Mohon tunggu...
Nikolas Fernandez
Nikolas Fernandez Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Pelajar yang menyukai teknologi, namun tetap memandang alam. Perantau dari daerah untuk membangun Indonesia. #FromForByIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Saudara

23 Maret 2017   14:10 Diperbarui: 23 Maret 2017   22:00 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Nilai-nilaiku mulai naik lagi. Setelah aku mencoba untuk menikmati segala siksaan, nilai-nilai pelajaranku, khususnya matematika mulai naik lagi. Walaupun hanya sedikit, namun setidaknya aku sedikit dapat memberitahu teman-temanku yang disana, bahwa inilah kemampuanku, walaupun masih sangat kurang.

            Papaku selalu memberikanku motivasi, apalagi saat melihat nilai-nilaiku mulai naik lagi. Ia selalu membenarkan perkataannya sebelumnya. “Benar bukan? Jika kamu menikmatinya, kamu pasti bisa berbaur dan bisa balik seperti dulu lagi,” itulah yang selalu papaku bilang.

            Teman-temanku yang selalu menghinaku mulai bisa menerimaku. Entah karena memang ingin memanfaatkanku atau bagaimana, namun setidaknya aku dapat merasa diterima. Hinaan yang mereka lontarkan semakin lama semakin sedikit. Melihat progres nilai mata pelajaranku yang selalu meningkat, mereka selalu memintaku untuk membantu.

            Namun, ya dibalik banyak orang yang baik, selalu ada orang yang sok baik bahkan tetap menjadi buruk. Itulah yang terjadi padaku. Teman-temanku yang dulu suka menggangguku beberapa masih sering menggangguku, beberapa berubah menjadi lebih baik. Namun yang paling sering menggangguku adalah temanku yang bernama Dita atau biasanya ia memanggil dirinya Dita’k. Ya, namanya memang seperti nama anak perempuan, namun kelakuannya jauh dari kata manis.

            Walaupun begitu, Budi selalu membuatku kembali berdiri setelah dijatuhkan oleh banyak hinaan yang diberikan oleh Dita. Itulah yang selalu membuatku merasa layak ada disini. Hingga aku mendengar satu hal yang membuatku sangat merasa dapat bertahan disini.

            “Bud, kok kamu selalu mau membantu saya? Padahal seperti yang kamu ketahui, jika kamu membantu saya, kamu juga akan diganggu oleh Dita,” kataku.

            “Ya, itulah gunanya teman. Eh, bukan kamu bukan teman saya, kamu kan saudara saya,” katanya.

            Aku terdiam. Mendengar itu, aku langsung merasa benar-benar merasa diterima. Inikah rasanya memiliki saudara yang sebenarnya? Aku tidak pernah memiliki saudara kandung, namun sekarang Tuhan memberikanku saudara beda orang tua yang terasa dekat denganku. Saudara bukan hanya soal orang yang memiliki ‘darah’ yang sama.

            Setiap hari aku selalu bermain, berbagi, dan melakukan banyak hal bersama Budi dan juga kelompoknya. Ya, kami bukan hanya berdua saja, melainkan berkelompok. Namun, seperti yang dikatakan teman-temanku, bahwa aku dan Budi yang paling dekat dibandingkan dengan satu orang dengan yang lain di kelompok kami. Saudara, bukan?

            Entah kebetulan atau apa, aku selalu didekat Budi dalam hal apa saja. Contohnya saja saat sepuluh besar siswa dengan nilai tertinggi di ulangan semester kemarin diumumkan, aku berada di nomor 1 dan Budi berada di nomor 2. Contoh lain adalah saat kami liburan semester lalu. Aku kembali ke Lombok, dan ternyata saat aku bermain ke salah satu pantai di sana, aku bertemu dengan Budi. Katanya sih karena memang keluarganya penasaran dengan Lombok dan mengajaknya pergi liburan. Aneh memang, namun mungkin kami memiliki sesuatu yang disebut ‘ikatan’ oleh orang lain.

[][][]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun