Mohon tunggu...
Nikolas Fernandez
Nikolas Fernandez Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Pelajar yang menyukai teknologi, namun tetap memandang alam. Perantau dari daerah untuk membangun Indonesia. #FromForByIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sadar Bencana dengan Radio: Mengapa Radio?

5 Juli 2017   11:48 Diperbarui: 5 Juli 2017   12:26 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadar Bencana dengan Radio: Mengapa Harus Radio? (dokumentasi pribadi)

Pendengar mungkin akan lebih merasakan suasana yang ada di sandiwara itu. Itulah yang disebut kehangatan. Oleh karena efek suara, paduan kata-kata, musik, latar, dan berbagai hal lainnya dapat mempengaruhi suasana pendengar. Ini akan benar-benar berpengaruh kepada bagaimana pendengar menerima maksud dari sandiwara dan juga pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh BNPB. Satu lagi poin untuk radio, dan menjadi poin tertinggi.

---

Masyarakat Indonesia yang sadar akan bencana hanya mencapai angka sekitar 32%, BNPB terus mencoba mengadakan sosialisasi tentang kesadaran bencana. Asmara di Tengah Bencana adalah sandiwara yang disiarkan di berbagai stasiun di Indonesia untuk memberikan hiburan sekaligus sosialisasi dan edukasi kepada pendengar. Dengan 43 juta pendengar, BNPB kembali menyiarkan ADB episode kedua di tahun ini. Sebuah strategi yang unik dengan menyelipkan sosialisasi dan edukasi dalam satu hiburan menjadi salah satu nilai tambah yang dilakukan oleh BNPB.

Semoga saja, denga adanya episode kedua dari Asmara di Tengah Bencana ini jumlah masyarakat yang sadar akan bencana yang selalu mengancam di sekitar mereka semakin bertambah. Hari gini masih nggaksada dengan bencana sekitar? Apa kata dunia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun