat Mangongkal Holi / Saring-saring Peran dan fungsi Tulang sangatlah penting . Dan ini merupakan hak dan kewajiban serta keharusan hukum adat sebab bila tulang-belulang orang tua laki-laki diangkat (baca: diongkal) tanpa dilihat, disaksikan, ditampung (baca: ditampin) oleh Tulangnya maka hal itu disebut mencuri (baca: manangko). Karena itu, kehadiran Tulang manampin holi/saring-saring pada saat mangongkal holi/saring-saring merupakan hukum wajib agar prosesi mengangkat tulang-belulang tidak dikategorikan mencuri (baca: manangko) sesuai hukum adat.
Oleh karena itu, peran dan fungsi Tulang pada ulaon adat mangongkal holi/saring-saring merupakan unsur paling utama yang tidak boleh diabaikan atau ditiadakan begitu saja. Sehingga amat keliru besar apabila seorang bere (baca: laki-laki) tidak menghormati atau memutus hubungan dengan Tulangnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi Tulang pada Adat Batak-Toba memiliki arti strategis terhadap bere sejak dari lahir (baca: manopak parsambubuan), melangkah ke jenjang perkawinan (baca: paborhat laho mangoli), pesta perkawinan (baca: pasahat ulos tintin marangkup/ungkap hombung), ketika meninggal dunia ( baca: pasahat ulos saput ) dan di saat mengangkat tulang-belulang ( baca: mangongkal holi/saring-saring ) menampung (baca: manampin) tulang-belulang (baca: holi/saring-saring) berenya.
Kekurang pahaman tentang peran dan fungsi Tulang terhadap bere sejak lahir hingga meninggal dunia menyebabkan kekeliruan pemahaman di dalam kehidupan sehari-hari. Hingga timbul kecenderungan mengutamakan mertua (baca: hula-hula) dibandingkan Tulang. Padahal peran dan fungsi Tulang jauh lebih besar dibandingkan dengan mertua hingga ada ungkapan mengatakan,"amak do rere, anak do ibebere" yang bermakna bahwa hubungan antara Tulang dengan Bere seperti hubungan bapak dengan anak. Tulang adalah labuhan pengaduan (baca: pangalualuan ni nipi) sehingga bila terjadi perselisihan antara na marhaha-maranggi  maka Tulang berperan sebagai timbangan yang adil terhadap seluruh bere bahkan ibebere . Bukan mertua (baca: hula-hula istri), sehingga amat keliru besar apabila tidak memahami dengan baik  peran dan fungsi Tulang pada Batak-Toba.
Pesan sponsor untuk tulang :
Walaupun peran tulang sangat luas , tulang tidak boleh otoriter kepada bere  , karena tulang adalah bapaknya si Bere , dan Tulang harus bijak , parbahul bahul nabolon paramak naso sibalunon dan bisa membuktikan dijolo Tulang gabe raja siaduon , dipudi gabe raja sipaimaon , ditonga tonga gabe raja sihaliangon dan tetap memberi contoh yang terbaik untuk berenya .