Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy membuat sebuah keputusan yang fenomenal. Keputusan ini adalah dengan “menghapus” ujian nasional.
Sejak dilaksanakannya ujian nasional pertama, pada tahun 2005 berdasarkan UU no 20 tahun 2005 ujian nasional telah mengalami berbagai pro dan kontra. Salah satu yang paling kontras adalah munculnya macam-macam kecurangan yang terjadi. Mulai dari penjualan kunci jawaban, mencontek, bahkan ada yang menggunakan orang pengganti untuk melaksanakan ujian nasional.
Namun, hal negatif itu bukan semata mata merupakan bentuk kecurangan yang berasal dari inisiatif siswa. Sebagian besar siswa yang berbuat curang, memang memiliki “kecerdasan dibawah rata-rata”, sehingga mereka terpaksa untuk berbuat demikian.
Tetapi, dibalik hal negatif, pastilah ada hal positif yang tersimpan. Salah satunya adalah siswa menjadi giat les dan belajar. Karena seringnya belajar, seringkali siswa menjadi hafal diluar kepala. Ini membantu siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya.
Tapi bagaimana nasib para siswa kini akibat ujian nasional dihapuskan? Tentunya juga membawa dampak baik dan buruk. Dampak baiknya adalah siswa tidak akan terbebani dengan ujian nasional, yang sampai saat sebelum dihapuskan menjadi penentu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa juga akan lebih leluasa untuk mendalami mata pelajaran lain selain mata pelajaran yang diacukan di ujian nasional.
Ada juga dampak buruk dari penghapusan ujian nasional. Beberapa diantaranya adalah, siswa menjadi kurang intens dalam belajar, yang akan mengakibatkan daya berpikir siswa menjadi kurang maksimal. Selain itu, akan semakin jarang siswa yang mengambil les mata pelajaran yang dianut ujian nasional, karena dianggap mata pelajaran tersebut sudah tidak begitu menentukan nasib mereka di jenjang yang lebih tinggi
Sekarang, menurut anda apakah penghapusan ujian nasional merupakan sebuah keputusan yang efektif, ataukah justru keputusan ini akan membuat standar pendidikan di indonesia menjadi semakin mundur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H